Tentang Seseorang yang Sepenuh Hati

Malam ini saya mau cerita sedikit tentang teman saya yang sedang jatuh cinta sedalam-dalamnya pertama kali. Kami wanita seumuran yang dulu sekelas semasa SMA di tahun 2015- 2018. Dia cantik, baik, dan sedikit keras kepala, wajar saja dia adalah anak tunggal dari keluarga yang sederhana.

Advertisement

Sampai saat ini saya percaya sekali tentang kepribadian berdasarkan posisi dalam keluarga, saya yakin presentasi kebenarannya sampai 90%, itu keyakinan saya untuk memaklumi sifat seseorang berdasarkan itu. Mari kembali ke topik, saya punya beberapa kesamaan dengan dia yaitu selalu gagal dalam soal percintaan bahkan meskipun hanya sebatas cinta monyet di masa sekolah. Sekarang, setelah tiga tahun berpisah dari sekolah dia telah menemukan kekasih yang benar-benar berhasil membuat dia jatuh cinta sepenuh hati.

Tadi pagi ini dia mengirim cuplikan video salah satu dari akun tiktok salah satu media informasi generasi muda. Disitu menjelaskan bahwa "Kalau kita sudah sering dapat yang setengah hati, ketika mendapatkan yang sepenuh hati kita pasti tahu", Jujur saja waktu dia mengirim video itu saya putar dampai berkali-kali dan masih tidak mengerti.

Dia coba jelaskan bahwa kalau kita biasanya mendapatkan yang setengah hati, saat kita mendapatkan yang sepenuh hati kita akan tahu perbedannya, dan kamu ternyata mersakannya bersama laki-laki itu. Dari hati yang paling dalam aku sangat bahagia mendengarnya, dia pantas mendapatkan kekasih yang sepenuh hati itu. Semoga kamu bahagia selalu ya, temanku!

Advertisement

Dari dia saya juga belajar seberapa tidak sepenuh hatinya saya dulu dalam menjalin kasih dengan orang yang harusnya paling saya utamakan. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur apakah saya sepenuh hati atau tidak.

Pertama, adalah panggilan sayang, seberapa sering ini digunakan ini juga menunjukkan kualitas dari hubungan itu sendiri, tetapi seringkali saya menganggap itu aneh dan berlebihan yang  justru kadang itu menunjukkan seberapa tidak sepenuh hatinya kita dalam menjalin hubungan.

Advertisement

Kedua, Melakukan hal kecil yang terlihat sepele seperti membelikan air mineral saat menunggu bus. Ketiga, kemampuan mendukung satu sama lain. Bagiku ini adalah yang paling penting, karena setiap hari bisa jadi kita membuat keputusan penting misalnya akan berhenti bekerja, memilih melanjutkan pelatihan lain, memilih bekerja di akhir pekan, dan kalau satu hal saja tidak didukung ini pasti mempengaruhi perasaan dan pikiran pasangan.

Tentu saja tolak ukur hubungan yang sepenuh hati bagi tiap orang bisa saja berbeda, bagi mantan kekasih saya dulu yang paling penting adalah saya masuk ke kehidupan dia yang justru saya tidak mampu, Jadi dalam menjalin hubungan saya pikir, apa yang paling penting bagi sepasang kekasih adalah mengetahui tolak ukur masing-masing tentang sepenuh hati atau tidak.

Seperti yang teman saya bilang bersamaan dengan video yang tadi pagi dia kirim, bahwa perbedaan itu indah adalah bohong. Termasuk perbedaan cara menunjukkan kasih sayang, perbedaan cara berpikir, cara berbicara, cara menyelesaikan masalah, itu hanya akan indah jika harus berjalan beriringan bukan berdampingan.

Dan itu semua tidak akan ada gunanya jika saya masih menutup hati dan tidak mau memulai hubungan baru karena sesuatu yang beklum selesai di masa lalu. Untuk mengetahui caranya mungkin saya harus baca banyak buku atau penjelasan dari orang yang berpengalamn mulai besok. Sampai sini dulu obrolan kita. Semoga bahagia selalu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pengangguran premium

CLOSE