Sudah Bersyukurkah Kamu Hari Ini?

Cara Bersyukur di Tengah Pandemi

Covid-19 sudah lama terjadi di Indonesia tepatnya dimulai pada bulan Maret lalu, kurang lebih sudah delapan bulan. Adanya pandemi ini, kita diharuskan untuk tetap di rumah (stay at home) agar tidak terkena paparan virus dan meminimalisir terjadinya penyebaran virus. Jadi, mengharuskan kita untuk bekerja di rumah, kuliah di rumah atau sekolah di rumah serta melakukan aktivitas di dalam rumah. Hal itu menyebabkan rasa bosan dan monoton dari aktivitas yang dilakukan.

Advertisement

Namun hal itu bisa diatasi dengan cara bersyukur atas situasi yang terjadi saat ini. Tetapi, di tengah negatif ini pasti kita berpikir bagaimana sih caranya bisa bersyukur? Karena pada situasi ini pasti di antara kita ada yang mengalami overthingking, stress, lelah secara emosional, atau hal lain yang membuat pikiran menjadi negatif. Sehingga hal itu menjadikan kita mudah mengeluh dan melupakan untuk bersyukur.

Dalam istilah psikologi, syukur dikenal dengan gratitude atau bersyukur yang merupakan suatu bagian penting pada psikologi positif. Syukur adalah suatu ungkapan atau respon perasaan terhadap penghargaan, rahmat, dan terimakasih atas sesuatu yang sudah diberikan. Banyak orang yang mengatakan bahwa syukur itu adalah suatu kunci yang sangat penting untuk meraih kesuksesan di dalam kehidupan. Rasa syukur juga dapat mengajarkan kita untuk melihat suatu hal yang sudah terjadi kepada diri kita dari anugerah alam semesta. Namun masih banyak dari kita yang tidak rutin untuk berlatih bersyukur atau bahkan merasa sulit untuk bersyukur.

Jika kita mengamalkan rasa bersyukur di tengah berbagai kesulitan yang sedang dihadapi, pasti nantinya akan bisa mengontol emosi dalam diri dan menjadikan diri kita menjadi lebih positif. Dengan bersyukur juga akan membantu kita untuk bangkit dari keterpurukan. Rasa syukur juga dapat membantu memberikan pelajaran atas apa yang sudah terjadi. Lalu bagaimana cara kita mensyukuri kehidupan, apalagi di saat pandemi seperti ini?

Advertisement

Bersyukur dapat kita mulai dengan menerima dan memaafkan diri sendiri. Ketika kita sudah mampu untuk mencoba menerima dan memaafkan diri sendiri, maka kita juga akan senantiasa menerima segala sesuatu yang terjadi dengan lapang dada. Baik atau buruknya sesuatu yang kita terima itu, pasti akan berharga ketika kita mampu memaknai hal tersebut. Seperti halnya saat pandemi ini, dengan kita melakukan segala aktivitas di dalam rumah dapat mempererat hubungan antara keluarga atau teman dekat.

Berterimakasih kepada Tuhan karena sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan nikmat hidup di pandemi ini. Selain berterimakasih kepada Tuhan, kita juga harus berterimakasih kepada orang tua dan sahabat atau teman dekat kita yang senantiasa mendukung dalam berbagai hal di situasi saat ini. Serta berterimakasihlah kepada diri sendiri karena sudah  mampu bertahan sampai saat ini dan berusaha melakukan hal yang terbaik. Dengan kita berterimakasih pada diri sendiri maka akan membantu kita untuk menerima atau memaafkan diri sendiri dan itu merupakan bentuk berterimakasih pada kehidupan kita.

Advertisement

Membagikan cerita suka maupun duka dengan orang terdekat, karena nantinya akan memperkuat emosi kebahagiaan kita. Jika berbagi cerita suka maka akan meningkatkan berkali-kali lipat kebahagiaan kita. Sedangkan ketika berbagi cerita duka, perasaan kita nantinya akan menjadi lebih ringan. Contohnya berbagi suka duka pengalaman saat pandemi ini kepada keluarga, sahabat, dan teman dekat.

Di saat pandemi ini kita juga bisa melakukan self-care dengan cara melakukan aktivitas yang sederhana. Seperti olahraga, menulis jurnal bersyukur atau diary, melakukan quality time dengan keluarga, merawat diri luar dalam dengan melakukan perawatan badan atau makan-makanan yang sehat. Hal itu juga baik untuk kesehatan mental kita. Aktivitas sederhana tadi dapat di sebut self-care, yaitu berupa cara kita untuk mensyukuri hidup dengan peduli pada diri kita sendiri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama saya Meira Sagita biasa dipanggil Mei atau Meira, saya merupakan anak tunggal dari ayah ibuku. Saat ini saya menempuh studi pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan Psikologi. Saya ingin berbagi ilmu melalui tulisan ini.

CLOSE