Teh yang Tak Bersalah

Halo semuanya!

Malem ini gue mau nulis tentang teh. Siapa sih yang enggak suka sama teh? Apalagi yang rasa Greentea atau yang Jasmine, rasanya luar biasa nikmat. Teh itu rasanya kaya permen nano-nano buat gue. Enggak beda jauh sama kopi, teh juga ada pahit pahitnya tapi teh itu punya rasa rasa yang unik dan bisa jadi teman makan cookies di sore hari.

Apalagi kalo pas hujan deres gitu ya, makan cookies sambil ngeteh terus tiba tiba keinget masa lalu #apasih :')
Masa lalu enggak melulu soal percintaan, jangan keburu baper! Seperti apa yang kalian baca di judul tulisan gue kali ini, teh yang tidak bersalah.

Teh itu kan benda mati, memang enggak bersalah, terus maksud judul lu kali ini apa dong?
Maybe most of you also think like that. Gue malem ini mau sedikit berdongeng.
Ini bukan dongeng Nirmala yang ada di majalah Bobo, ini bukan dongeng 1001 malam atau dongeng pengantar tidur lainnya.
Ini dongeng yang bersifat fiksi tetapi tanpa kita sadarin ini sering banget terjadi di dunia nyata.

Kalo sering dilakuin di kehidupan nyata, kenapa gue namain fiksi?
Karena ini cerita karangan gue, gue ambil contoh benda mati berupa teh. Jelas kan? Let's get start it.

Anggaplah ada seorang anak bernama Andi. Hari ini Andi ngerasa bad mood banget karena kelakuan orang di jalanan yang bikin dia marah sampe gak kekontrol. Andi mencoba buat nenangin dirinya yang masih 'panas' dengan pulang ke rumah dan membuat teh ditambah cookies kaleng rasa cokelat yang tinggal sisa lima karna saking seringnya dimakanin tanpa sadar.

Teh yang pahit bercampur dengan cookies cokelat yang manis membuat 'panas'nya semakin mereda.
Andi terus menikmati santapannya tersebut tanpa sadar bahwa cookies cokelatnya telah habis dan teh pahitnya masih sisa setengah.

Ketika Andi menyeruput tehnya,dan ingin mengambil cookies di piringnya, Andi baru sadar kalo piringnya udah kosong. Begitu pun dengan kaleng cookies cokelatnya, remahan sedikitpun gak bersisa. Pahitnya teh yang masing kesisa di lidah bikin Andi jadi kesel lagi.

Alhasil dia ngomong sumpah serapah ke si teh yang enggak bersalah.

'Dasar teh sialan, udah hari ini lagi apes, malah ini teh rasanya pahit, makin sumpek aja ni hidup.'

Karena pahit yang tak tertahankan, Andi ke dapur buat cari gula dan ternyata gula juga habis.
Makin parah deh itu sumpah serapah yang keluar. Kebayang kan maksud cerita gue?

Teh yang tak bersalah menjadi korban cacian Andi yang gak seharusnya si teh ini pantas buat nerimanya.
Teh bisa ada di gelasnya dan ada di mejanya juga bukan jalan sendiri.

Teh rasanya pahit bukan karena kemauan si teh, tapi karena memang Allah udah menciptakan teh bercita rasa pahit, yang kemudian karena kemajuan teknologi akhirnya bisa ada banyak rasa teh. But we all know, teh yang rasanya kaya nano nano itu harganya enggak murah dan jarang ada di mini market, apalagi di warung.

Inilah yang sering terjadi sama kita, manusia. Kita dapet masalah, terus kita kesel, eh malah kita marah marah ke orang lain atau bahkan ke benda mati yang enggak tau apa apa. Banyak dari kita yang ketika kesel, kita sebut nama binatang, kita sumpahin apa apa yang ada disekitar kita, kita nyalahin orang yang lewat didepan kita.

Tanpa kita sadarin, hal-hal kaya gitu sebenernya udah ngerusak image kita banget.
Orang bakal ngeliat kita sebagai seorang manusia yang bisa berubah jadi monster kalo moodnya lagi jelek.
Orang jadi takut deket deket sama kita karna takut tiba-tiba kena dampret.

Kalian udah sadar belum, kalo selama ini kalian sering berbuat kaya gitu? Kalian udah sadar kalo banyak orang yang udah jadi korban 'ketidaksadaran' kalian tersebut? Gue enggak bermaksud menggurui, karena gue juga pernah berlaku demikian dan gue merasa hal kaya gitu enggak pantes dilakuin oleh manusia yang normal.

Kita sebagai manusia, jangan suka mengkambing hitamkan sesuatu atas masalah kita. Maksud gue, jangan suka nyalahin orang lain atau sesuatu yang lain demi menyelamatkan diri kita sendiri. Karena tanpa kita sadarin,kita sebenernya udah ngerugiin orang lain,udah ngejadiin orang lain 'tumbal' atas kemarahan kita.

Mereka manusia yang kita sumpah sumpahin atau bahkan binatang dan benda mati pun enggak ada hak untuk dapet cacian dari kita. Maka dari itu belajarlah untuk dapat 'memanagemen marah'. Karena sesungguhnya peristiwa buruk apapun yang terjadi kepada diri kita itu disebabkan oleh dosa dosa kita sendiri yang udah lampau. Kalo kita tambahin kata kata kasar malah nambah dosa lagi kan?

Pesan dari tulisan gue kali ini adalah,jangan keburu emosi sama sesuatu yang terjadi kepada kita. Entah itu kita ketemu orang yang bikin jengkel atau jatuh di jalan atau kehilangan barang.

Don't blame your environment just because you have got something that made you angry.

Itu bukan salah mereka,itu salah diri kita sendiri. Besok besok, kalo lagi ketimpa sesuatu yang kalian gak suka, jangan keluarin kata kata kasar, tapi cari cermin, yang gede kalo perlu, terus kalian ngaca, dan bilang ke diri kalian sendiri,

"Gue udah bikin dosa di masa lalu yang bikin gue ketimpa hal buruk hari ini."

Dengan begitu kalian bisa sekalian intropeksi diri dan yakin sama gue, kalian pasti bakal ngerasa sedikit lebih lega setelah menyadari akan kesalahan-kesalahan kalian.
Sekian dan selamat intropeksi diri biar si teh enggak jadi korban (lagi) dari kekesalan kalian. ?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini