Skizofrenia dalam Film A Beautiful Mind, Mengubah Perspektif Masyarakat Terhadap Pengidap Mental Disorder

Bercerita tentang matematikawan pengidap skizofrenia berjuang melawan penyakitnya

A Beautiful Mind merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata seorang matematikawan asal Amerika Serikat bernama John Forbes Nash Jr. John adalah seorang peraih penghargaan nobel ekonomi untuk kontribusinya pada teori permainan, geometri diferensial, serta studi tentang persamaan diferensial parsial pada tahun 1994. Film bergenre psikologi garapan sutradara Ron Howard ini diadaptasi dari novel karangan Sylvia Nasar dengan judul yang sama.

Advertisement

John Forbes didiagnosa mengidap skizofrenia pada usia 31 tahun. Skizofrenia merupakan penyakit kejiwaan yang membuat pengidapnya mengalami halusinasi, delusi dan kekacuan dalam berpikir. Karena hal ini pula John mulai mengalami perubahan perilaku hingga membuatnya harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Sebelum didiagnosa mengalami gangguan skizofrenia dan dirawat di rumah sakit jiwa, John merupakan mahasiswa pascasarjana di Universitas Priceton. Dalam masa kuiahnya di Universitas Priceton, John mendapatkan teman satu kamar bernama Charles yang menjadi teman baiknya hingga John mendapatkan gelar Doktor. Walaupun sangat dekat dengan John, Charles hanyalah tokoh imajinasi John.

Karena prestasinya, John akhirnya dapat bekerja menjadi dosen di Universitas Massachusetts Institute of Technology (MIT). Saat mengajar disinilah John bertemu dengan Alicia, seorang mahasiswi yang kemudian menjadi istrinya.

Advertisement

Selain mengajar di Universitas MIT, John juga mendaoatkan tugas dari Pemerintah Amerika Serikat untuk membantu Departemen Pertahanan di Pentagon untuk memecahkan kode-kode rahasia lokasi bom atom milik Uni Soviet di Berlin. John bekerja dengan diawasi oleh William Parcher.

John menjalani pekerjaan rahasia tersebu selama satu tahun tanpa sepengetahuan istrinya. Dia berusaha menemukan kode rahasia dari berbagai surat kabar dan majalah. Setiap selesai dengan pekerjaanya tersebut, John harus mengirimkan hasilnya kepada pemerintah Amerika Serikat dengan cara meletakannya di sebuah kotak surat gedung tua yang untuk memasuki dan membuka kotaknya, harus menggunakan kode. Kode tersebut ditanamkan dengan chip di lengan John.

Advertisement

Semakin lama pekerjaan rahasia John ini semakin berbahaya. Suatu malam, William Parcher tiba-tiba menjemput John setelah John menyelesaikan pekerjaan rahasianya. Ternyata John sedang dikejar oleh orang-orang Rusia dengan senjata api. Aksi kejar-kejaran dan baku tembak di dalam mobil pun tak dapat terhindarkan. Untungnya William dapat mengatasi itu dan mengantarkan John dengan selamat ke rumah.

Karena tekanan dari pekerjaan rahasianya tersebut, John menjadi bertingkah sangat aneh karena selalu merasa diawasi oleh orang-orang Rusia. Alicia menjadi kebingungan dengan tingkah laku John.

Suatu hari John mendapat undangan ke Universitas Priceton sebagai pembicara tamu. Disana ia bertemu dengan Charles teman sekamarnya dulu dan keponakannya, Marcee. Saat menjelaskan John tidak fokus karena kedatangan orang-orang berjas yang dianggapnya sebagai agen rahasia Rusia. AKhirnya John berlari meninggalkan ruangan dengan dikejar oleh orang-orang tersebut.

Di luar, John bertemu dengan Dokter Rosen, Seorang Psikiater. John memukulnya karena menganggap beliau adalah agen rahasia Rusia juga. John berhasil ditangkap dan dibawa menggunakan mobil, anehnya semua orang di Universitas Priceton hanya melihat dan tidak membantunya, termasuk Charles.

Setelah sadar ternyata John sudah berada di rumah sakit jiwa. Dokter Rosend datang atas permintaan Alicia. John didiagnosa menderita skizofrenia. Semua hal tentang pekerjaannya di Pentagon dan agen rahasia Rusia hanyalah imajinasinya. Termasuk William Parcher hanyalah tokoh yang hidup dalam imajinasi John.

Untuk menangani penyakitnya, John disuktik insulin yang membuatny kejang-kejang dan dilakukan lima kali dalam seminggu. Setelah mendapatkan perawatan John akhirnya tidak lagi mendapat gangguan halusinasi. Namun karena John tidak meminum obatnya karena dianggap menganggu kemampuannya berpikir, halusinasinya muncul kembali hingga membahayakan Alicia dan anaknya.

John baru tersadar bahwa semua itu hanyalah imajinasinya setelah mengingat Marcee, ponakan Charles tidak pernah bertambah tua.

John memutuskaan tidak menjalani perawatan medis, melainkan lebih memilih menghadapi semua halusinasinya. Namun hal itu gagal dan membuatnya putus asa. Saat John menyerah dan memutuskan menjalani pengobatan medis, Alicia meyakinkannya dengan tetap bertahan tinggal bersama John walaupun berbahaya jika sewaktu-waktu John terjebak di dalam imajinasinya.

Dengan dukungan yang kuat dari Alicia dan perjuangan keras John, akhirnya John bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang merupakan Imajinasinya. Kehidupan John berangsur-angsur membaik. John juga mendapat kesempatan untuk emngajar di Universitas Priceton setelah Martin membantu meyakinkan pihak universitas.

John Forbes Nash Jr, kemudian dianugrahi penghargaan nobel pada tahun 1994.

Hal yang dapat dipelajari dari film A Beautiful Mind ini adalah bahwa pengidap mental disorder tetap mempunyai peluang untuk berprestasi di bidangnya asalkan dia berada di lingkungan yang suportif. Yang terjadi di masyarakat saat ini adalah pengidap mental disorder apalagi jika sampai masuk rumah sakit jiwa, akan langsung dicap sebagai orang gila.

Rumah sakit jiwa sama halnya dengan rumah sakit lain. Rumah sakit jiwa ada karena memang ada orang-orang yang membutuhkan perawatan atas penyakit mentalnya. Stereotype ini harus dihilangkan dari masyarakat guna mendukung pengidap mental disorder berjuang dan berkembang. Dukungan keluarga terhadap pengidap mental disorder sangatlah penting seperti yang dilakukan Alicia terhadap John. Keluarga tidak seharusnya ikut mendiskriminasi pengidap mental disorder  karena malu atas komentar masyarakat.

Mental disorder adalah sebagaimana penyakit lainnya yang harus ditangani secara tepat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pelayan setia kucing-kucingku

CLOSE