#DiIndonesiaAja-Selain Terkenal dengan Kota Pempek, Palembang juga Memiliki Tempat Wisata yang Melambangkan Kisah Cinta Abadi, lho. Wajib Mampir ke Pulo Kemaro!

Tempat Wisata di Palembang, Kisah Cinta, Pulo Kemaro

Jika mendengar kata "Palembang" pasti yang ada dipikiran kamu adalah pempek bukan? Siapa yang tidak mengenal makanan tradisional Palembang yang satu ini, makanan yang berbahan dasar ikan ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga, selain itu cita rasanya yang nikmat ditambah cuko pempek pasti membuat lidah mu bergoyang. Namun tahukah kamu selain makanan tradisional Pempek, ternyata kota tertua di Indonesia ini juga memiliki tempat wisata yang tersembunyi lho.

Advertisement

Yapss, Pulau Kemaro. Mungkin nama ini masih asing bagi kamu. Bagaimana tidak, pasalnya Pulau Kemaro letaknya sangat tersembunyi. Pulau Kemaro berada di tengah perairan Sungai Musi, nama Pulau Kemaro jika diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pulau Kemarau. Nama ini digunakan lantaran pulau ini tidak pernah kering sekalipun sungai sedang pasang, sehingga bila dilihat dari kejauhan pulau ini seperti mengapung diatas sungai.

Konon katanya pulau ini tercipta karena legenda kisah cinta Tam Bun An seorang saudagar dari Cina dan Siti Fatimah yang merupakan tuan putri dari Kerajaan Sriwijaya. Kisah cinta mereka dimulai ketika Tam Bun An datang ke bumi Sriwijaya untuk berdagang.

Kala itu, Tam Bun An dan para pekerjanya mengunjungi bumi Sriwijaya untuk berdagang, lalu ia pun datang menemui Raja Sriwijaya untuk meminta izin agar diperbolehkan berdagang di bumi Sriwijaya. Saat melihat seorang nan cantik jelita di istana, Tam Bun An pun jatuh hati kepadanya. Ternyata wanita yang berparas cantik itu adalah tuan putri Siti Fatimah. Tak perlu waktu lama bagi Tam Bun An dan Siti Fatimah untuk saling mengenal dan memutuskan untuk menikah.

Advertisement

Suatu hari, Tam Bun An datang menemui sang Raja untuk melamar putrinya yang tidak lain adalah Siti Fatimah. Sang Raja pun memberikan syarat, jika ingin menikahi tuan putri maka Tam Bun An harus memberikan sembilan guci yang berisi perhiasan sebagai mahar. Tam Bun An lalu mengirimkan pesan kepada keluarganya di Cina untuk mengirimkan sembilan guci berisi emas. Namun betapa terkejutnya ketika mendapati guci-guci tersebut di dermaga dan melihat isinya bukanlah emas melainkan sayuran yang sudah membusuk, dengan kesal Tam Bun An pun melemparkan guci tersebut ke Sungai Musi.

Saat ia akan melemparkan guci terakhir, ia melihat emas yang berkilauan dari dalam guci tersebut. Ternyata keluarganya mengirimkan sembilan guci emas sesuai permintaan Tam Bun An, hanya saja mereka menaruh sayuran diatas guci tersebut agar tidak dibajak oleh bajak laut. Tam Bun An pun merasa sangat bersalah, lalu ia terjun ke sungai musi untuk mengambil semua guci yang sudah ia buang. Mengetahui hal ini, Siti Fatimah sangat terkejut dan menyusul kekasihnya untuk ikut terjun ke sungai.

Advertisement

Sayangnya setelah beberapa waktu Tam Bun An dan Siti Fatimah beserta para dayangnya pun tak kunjung tiba. Hingga beberapa hari setelah kejadian tersebut mulailah terlihat setumpuk tanah di tempat kejadian, lama kelamaan tanah tersebut terus melebar hingga akhirnya terbentuklah sebuah Pulau. Pulau ini dinamakan Pulau Kemaro oleh penduduk setempat.

Biasanya Pulau Kemaro ramai pengunjung ketika perayaan Cap Go Meh. Pengunjung yang datang berasal dari berbagai penjuru negeri sampai negara tetangga seperti Singapura, Malaysia bahkan dari Cina. Ada juga warga Palembang yang berkunjung untuk sembahyang sekaligus menikmati keindahan Pulau ini. Pada perayaan Cap Go Me, Pulau Kemaro dihiasi lampion-lampion berwarna merah yang dipasang sepanjang jalan, sehingga menambah keindahan pulau.

Untuk memeriahkan perayaan, digelar beberapa pertunjukan seperti Barongsai, Wayang Potehi, Drama tradisional Cina, sampai pertunjukan musik Tionghoa pun digelar untuk menambah kemeriahan. Perayaan ini, merupakan tradisi yang sudah ada bertahun-tahun lamanya, bahkan konon katanya sudah ada sejak berdirinya klenteng di Pulau Kemaro.

Selain perayaan Cap Go Meh, ada juga beberapa icon yang menjadi daya tarik di pulau ini lho, seperti Pagoda yang indah dengan balutan budaya Tionghoa. Pagoda yang terdiri dari 9 lantai ini dibangun pada tahun 2006 dan merupakan bagian dari Klenteng Hok Tjing Rio atau dikenal dengan Klenteng “Kwan Im” yang dibangun pada tahun 1962.

Pagoda yang memiliki gaya arsitektur Tionghoa ini juga bisa dinaiki wisatawan sampai ke lantai tertinggi dan menikmati keindahan Pulau Kemaro dari ketinggian. Selain itu, kamu juga bisa menjelajahi pagoda ini untuk dijadikan spot berfoto karena bangunannya yang unik.

Jika kamu berjalan ke depan dari arah Klenteng “Kwan Im” kamu akan mendapati makam Tan Bun An dan Siti Fatimah yang menjadi legenda pulau ini. Terdapat pula batu yang menuliskan secercah kisah tentang Tan Bun An dan Siti Fatimah.

Tidak hanya itu, di sudut Pulau Kemaro terdapat Pohon Cinta yang melambangkan keabadian cinta Tam Bun An dan Siti Fatimah. Konon jika sepasang kekasih menuliskan namanya di sana maka cintanya akan abadi. Bagaimana tertarik datang ke sini dengan pasanganmu?

Pulau Kemaro berada di tengah Sungai Musi, kisaran berjarak 6 Km dari Jembatan Ampera. Perjalanan menyusuri Sungai Musi ke Pulau Kemaro membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Kamu akan menempuh perjalanan menggunakan kapal dari Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) ke Pulau Kemaro dengan ukuran kapal yang disesuaikan dengan kapasitas. Untuk menyewa kapal kamu hanya perlu merogoh kocek kisaran Rp50.000 sampai Rp70.000 saja lho. Selain kapal, kamu juga bisa menyewa perahu motor yang ada di Benteng Kuto Besak tepatnya di bawah Jembatan Ampera. Semuanya tinggal disesuaikan saja dengan kantongmu.

Bagaimana semakin tertarik berwisata ke Pulau Kemaro?

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE