Setiap Orang Memiliki Waktunya Masing-Masing,Tetap Berjalan dengan Tempo Kamu Sendiri

Tempo yang kamu jalani telah dibuat khusus untukmu agar kamu bisa menikmati dan menghargai prosesnya.

Mungkin saat kamu masih TK, orangtuamu pernah bertanya, "Anaknya teman mama sudah lancar membaca loh, kamu kapan?". Kemudian tentu kamu berubah menjadi semakin besar dan memasuki SD. Pertanyaan sebelumnya ikut berubah, berbunyi semacam "Lihat tuh temanmu, dia pandai matematika. Kamu kapan seperti dia? Memangnya sesulit itu?" Pertanyaan tersebut hanya seputar lingkup pendidikan sekolah, namun kesannya kehidupanmu menjadi bertaruh di dalamnya. Semakin lama pertanyaan tersebut menjadi semakin serius. Ketika kamu menginjak umur 22 tahun, misalnya. Mungkin orangtuamu bertanya "Kapan kamu lulus kuliah? Segeralah selesaikan skripsimu". Setelah  kamu lulus, mereka kembali bertanya "Sudah dapat pekerjaan? Anaknya teman mama kemarin lolos wawancara perusahaan e-commerce ternama itu loh. Kamu kapan?". Puncak kesabaranmu akan diuji saat libur panjang dan berkumpul dengan keluarga besar. Karena om dan tante akan bertanya "Kamu kapan menikah?"

Wajar jika kamu merasa tertekan dan lambat berkembang, apalagi ketika dibandingkan dengan orang lain. Tidak heran kalau kamu merasa muak dengan pertanyaan yang mengandung kata-kata "kamu kapan?". Melihat teman-temanmu yang sudah lebih dulu meraih kesuksesan dapat menghadirkan rasa iri dalam hati, baik banyak maupun sedikit. Kamu merasa bahwa kamu sangat lambat dalam mengejar hal-hal tersebut. Jika diberi perumpamaan, rasanya seperti kamu adalah kura-kura dan mereka adalah kelinci yang melompat cepat. Walaupun kamu sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk mengejar mereka, kamu tetap berada di belakang. 

Kamu merasa sedih, cemas, tidak percaya diri, iri dengan kemampuan teman-temanmu yang telah jauh melampauimu. Parahnya lagi, kamu mungkin juga merasa depresi dan ingin putus asa. Pikiran seperti "Bagaimana jika usahaku selama ini menjadi sia-sia?" atau "Bagaimana jika ini bukan jalanku yang sebenarnya? Rasanya sulit untuk bertahan disini" muncul tanpa diinginkan. Perasaan buruk terhadap ketidakpastian menghantuimu sepanjang jalan dan kamu mulai meragui dirimu sendiri.  Keinginan untuk ikut berlari dan memaksakan diri dengan segala cara mungkin terbesit dalam dirimu. Tetapi percayalah, badanmu akan letih dan hasil yang diperoleh tidak jadi maksimal. 

Pernahkah kamu berpikir bahwa sebenarnya kamu bisa menjalani semua hal itu dengan tempomu sendiri? Tempo tersebut terasa lebih nyaman, karena sesuai dengan dirimu. Kamu harus ingat bahwa kamu masih memiliki kaki untuk berjalan. Dan yang lebih penting lagi, sadarlah bahwa selama ini kamu sudah berjalan jauh. Memang lebih pelan, tetapi kamu selalu berusaha untuk bergerak maju, langkah demi langkah. Maka dari itu, jalani saja tempomu sendiri. Ketika ingin beristirahat sejenak untuk berpikir lebih matang, gunakanlah kesempatan yang ada. Kumpulkan niat untuk mencapai tujuanmu dan tetaplah fokus. Kamu bisa berjuang dengan kecepatanmu sendiri. 

Tempo yang kamu jalani telah dibuat khusus untukmu agar kamu bisa menikmati dan menghargai prosesnya. Berbagai manfaat dan pelajaran berharga dapat kamu temukan dari menjalani kehidupanmu apa adanya, tanpa memaksa. Lebih dari itu, kamu dapat lebih menghargai orang-orang di sekitarmu yang telah memberikan dukungan dan motivasi tanpa henti. Jerih payahmu akan terbayar di kemudian hari. Izinkanlah dirimu untuk menikmati proses dalam meraih tujuan dan mimpi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini