Self Reminder Itu Sebenarnya Baik Nggak Sih Buat Kita?

Toxicnya Self Reminder

Self Reminder bisa dikatakan sebagai pengingat untuk diri sendiri, menjadi sesuatu hal yang bersifat inspiratif, bahasa kerennya motivasi. Tapi, kenapa ya self reminder itu sendiri tidak bekerja maksimal di kehidupan saya? Seperti hanya menjadi pengingat, iya pengingat, pengingat yang sementara.

Advertisement

Saya ingin sedikit sharing tentang cerita real saya mengenai self reminder, bagaimana self reminder sendiri malah membuat saya terjebak di dalamnya. Eitss, tapi bukan salah self reminder-nya ya, hehe.

Saya seseorang yang suka atau gemar sekali mencari kata-kata bijak dan kalimat inspiratif lainnya. Sebagai contoh,


A BAD DAY DOESN’T EQUAL A BAD LIFE


Advertisement

Pasti pada membatin dan bingung, apa sih artinya? Mau membaca harus mikir dulu. Artinya, tuh, hari yang buruk tidak setara dengan hidup yang buruk. Iya maksudnya hari buruk hanya hari itu saja atau hanya sekali itu saja, tidak selamanya.

Positifnya quotes di atas mengajarkan bahwa jangan larut dalam hari buruk terlalu lama bukan? Masih banyak hari baik yang mau dilewati. Duh, saya sudah terlihat seperti mbak Najwa Shihab belum?

Advertisement

Tetapi ternyata quotes di atas tidak bekerja maksimal di saya, hanya sekedar singgah saja, tidak menetap, hanya menjadi penenang sesaat seperti doi.

Saya menjadi ketagihan untuk selalu mencari quotes tersebut saat mood saya sedang tidak baik, padahal lingkunganya baik. Saya menjadi orang yang suka membenarkan hal-hal buruk yang saya perbuat. Jangan ditiru ya kawan.

Sebagai contoh saja, saya suka main, suka jajan, suka shopping, membeli skincare, hingga membeli benda-benda lucu yang tidak berguna. Saya melakukannya dengan tanpa beban. Dengan berlandaskan, gapapa boros sekali ini saja, salah satu bentuk self reward karena sudah kuat menjalani kehidupan yang fana ini. Awalnya baik sih,eh keterusan.

Ada juga nih sesuatu yang lain, kalian pasti suka banget kan sama namanya liburan? Di mana isinya bersenang senang seperti hidup tanpa masalah? Tanpa beban? Canda beban. Intinya hanya senang, bahagia, gembira, dan ceria saja. Sudah tidak mengenal stres.

Saya juga sangat suka liburan. Sudah liburan di hari libur, tanpa tugas dan PR lagi. Kenikmatan yang haqiqi.Tapi, lagi-lagi saya menyalahkan hal-hal seperti itu yang awalnya positif menjadi sedikit negatif. Dengan alasan yang hampir sama, yaitu egois berkedok self-healing.

Pikiran saya saat itu mengacu pada banyakin liburan biar ga stres, sama aja ternyata, banyak liburan tapi tugas belum selesai, sama saja bohong ya.

Apalagi kalau membahas tentang enaknya tiduran, sudah tidak asing lagi dengan tiduran yang nama kerennya menjadi rebahan.

Rebahan merupakan sebuah kegiatan tidak ngapa ngapain di atas kasur yang empuk dan hangat ini, sudah menjadi konsumsi publik bahwa sebagian besar orang sangat gemar rebahan. Jika sudah dengan kasur rasanya nikmat sekali, cuma kasur yang sudah dirawat seperti anak sendiri.

Kalian setuju nggak? Kalau kasur tuh salah satu nina bobo terbaik menurut saya. Bagaimana tidak, ketika saya pusing dengan tugas dan yang lainnya, saya tiduran di kasur untuk menenangkan pikir, eh setelah 5 menit bablas, tau-tau sudah 2 jam saja.

Saya juga tidak pernah menyesal dengan sifat buruk saya yang suka liburan. Bukan tanpa sebab, karena mager atau malas berkedok me time mendoktrin diri saya.

Dengan pemikiran, Nikmatin aja. Toh ini salah satu bentuk me time saya, dengan tidak membuang banyak waktu, tidak membuang banyak uang, gratis, bisa dilakukan setiap hari, kapanpun, dan dimanapun saya mau.

Jadi, nikmati sajalah sepuasnya. Dengan me time kebanyakan membuat tugas tambah banyak, tambah menumpuk, dan ujungnya pakai sistem SKS. Pasti sudah tidak asing lagi dengan sistem sks. Siapa sih yang ga pernah pakai sistem ini? Sistem yang sangat wajar digunakan banyak siswa.

Mungkin untuk sebagian siswa, sistem sks sangat membantu, kita tidak pernah tau bentuk nyamanya siswa kan. Tetapi, saya tidak sesuai dengan sistem sks ini, alhasil yang penting ngerjain terus dikumpulkan, dan saya tidak memaksimalkan jawaban dari tugas tugas tersebut.

Dari sedikit kisah yang saya bagikan tersebut, saya menjadi sadar dan mulai memahami bahwa apapun yang berlebihan itu tidak baik. Sesuai porsinya masing-masing, sewajarnya saja, secukupnya saja, kalau kurang nambah dikit jangan terlalu banyak.

Sehingga bentuk dari self reminder itu sebenarnya sangat baik. Hanya saja, saya yang salah mengartikannya. Saya yang sengaja menyimpangkan self reminder ini untuk keperluan saya dan untuk kepuasan saya sendiri.

Semoga apa yang saya bagikan kepada kalian semua bisa bermanfaat dan menjadi teguran bahwa cerita cerita berkedok saya tidak untuk ditiru. Semangat berproses dan selamat kalian hebat sampai sejauh ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE