Standar Bentuk Tubuh Ideal Itu Semu, yang Utama adalah Tubuh Sehat dan Jiwa Bahagia

standar kecantikan perempuan


Lahir dan tumbuh dengan bentuk tubuh yang tidak ideal bukanlah suatu masalah yang perlu dibesar-besarkan. Setiap manusia dilahirkan berbeda-beda sehingga manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling unik dan mulia. Sebagai sesama manusia mengapa harus menindas orang lain hanya karena standar kecantikan konyol yang dibuat oleh manusia itu sendiri? Bukankah ketika kita sehat dan bisa menjalani kehidupan dengan baik tanpa merugikan makhluk hidup lain merupakan berkah yang sangat mulia?


Advertisement

Beberapa bulan yang lalu, saya diterima bekerja di salah satu kafe di Jakarta. Selama bekerja, setiap hari ada saja pelanggan yang mengomentari tubuh saya seperti “Kamu masih kecil tapi badannya besar sekali!”, “Kamu kerja di sini mondar mandir bisa kurus dong~”, dan lain sebagainya. 

Sejak dini bentuk tubuh saya memang tidak seperti anak-anak sepantaran. Di masa pertumbuhan dan berjalannya waktu pun, saya juga tidak mengalami perubahan menjadi ideal. Ketika berusia lima tahun, sudah banyak sekali komentar dan perintah mengenai bentuk tubuh untuk diet. Bertahun-tahun, berbagai diet dan olahraga yang dicoba tidak memperlihatkan hasil yang signifikan.


“Kalau kamu gendut, nggak bakal dapet pacar!”


Advertisement

Keluarga tante merupakan keluarga yang sangat mementingkan penampilan luar dan bentuk tubuh. Setiap kali bertemu, mereka akan mengomentari fisik dan menyuruh saya untuk mengurangi makan atau diet. Mereka sering mengatakan bahwa kelak tidak ada pria yang akan menyukai saya apabila bentuk tubuh saya seperti ini meskipun saat itu saya masih anak-anak. Saat kecil, saya pernah dititipkan di rumah tante dan di saat jam makan malam, saya hanya makan sedikit karena takut diomelin.


“Kamu coba aja diet kayak tante, satu bulan bisa turun segini lho!”


Advertisement

Tante yang sejak dahulu sangat terobsesi dengan bentuk tubuh dan berat badan yang ideal sering kali mencoba berbagai tren diet dan olahraga. Setiap kali ia melakukan tren-tren tersebut, ia akan mengajak saya untuk melakukan kegiatan yang sama. Tante mengajak melakukan diet mayo, karbohidrat, pisang, dan berbagai diet lainnya. Kemudian, tante juga sering melakukan fitness, senam, menari, dan berbagai olahraga yang membakar lemak lainnya. Berbagai diet dan olahraga tersebut cukup berlebihan untuk dilakukan bagi anak-anak dan remaja seusia 5-11 tahun yang mempunyai jadwal belajar yang cukup padat.


“Anaknya nggak pernah kurus ya, nggak bisa merawat diri.”


Sekitar perayaan imlek tahun lalu, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat yang merayakan untuk saling mengunjungi keluarga, saudara, relasi, kenalan, dan orang-orang yang dikenal atau dekat. Saat itu saya dan keluarga berkunjung ke rumah tante dan di sana berkumpulah teman-teman dan keluarga yang juga keluarga saya kenal. Di awal pertemuan mereka tidak menanyakan kabar ataupun basa basi mengenai hal yang lebih penting dan tidak mengganggu privasi.

Dalam keadaan ramai di rumah tersebut, seorang tante tiba-tiba menyampaikan kalimat yang cukup mengejutkan secara langsung ke mama bahwa saya sudah besar tapi masih gendut dan tidak bisa merawat diri. Hal ini tentunya tidak hanya menyakiti diri saya tapi juga mama yang merasa cukup dipermalukan di pertemuan hari itu. Suasana pun menjadi sedikit canggung namun tante tersebut tidak memperdulikan dan kembali bersenang-senang dengan orang lain yang berada di acara tersebut.

Efek Negatif dari Komentar Orang Lain

Sebagai seseorang yang terus menerus mendengarkan hal yang sama bertahun-tahun saya mulai melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Tak jarang saya makan sesedikit mungkin dan tidak mencapai kadar kalori harian yang dibutuhkan setiap manusia. Hal-hal yang saya kira sepele ternyata sangat berdampak bagi tubuh saya. Untuk mengikuti komentar dan ekspektasi ternyata berbagai penyakit mulai menyerang saya seperti maag, asam lambung, dan berbagai penyakit pencernaan lainnya.

Melalui berbagai candaan dan hinaan terhadap bentuk fisik tubuh saya menjadikan saya tidak percaya diri dan selalu menutup diri dari orang lain. Saya menjadi rendah diri ketika bertemu siapapun baik pria dan wanita di luar sana sehingga selalu menghindar. Setiap hari libur pun saya memilih untuk berada di rumah karena perasaan selalu merasa terancam akan kehadiran orang-orang di luar sana. Tanpa saya sadari semakin hari saya semakin percaya terhadap setiap kata dan kalimat negatif yang orang lain lontarkan terhadap diri saya. Keluarga dan lingkungan sekitar seakan-akan mendoktrin bahwa diri saya tidak memiliki keindahan dan kelebihan positif apapun.

Melakukan Diet Tanpa Paksaan, menjadi Lebih Bahagia

Seiring berjalannya waktu, kini saya mulai melakukan diet dengan sewajarnya dimana saya masih mengonsumsi berbagai kebutuhan tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya namun dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, beberapa olahraga juga mulai saya tekuni dan pastinya yang saya sukai sehingga saya selalu merasa bersemangat untuk melakukannya seperti zumba, hiit cardio, lari, lompat tali, dan berbagai olahraga lainnya. Diet dan olahraga yang dahulu terasa seperti neraka dan sangat membebani keseharian kini dapat saya jalani dengan bahagia karena niat tersebut berasal dari diri sendiri tanpa paksaan seperti paksaan ataupun komentar orang lain.

Menjadi Pribadi yang Lebih Positif

Berjalannya waktu, melakukan gaya dan pola hidup yang lebih sehat menimbulkan berbagai efek yang menjadikan pikiran dan tingkah laku yang positif muncul dengan sendirinya. Perasaan sehari-hari menjadi lebih bahagia, menjalani segala kegiatan menjadi lebih bersemangat, malam hari dapat segera tidur dan bangun dengan teratur, dan berbagai hal lainnya. Dan juga, poin yang paling penting saat ini yaitu saya tidak lagi tidak terpaku dengan angka timbangan karena tujuan yang saya inginkan bukan menjadi ideal namun menjadi lebih sehat, bersyukur, dan berterimakasih atas segala nikmat dan pemberian Tuhan yang tak terhingga terhadap diri saya. Pernyataan negatif dari orang lain terhadap saya tidak lagi saya dengarkan dan masukkan ke dalam hati. Selama saya sehat dan bahagia, saya sudah menjadi salah satu orang yang paling beruntung di dunia.

Pesan Bagi Para Wanita di Luar Sana

Untuk seluruh perempuan di luar sana, penampilan fisik memang merupakan salah satu poin yang penting bagi beberapa kaum manusia. Wajah yang rupawan, bentuk tubuh ideal, warna kulit yang cerah, dan berbagai standar kecantikan lainnya yang ada cukup kita ketahui dan jangan kita normalisasikan. Ada banyak kelebihan dari setiap diri manusia yang tidak dapat dilihat oleh kacamata luar orang lain. Menjadi wanita cerdas, berpendirian, mandiri, tegas, baik, berguna bagi orang lain, dan berbagai kelebihan positif lainnya akan lebih bernilai daripada hanya sekedar fisik yang dikagumi orang lain. Maka, oleh karena itu jangan pernah merasa rendah diri.

Segeralah bangkit, kenakan mahkotamu, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Halo, saya merupakan mahasiswi jurusan komunikasi.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE