#RemajaBicaraKespro-Kisah Menstruasi Pertama dan Siklus Ketidaktahuan tentang Menstruasi

Ketidaktahuan dan mitos mengenai menstruasi

Menstruasi pertama terjadi saat saya duduk di bangku kelas enam sekolah dasar. Ketika mengingat pengalaman itu, saya merasa geli sendiri. Saya tidak mengira kalau itu darah menstruasi karena di celana hanya terdapat bercak coklat.

Advertisement

Saya pun buru-buru melaporkan hal itu ke Mama. Mama segera memeriksa celana saya dan mengatakan kalau itu merupakan darah menstruasi. Setelah itu Mama memberi tahu tentang apa itu menstruasi, harus ganti pembalut seberapa banyak, dan harus menyiapkan pembalut untuk dibawa ke sekolah.

Mungkin tidak semua anak perempuan bisa berbagi cerita dengan ibu sendiri. Teman saya bernama Rina berusia 24 tahun mengatakan kalau setelah lima bulan baru menceritakan ke ibunya tentang ia sudah mendapatkan menstruasi. Saat itu teman saya duduk di sekolah dasar dan merasa ketakutan karena terdapat noda darah di celana dalamnya.

Anak perempuan masih menjadikan menstruasi sebagai momok bagi mereka. Padahal menstruasi seharusnya hal yang sangat wajar dan natural bagi seorang perempuan. Masih banyaknya ketidaktahuan dan mitos tentang menstruasi. Hal paling mendasar terkait kebersihan masih tidak diketahui, seperti harus mengganti setelah pemakaian 4-6 jam. Padahal kebersihan saat sedang menstruasi menjadi wajib. Jika tidak akan mengakibatkan masalah pada organ reproduksi.

Advertisement

Pengalaman saya semasa sekolah dasar adalah saya malas mengganti pembalut. Kondisi tersebut dikarenakan kondisi toilet sekolah yang kotor membuat saya enggan mengganti pembalut.

Mitos yang diwariskan

Advertisement

Pengetahuan pertama saya tentang menstruasi didapatkan dari Mama. Tetapi informasi selebihnya saya dapatkan dari teman-teman. Informasinya meliputi cara mengganti pembalut sampai makanan dan minuman yang harus dihindari selama menstruasi.


Teman-teman saya bilang: Jangan minum es nanti darah menstruasinya beku. Jangan minum soda nanti menstruasinya banyak. Jangan keramas, jangan potong kuku, jangan lari-lari. Pembalut harus dicuci sampai bersih, takutnya dijilat sama setan.


Mitos-mitos tersebut masih langgeng beredar di kalangan anak-anak perempuan yang baru mendapatkan menstruasi. Banyak hal-hal yang tidak didapatkan anak perempuan ketika mereka sebelum mendapatkan menstruasi pertamanya. Jangankan mengenai pembalut, menerangkan tentang menstruasi saja mereka nggak ngerti.

Edukasi mengenai menstruasi

Menstruasi di umur yang masih muda juga dapat berdampak terhadap rentannya kekerasan seksual. Bisa saja saat mereka bertanya mengenai menstruasi ke anggota keluarga atau orang yang dikenal, hal tersebut malah menjadi sebuah kesempatan bagi pelaku. Di usia yang dini, anak-anak belum mempunyai insting untuk menghadapi ancaman kekerasan seksual.

Perempuan setidaknya diajarkan untuk mengenali organ tubuhnya secara sederhama. Hal tersebut dilakukan agar dapat membantu menghentikan siklus ketidaktahuan mengenai menstruasi.

Jadilah support system ketika anak perempuan sedang mengalami menstruasi dengan menanyakan apa yang dirasakan. Support system bisa berasal dari rumah dan lingkungan sekitar. Edukasi seksual juga perlu dilakukan agar perempuan dapat menghadapi menstruasi pertamanya. Hal tersebut juga dapat menjadikan perempuan mencintai dan menerima kondisi tubuh mereka.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE