Sepucuk Surat Cinta Untuk Ibu Negara Tercinta

Hallo, Bu.

Advertisement

Bu…

Mungkin ini adalah kali pertama aku menulis surat untukmu. Izinkan aku merangkai kata demi kata untukmu.

Bu, mungkin surat ini tak akan cukup membalas semua jasa baikmu. Namun Bu, aku berharap rangakain kata ini dapat membuat engkau mengerti betapa aku sungguh amat menyayangimu.

Advertisement


Aku, putri sulungmu.


Advertisement

Bu, kita memang kerap kali tidak sependapat.

Bu, kita kerap tidak sepikiran.

Bu, kita kerap kali berbeda dalam berbagai hal.

Tapi kita juga memiliki beberapa kesamaan.

Sama-sama apik.

Sama-sama tidak suka kotor.

Sama-sama suka memasak.

Sama-sama suka berhias dan lain sebagainya.

Bu, mendengar engkau merapalkan doa-doa untukku adalah sebuah bahagia yang mampu menumpahkan bulir demi bulir air mata.

Engkau yang kerap kali tetap overprotektif meski putrimu ini telah tumbuh jadi gadis remaja beranjak dewasa adalah sebuah bahagia yang diakui kerap kali membuat kesal.

Bu, engkau adalah yang tidak pernah merasa sungkan mengingatkan kala aku berada dalam kesesatan. Nasihat-nasihatmu masih melekat dalam ingatan, nasihat-nasihatmu adalah pengingat dikala nyaris putus asa.

Bu,

Aku memang tidak pernah mengungkap cinta,

Aku memang tidak pernah menyampaikan kasih,

Aku memang tidak pernah melontarkan kata-kata sayang,

Tapi, Bu…

Jauh dalam lubuk hati aku sungguh mencintaimu

Jauh dalam nurani aku mengasihimu

Jauh didalam hati kecil tersimpang sayang, teramat sayang untukmu.

Aku menyayangimu karena Allah, Bu.

Mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Tak banyak bicara, tapi aku selalu merapalkan doa-doa terbaik untukmu.

Saat ini aku memang masih jauh dari sempurna, masih banyak kurangku.

Bu, aku sadar, aku tahu jika tanpa sadar kerap kali melukai hatimu dengan hal-hal kecil. Seperti tidak memakan masakan buatanmu dengan alasan sudah telat, lupa mengecup tanganmu karena terburu-terburu dengan alasan klasik dikejar waktu. Tapi Bu, aku sungguh menyayangimu.

Aku memang berbeda dari kebanyakan anak diluar sana, karena aku tak suka mengungkap rasa sayang dan kasihku. Bu, tapi itu bukan karena aku tidak sayang, hanya saja aku memiliki cara berbeda.

Bu, banyak pelajaran yang diam-diam aku ambil darimu. Engkau guru terbaik dalam hidup, karena engkau memiliki cara berbeda dalam mendidik anak-anakmu.

Kasihmu sungguh besar untuk anak-anakmu, kasihmu sungguh luar biasa, aku tahu itu karena aku sungguh merasakannya Bu.

Engkau adalah yang benar-benar tidak pernah meninggalkan kala aku berada dalam keterpurukan.

Apapun keadaanku, baik atau buruk, bahagia atau menangis, sedih atau tertawa engkau selalu ada. Engkau adalah yang tidak pernah meragukan kemampuanku. Kala semua orang memandang ragu, tatapan matamu mengambarkan keyakinan jika anakmu ini bisa.

Engkau selalu berada dalam barisan terdepan dalam membela anak-anakmu. Engkau tidak pernah lelah membersamai anak-anakmu dalam menggapai mimpi.

Keyakinanmu akan keberhasilan kami adalah yang membuat kami tetap melangkah. Engkau adalah orang pertama yang selalu ingin aku beritahu jika berjumpa dengan sukses.

Bu, aku berjanji.

Berjanji akan selalu tetap kuat karena engkau,

Berjanji tidak akan pernah mengenal kata putus asa,

Berjanji akan selalu mengingat nasehat-nasehatmu,

Berjanji akan tetap berusaha menggapai mimpi karena aku tahu doamu selalu bersamaku,

Berjanji akan selalu mengingat Allah dalam hati, dan berpegang teguh pada agama.

Terima kasih, Bu.

Atas segala kasih.

Atas segala cinta.

Atas segala sayang.

Atas segala pengorbanan.

Atas segala kepercayaan.

Atas segala doa-doa yang tidak mengenal kata henti.

Atas kasih yang tidak pernah mengenal tanggal merah.

Atas cinta yang tidak pernah mengenal libur.

Maafkan aku, Bu.

Maaf karena kerap membantah titahmu,

Maaf karena kerap membuatmu kesal,

Maaf atas segala salah Maaf atas segala luka,


Bu, aku menyayangimu.


Bu, aku janji akan jadi seperti apa yang kamu inginkan.

Gurat bahagia diwajahmu adalah suntikan semangat bagiku Nasihatmu adalah pengingat untukku Kepercayaanmu akan keberhasilanku adalah motivasi terbesar dalam hidup.

Ttd.

Anak Sulungmu,

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Writer • Blogger • Penjelajah • Mahasiswi • Faculty Of Law // Biasa di panggil Lisa atau Ica, suka sebel kalau di panggil Risa atau Nisa. Gadis biasa perpaduan Jawa-Sulawesi. Gadis biasa dengan segudang mimpi tak biasa. // #SukaBacaDoyanNulis #SukaJajanDoyanMakan #SukaJalanDoyanMinggat // Email: lisaevasartika30@gmail.com (Office) // KataLisa ? (1) https://galerikatalisa.wordpress.com (2) https://goresanpenalisa.wordpress.com (3) Wattpad: @Klisaevasarttika (Alana, Now Showing.)

CLOSE