Terkadang Si High Receiver-lah yang Selalu Murung di Belakang Layar

Sebuah review buku Loving The Wounded Soul

Munkin menurut orang-orang, seseorang yang memiliki pencapaian yang hebat, berbakat, intuisi tajam, ataupun pikiran tajam adalah seseorang yang diberi karunia dan kebahagiaan paling sempurna oleh Tuhan.

Advertisement

Padahal, Kenyataannya justru terkadang sebaliknya. Di dalam buku Loving The Wounded Soul page 91 dijelaskan bahwa orang orang high receiver atau orang orang berbakat justru seringkali sulit untuk merasakan kebahagiaan.

Kenapa? Karena otak mereka selalu memikirkan semua hal. Mereka tidak bisa menerima informasi yang diturunkan oleh orang tua ataupun masyarakat secara mentah mentah. Mereka memikirkan segalanya.

Seperti, memikirkan, mengapa yang disebut baik pasti baik? Mengapa harus ada kematian? Mengapa orang dewasa harus bekerja dan berkeluarga?apakah benar Tuhan hanya satu? Apakah Tuhan itu ada? Mengapa ada yang terlahir sebagai orang miskin dan ada yang terlahir sebagai orang kaya? Mengapa ada yang terlahir sebagai budak dan juga ada yang terlahir di keluarga konglomerat? Dan banyak sekali berbagai pertanyaan yang ada di pikiran mereka.

Advertisement

Setiap langkah, setiap menit, selalu ada pertanyaan-pertanyaan, bahkan terkadang ketika mereka bahagia ataupun sedih, mereka bertanya.. mengapa aku bisa bahagia? Mengapa aku bisa merasakan kesedihan seperti ini?

Ada banyak sekali hal yang menimbulkan pertanyaan di otak mereka, ada banyak hal dan alasan untuk selalu berpikir, dan seperti yang orang orang lain rasakan, tidak semua pemikiran memiliki jalan keluar, bukan? Seringkali beberapa pemikiran mengalami jalan buntu.

Advertisement

Dikutip dari buku Loving The Wounded Soul 

"Orang orang gifted atau high receiver juga cenderung merupakan orang perfeksionis. Mereka memikirkan suatu hal secara kompleks dan memiliki banyak pertimbangan, maka disebut dengan natural overthinker. Mereka memang rentan terhadap berbagai permasalahan psikologis karena otak mereka lebih aktif."

Itulah alasan mengapa orang yang high receiver terkadang malah menjadi orang yang sulit untuk merasakan kebahagiaan.

Bahkan mereka disebut malah rentan terkena depresi, di balik semua kesempurnaan yang bisa dilihat oleh setiap mata manusia yang mengaguminya, ada tersimpan kerapuhan nyata di dalam dirinya.  Seperti itulah kiranya hal yang cocok digambarkan untuk seseorang high receiver  Itu masih dalam segi pemikirannya saja, belum lagi seseorang high receiver biasanya memiliki harapan dan juga target yang tinggi untuk dicapai oleh dirinya sendiri.

Seperti halnya manusia biasa, terkadang target dan juga harapan itu terlalu jauh untuk mereka gapai, kegagalan membuatnya mengutuk diri sendiri, meneriaki diri sendiri dan memandang dirinya sendiri bahwa dia adalah seseorang yang ternyata bodoh dan tidak memiliki kemampuan hebat apapun.

Ada banyak hal yang sangat complicated di dalam jiwa seseorang gifted/high receiver Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, bahwa "di balik semua kesempurnaan yang bisa dilihat oleh setiap mata manusia yang mengaguminya, ada tersimpan kerapuhan nyata di dalam dirinya."

Kita tidak pernah tahu apa yang ada di dalam setiap hati dan jiwa seseorang. Karena faktanya seseorang hanya akan menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya baik baik saja. Seseorang hanya akan menunjukkan pada dunia bahwasanya dia hebat, multitalenta, dia mencapai banyak hal, dia memiliki segalanya. Padahal, setiap jiwa juga memiliki lukanya masing masing .

Jadi ada baiknya kita tidak terlalu menyakiti diri kita sendiri dengan perasaan iri kepada orang orang yang munkin diberikan kelebihan oleh Tuhan. Karena setiap titipan memiliki konsekuensi masing masing juga. Itulah yang diajarkan para sesepuh saya, orang Jawa menyebutnya "sawang-sinawang"

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

if one day i was gone, and then u miss me, just read my writing, cause i was in there.