Keuntungan Jadi Pribadi yang Optimis Dibandingkan Mereka yang Dikit-dikit Pesimis

Stay optimistic

Terinspirasi dari Buku Staying Sharp

Advertisement

Bisakah kita memiliki terlalu banyak pikiran yang baik? Pikiran dan prasangka baik berhubungan dengan optimisme.

Optimisme seperti tali yang kokoh. Tanpa optimisme yang cukup, kita kehilangan harapan, menyerah, dan menjadi tidak dapat terhubung dengan kebahagiaan dalam hidup.

Martin Seligman, psikolog, peneliti, dan penulis terkenal, menyebut fenomena ini “ketidakberdayaan yang terpelajar,” yang pada dasarnya adalah keyakinan yang diperoleh berdasarkan pengalaman kehidupan nyata yang memberi tahu kita bahwa kita tidak dapat melarikan diri dari situasi negatif, apa pun yang kita lakukan.

Advertisement

Optimisme adalah strategi koping otak yang membantu nenek moyang kita untuk bertahan hidup ketika peluang bertahan hidup tidak ada. Optimisme bukan satu-satunya strategi bertahan hidup, dan bukan selalu strategi terbaik, tetapi jelas memiliki manfaatnya.

Orang-orang dengan tingkat dopamin yang lebih tinggi tidak hanya dinilai lebih optimis, tetapi mereka fokus dan mengantisipasi tingkat kesenangan yang lebih tinggi dengan hadiah yang mereka kejar secara optimis.

Advertisement

Optimisme memastikan bahwa kita tidak menyerah. Ini membantu kita untuk belajar sesuatu yang positif dan berguna dari pengalaman negatif kita.

Meskipun penulis telah menekankan bahwa kita dilahirkan dengan bias negatif yang mengarahkan kita ke arah rasa takut, penghindaran risiko, dan pesimisme. Ada juga bukti bagus bahwa kita mengimbangi kecenderungan ini melalui bias positif.

Otak kita dibagi menjadi dua bagian (belahan kiri dan kanan). Masing-masing menyumbangkan unsur unik untuk optimisme seimbang. Hemisfer otak berfungsi paling baik ketika ada keseimbangan yang sehat antara orientasi khusus kiri dan kanan.

Belahan kanan melihat dunia dari sudut pandang gambaran besar yang terkait erat dengan pengalaman langsung. Ini juga terkait dengan emosi yang lebih bijaksana, pandangan pesimistis yang dapat mengurangi pengambilan risiko yang tidak sehat dan ceroboh.

Belahan kiri, di sisi lain, dikaitkan dengan emosi positif dan pandangan optimis yang didasarkan pada pengalaman masa lalu. Ketika hemisfer kiri seseorang kurang aktif atau hemisfer kanannya terlalu aktif, orang tersebut cenderung mengekspresikan pandangan yang tertekan.

Otak yang seimbang berfungsi sebagai penyangga terhadap depresi. Optimisme dan pesimisme ada pada kontinum biologis dan emosional yang mencerminkan kontribusi relatif dari setiap belahan otak.

Seiring bertambahnya usia, benjolan dan memar kehidupan menumpuk. Penuaan dapat meningkatkan risiko menjadi lelah, merasa dikalahkan, menjadi sakit hati, dan menyerah.

Tingginya tingkat depresi pada usia yang lebih tua memperkuat kekhawatiran ini. Namun, penelitian penuaan menunjukkan lapisan yang tidak boleh diremehkan. Penuaan yang sehat dikaitkan dengan peningkatan optimisme.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hamba-Nya. Self development. Self Help. A Creator

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE