Tentangmu Sang Kekasih yang Aku Sayangi, Akan Seperti Apa Akhir Kisah Kita?

Jujur, aku sangat sering ingin mengakhiri ini tapi entah kenapa rasanya tak rela

Malam itu kita mengobrol seperti biasa via whatsapp, aku berjanji suatu hari nanti akan mendeskripsikan sosok mu lewat serangkaian kalimat. Kala itu, aku juga berjanji akan memberitahumu tapi aku sungguh tidak yakin tentang yang satu ini.

Advertisement

Bagiku sosokmu itu perpaduan yang unik, kamu lucu dan menyenangkan. Tapi juga serius, religius dan kadang menakutkan. Kamu konyol dan kekanakan, tapi juga bisa dewasa saat dibutuhkan. Bergandengan tangan denganmu adalah hal yang paling ku sukai karena saat kamu menggenggam tanganku, aku merasa aman. Saat kamu merangkulku, aku merasa tenang. Saat kamu mengelus ubun-ubunku dan mencium keningku, aku merasa menjadi gadis kecil yang manja. Menuliskannya saja sudah membuatku salah tingkah.

Setiap kali kamu katakan bahwa kamu rindu dan kamu sayang padaku, aku senang. Meski sulit membalasnya. Entah rasanya harus jungkir balik setiap kali aku harus membalas pesan yang seperti itu. Setiap kali aku cemburu rasanya inginku simpan kamu dalam lemariku dan berkata kamu cuma milikku. Setiap kali aku kesal pada dunia, cukup bersamamu saja sudah membuat emosiku mereda. Meski seringnya aku tak 'kan cerita, mendengar suara mu saja sudah cukup jadi obatnya. Segala lelucon dan tingkah konyolmu selalu membuatku terpana saking absurd-nya. Dan yang terpenting, kamu membuatku merasa disayangi. 

Aku yakin kamu bisa jadi kepala keluarga yang baik nanti. Kesabaranmu dan sikap dewasamu yang selalu bisa mengimbangiku yang penuh emosi ini selalu membuatku beruntung bisa dekat denganmu. Ketaatanmu juga bisa jadi pegangan saat kamu berkeluarga nanti. Kadang sifat kekanak-kanakanmu membuatku heran. Kemana perginya kedewasaan yang selama ini kau agung-agungkan ?

Advertisement

Banyak pembicaraan kita yang membuat wawasanku semakin terbuka, meski ada juga beberapa hal yang tidak bisa kita sepakati bersama. Seperti tentang agama misalnya, kita berbeda sejak semula. 

Kamu tahu kan tak semudah itu berpindah keyakinan. Ini yang kadang membuatku merasa konyol. Aku tahu ini tak kan berhasil tapi terus ku jalani bertahun-tahun. Aku kesal pada diriku sendiri kenapa tak bisa tegas dan melepasmu. Iya sayang, aku lelah. Aku lelah karena tahu kita tak kan berakhir bersama nantinya. Semua hal sepele jadi sangat menyebalkan dan membuatku menangis. Untuk apa kata sayang dan cemburu ? Kita hanya buang-buang waktu, Sayang.

Advertisement

Jujur aku agak kesulitan menggambarkan bagaimana kamu. Aku merasa pikiranku buntu setiap kali aku mencoba menulis tentangmu. Kamu tahu kenapa? Karena aku biasanya menuliskan pengalamanku yang telah berakhir. Itu lebih mudah ketimbang saat ku jalani. 

Aku penasaran, akan seperti apa akhir kisah kita. Jujur, aku sangat sering ingin mengakhiri ini tapi entah kenapa rasanya tak rela. Terlalu banyak tempat yang kita singgahi di kota ini. Hingga aku sempat berpikir, bagaimana jika nanti tak ada lagi "kita"? Apakah aku harus pergi dari kota ini untuk melupakan kamu? Karena setiap jalan punya kenangan tersendiri tentang kamu.

Saat kita berpisah nanti dan mungkin tak sengaja bertemu, apakah aku bisa mengendalikan rasa untuk menggenggam tangan mu seperti dulu ?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

isinya cuma kegalauan

CLOSE