Sercercah Harapan Acha

Harapan itu kian sirna di mata Acha, sudah banyak kekecewaan yang diterima Acha bahkan ia sendiri sudah tak mempercayai dirinya sendiri. Ingin bercerita berkeluh kesah, namun ia tau tak semua orang mau memahami dan mau meampung cerita Acha yang teramat sangat banyak dan membosankan.

Acha bahkan sudah tak tau apakah ia bisa menemukan orang yang tepat unruk pendamping hidupnya, ia sudah berkali-kali menelan kekecewaan, kepahitan hidup dan selalu di bandingkan.

Tak banyak yang mengetahui kisah Acha, ia menutup rapat-rapat.

Suatu ketika, ia tak sengaja menjawab dan saling berkirim pesan lewat direct message instagram dengan laki-laki bernama zidan. Zidan sangat menarik buat Acha, terasa sangat dekat dengannya. Tak lama kemudian Acha dan Zidan bertemu, sebelumnya Acha sangat sedih dan sudah tidak ada harapan lagi.Ia merasa sudah membaik.

"Chaa… aku tau ini memang berat buat kamu, aku harap kamu enggak sedih lagi yaaa… Kamu bisa melewati ini semua" pesan zidan

Acha mulai mengerutkan keningnya dengan wajah kebingungan, terkadang ia enggak bisa percaya kalau ia bisa. Karena zidan ia teringat kalau kita pernah bahkan bahkan berkali-kali bukan berarti kita kalah. Nantinya kita akan menemui kesuskesan

Sesampainya dirumah, ia menceritakan sama mamanya. "Mama… kak zidan baik banget ya sama aku. Aku seneng kenal kak zidan, mama besok aku mau perawatan facial lagi" seru Acha pada mamanya dengan penuh semangat. Mama Acha sangat bahagia, karena Acha bisa tersenyum dan bahagia lagi… Sebelumnya hanya sedih dan kekecewaan yang dirasakan Acha, bakan mama dan papa Acha hanya bisa berserah.

Terlebih kekecewaan Acha pada seseorang yang pernah teramat Acha sayangi, Acha hanya bisa merenungi semua yang terjadi. Sampai lupa makan, me time yang biasa Acha lakukan, ia bahkan melupakan style gaya yang selalu ia nomor satukan, ia tampil acak-acak an tidak sinkron.

Banyak orang yang meyayangi Acha sesekali mengingatkan agar Acha tak selalu terpaku dengan keadaan yang ia rasa. "Aku tau ma… Aku belum bisa menjadi apa yang mama minta. Aku harap nanti aku bisa membuat mama bahagia dengan kelulusan sarjana aku. Banyak kegagalan yang aku rasakan ma, kekecewaan dan diremehkan. Mungkin belum waktunya aku merasakan kebahagiaan bersama pacar ma. Aku pengen suatu sata dapat suami yang setia, sayang sama aku, mau menerima keadaan kita ma, tanggung jawab dan selalu support aku ma" Pesan Acha pada mamanya penuh harap. "Iya Cha.. Aamiin… Mama dan papa sangat ingin kamu bisa bahagia lagi, udah yang lalu biarlah berlalu. Semangat sayang" harap mama pada Acha dengan memeluknya erat.

Kak zidan selalu ada buat Acha, ia mewarnai hari-hari Acha dengan penuh semangat. "Dek.. besok kan kamu wisuda, kakak boleh dateng?"

"boleh dong kak, dateng aja…" seru Acha penuh semangat

Ternyata Acha sanggup melewati itu semua dengan hati yang tenang, mampu menerima dan bertahan hingga ia lulus sarjana. Kedua orang tua Acha sangat bangga karena Acha bisa lulus dengan cumlaude dan ia mengikuti program magang dengan nilai A dan mendapatkan banyak penghargaan atas karya cerpen Acha, loma yang Acha ikuti dan Juara Pemilihan Duta. Mereka memeluk Acha dengan penuh haru. Impian Acha terwujud, bahkan lebih dari yang ia duga, karena kak zidan, Acha bisa berjuang sejauh ini. "Terimakasih ya kak zidan, kak aku seneng kenal kaka, walau kita belum terlalu kenal dan aku nyaman sama kakak" kata acha dengan tatapan bahagia. "Iya dek Acha… apa sih yang engga buat kamu. Oh iya, ini kakak bawa hadiah buat kamu"

"wah apa tuh kak zidan??" "Inii cincin lamaran dek Acha, buat kamu. Kakak seneng kenal kamu dan kakak mau hubungan kita lanjut dek"

"Kakak serius???" tanya acha

"Iyaaa dek"

Seetelah itu merekapun lamaran, tak lama kemudian mereka menikah dan hidup bahagia.