Tetaplah Merendah, Seperti Bumi yang Dipijak

Disepanjang perjalanan hidup ini, rasa-rasanya tidak ada satu orangpun yang hidupnya tanpa ada dinamika yang menyertai. Bahkan bayi yang baru dilahirkan pun butuh proses untuk sampai ke dunia ini. Kita semua sama, sama-sama menjalani segala dan sesuatu hal di dunia.

Segala hal yang baik maupun yang buruk yang telah kita jalani, adalah hakikat kita sebagai manusia dalam hidup ini. Kita mengalami kesedihan, itu karena kita adalah manusia. Begitupun ketika kita merasa bahagia, itupun karena karena kita adalah seorang manusia. Manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk merasakan dan menikmati segala sesuatu yang menghampirinya.

Kita tidak bisa menghindari akan apa yang terjadi, kita juga tidak bisa lari dari kenyataan, kita tidak bisa menafikan segala fakta, kita hanya bisa terima dan jalani sepenuh hati dan berusaha semaksimal yang bisa kita lakukan.

Hidup ini adalah arena memupuk kebaikan. Tapi tidak menafikan juga masih ada dalam diri kita yang dalam suatu waktu, bisa berbuat keburukan. Dunia adalah ladang berbuat kebajikan, sedangkan akhirat adalah tempat untuk menuai apa yang telah kita perbuat di dunia. Apakah hasilnya sesuai yang diharapkan atau tidak, itu tergantung dari kita sendiri.

Proses dalam hidup ini tidak pernah lepas dari perbuatan tangan-tangan manusia itu sendiri. Alam tidak terjaga kelestariannya, banyak spesies hewan dan tumbuhan yang punah, dan pertikaian sesama manusia, itu semua adalah karena kita sendiri yang perbuat.

Kita tidak bisa menyalahkan yang lain, karena kita sama-sama manusia. Manusia satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Tapi kadangkala ada juga yang merugikan. Tapi ini bagian dari proses. Butuh saling pemahaman bahwa kita adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Sesama manusia seharusnya bisa saling mengerti.

Saling pengertian dalam segala hal. Mampu memahami keadaan sekitar, mampu mengerti kelebihan orang lain serta kekurangan orang lain. Begitupun mampu mengerti kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

Ada saatnya kita tau bahwa di dunia ini adalah tempat mencari jati diri. Tidak ada waktu untuk mengurusi sesuatu yang fana. Kita tidak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan. Tidak bisa juga menyalahkan manusia yang berbuat keburukan. Karena ada satu waktu, kita menyalahkan keburukan itu, yang pada akhirnya kita sendiri yang melakukannya.

Proses dalam hidup ini adalah seberapa hebat diri kita dalam menjalaninya, apakah proses yang kita inginkan maupun yang kita tidak inginkan. Tetapi ketika kita melakukan semua itu dengan lapang dada dan ikhlas dalam menjalankannya, sesuatu yang baik akan menanti kita dikemudian hari. Percayalah akan kebaikan hidup ini.

Kebaikan adalah manifestasi dari segala niat baik yang kita tanamkan pada diri ini. Tidak ada satupun niat yang terpatri di dalam hati untuk berbuat sebaliknya. Seperti peribahasa yang sedari kecil kita diajarkan oleh guru kita, apa yang kita tanam, itulah yang kita tunai.

Maka dari itu, berjanjilah pada diri sendiri, hari ini sampai hari-hari kedepannya adalah hari-hari dimana perbuatan baik merupakan laksana tinta yang kita teteskan dalam satu gelas, yang cuman butuh satu tetes untuk mengubah isi dalam gelas seperti tinta itu. Hikmahnya adalah ketika kita melakukan kebaikan, kebaikan-kebaikan lain akan mengikuti.

Jadi, apapun yang terjadi dalam hidup ini, selalu pancarkan jejak kebaikan. Karena umur tidak ada yang tau, mungkin hari ini, esok, lusa, ataupun kapan, kita tidak ada yang bisa menentukan. Tetaplah merendah, seperti bumi yang selalu kita pijak. 

 

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar