Selama Senja, Kita Bertemu (Part I); Kamu adalah Senja yang Aku Nantikan Wahai Sang Jingga

Bagiku sanggupkah kau datang kembali dan tidak membuat luka yang sama?


"Aku menantimu dalam fatamorgana senja. Aku berada di dalam sebuah penantian, namun tak kunjung aku dapatkan. Kini saatnya kamu harus tahu bahwa aku ingin menjumpai dirimu di sepanjang jalan dan gelapnya malam. Karena kesunyian ini membunuhku".


Advertisement

Setiap datangnya senja disetiap hariku, aku merasakan bahwa aku di dalam sebuah keraguan yang mendalam. Menyusuri setiap jalan dengan kehampaan dan dinginnya angin malam yang berhembus dan merubuhkanku dalam kesendiriian. Setiap waktu yang aku lewati nampak seperti sebuah kain yang menggantung pada juntaian tali itu.

Tak sempat aku mencari seorang untuk mengayomiku, namun apakah ini adalah sebuah pertanda bahwa Tuhan tidak membiarkan setiap umatnya untuk hidup dalam kesendirian. Saat itu adalah saat yang aku tunggu namun, tetap saja aku masih memiliki keraguan yang sangat kuat dalam diriku. Seseorang mendatangiku dan selalu mencoba menghubungiku berulang-ulang kali. Hari demi hari telah berlalu. Bahkan ini sudah menginjak tahun kedua kamu terus mencoba mengubungiku. Kamu adalah senja yang ku nanti wahai sang jingga.

Tepat pada awal tahun ketiga aku mencoba untuk memberanikan diri untuk membalas setiap pesanmu. Kala itu kamu menyapaku dan saat itu aku dalam masalah terbesar, karena aku tak tahu mengapa aku harus melakukan hal ini. Ini terdengar sangat asing dan aneh, karena aku harus mencoba membuka hati dengan lapang. Selalu terbayang-bayang akan masa lalu. Kali ini aku benar-benar mengikhlaskan segala masa laluku. Dulu aku membiarkan dia tetap ada walau sudah bertahun-tahun. Maaf. Tapi aku bukan ingin menyimpanmu dalam memoriku dan menyisihkan perasaan. Bekas luka yang kamu tinggalkan begitu menyayatkan dan membekukan hati ini. Sehingga aku tak mampu mempercayai segala hal baik yang datang padaku. Saat kudengar ada pesan yang datang padaku. Namun kini aku telah temukan di mana hatiku harus berlabuh. Dia selalu menunggu setiap balasan pesan yang ku kirim.

(Kala pesan dalam "hangout" berdering)

Advertisement


Mazhi :Hallo.

Marcella : Hallo.

Advertisement

Mazhi : Thank you for replaying my message. I have been waiting for you to replay my message. It's a long time. And i am really pleased to heard that from you.

Marcella : With my pleasure!


Saat itu entah mengapa perasaannku sangat senang dan jantungku berdetum dengan kencangnya, bak angin topan menguasai seluruh hamparan tanah. Mungkin perasaan yang telah hilang lama selama ini mulai terjalin. Bahwa aku telah menerima segala hal baik datang kepadaku. Begitu sopannya dia merangkai kata demi kata, bait demi bait. Sampai pada saatnya aku percaya, bahwa masih ada hal yang baik yang datang setiap waktunya padaku. Yah, karena aku hanya sering terpikirkan (terlintas) rasa ketakutan hal yang sama dan yang lalu akan terulang serta akan datang kembali padaku. Namun penilaiannku salah. Forgive me, that's my bad.

Entah harus bagaimana aku bersikap kepadanya. Namun aku menata ulang kembali perasaan yang telah hancur berkeping-keping, sayap yang rapuh tak mungkin aku dapat menebaskan kembali. Aku harus bermetamorfosis terlebih dahulu. Kini hari-hariku selalu dalam penantian panjang. Demikian tahun ketiga telah terlewati. Hari-hari ada saja yang membuatku merasa penasaran tentangnya. Waktu yang telah ku lewati sangatlah panjang, hingga pada saat itu aku mengucapkan kepadanya bahwa jika kesempatan itu adalah milikmu dan milikku akan ada waktu di mana kita akan bertemu dalam setiap malam tanpa ada bayang-bayang menghalangi.

Aku berfikir jika dia adalah belahan jiwa yang Tuhan simpan untukku maka akan ada saatnya kita bertemu. Meskipun kita berada didua dunia yang berbeda. Ini bukanlah sebuah masalah bagiku. Bagiku sanggupkah kau datang kembali dan tidak membuat luka yang sama? Sungguh perjalanan ini tidak mudah aku lewati. Apakah ini akan menjadi hal yang semu dan akan bias selamanya? Namun, di antara bintang-bintang malam itu berbisik padaku,


"Hingga pada saatnya bunga-bunga itu akan bermekaran dan menebarkan kebahagiaan pada siapa saja yang memetik dan menyimpannya. Begitu pun denganmu. Waktu yang akan mengiringmu dan menghapuskan segala lukamu. Janji Tuhan itu pasti".


Terima kasih bintang, engkau selalu memberikanku ketenangan disetiap aku berseteru dengan rasa kegundahan. Ketika aku berjalan dikeheningan malam yang dingin, kudapati sebuah pesan darimu. Oh bahagianya, setelah lama kunanti kau akhirnya datang kembali kepadaku.


Mazhi : Hi! Apa kabarmu? Di manakah kau berada? Beberapa hari ini aku berfikir tentangmu. Bisakah kamu membalas pesannku, walau hanya satu kata?

Marcella : Hi. Kabarku baik (membalas dipenuhi genangan airmata). Terima kasih telah datang kembali padaku.


Sontak ini membuatkku gugup. Sebenarnya aku tak ingin berharap bahwa dia mencariku mengikuti angin yang berhembus. Namun, ternyata benar jika saatnya tiba. Jiwa yang hilang akan kutemukan kembali. Hari-hariku selalu diisi olehnya. Membuatku selalu tersenyum ketika kudapati pesannya. Semangatnya begitu besar. Semangatnya menggebu-gebu. Mimpinya adaalah mimpiku.


Mazhi: Marcella, apakah kita bisa bertemu? Jarak tak akan menghalangiku untuk bertemu denganmu. Sejauh apapun akan ku tempuh. Walau kita hanya bertemu satu detik? Satu detik sangatlah berharga bagiku, karena aku bisa menjumpaimu. Aku ingin menjumpai dirimu, empat tahun sudah cukup bagiku untuk berpikir. Sudah saatnya aku memutuskan untuk memberikan jawabanmu. Apapun jawabmu akan kuterima. Terima kasih.


Hari demi hari, waktuku telah habis untuk berpikir menentukan jawaban yang harus aku berikan. Aku memberikan kesempatan baginya dan bagiku.


Marcella : Hallo, Selamat malam. Maafkan aku baru bisa menjawab pertanyaanmu. Sudi kiranya kamu membaca pesanku. Aku menyetujui permintaannmu. Mari kita bertemu di suatu kota sehingga kita bisa tahu satu sama lain. Jika kamu menyetujuinya. Aku akan memberikanmu pilihan dimana kita akan bertemu.

Mazhi : Terima kasih atas pesan yang telah kamu kirimkan. Ini adalah berita bahagia yang aku dapat. Mari kita setujui dimana kita akan bertemu dan kapan kita akan bertemu. Beritahu aku.

Marcella : Baiklah (dengan wajah yang sumringah), aku memiliki dua pilihan antara Prancis atau Yunani. Katakan padaku yang mana yang akan kamu pilih. Kita akan bertemu di bulan Agustus pada tanggal 18-22.

Mazhi : Bulan Agustus? Baiklah kita akan bertemu di Prancis. Terima kasih atas kesempatan yang kamu berikan untukku.

Marcella : See you soon (Tutup pembicaraanku).


- To be continued

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cats lover. Sukanya Travelling, Sukanya menyendiri sometimes suka jadi Introvert, sometimes bisa jadi melankolis, sukanya renang-renang kayak kecebong, lebih suka Nature daripada Molleh.. Absurd, Freak, Tapi gw asyik orangnya.

CLOSE