TKA Dihapus Yakin Jadi Lebih Mudah?

Pendidikan merupakan hal penting yang pastinya tidak lepas begitu saja dari masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda. Generasi muda yang masih mengenyam pendidikan akan selalu mengikuti perkembangan pendidikan baik dari segi kurikulum maupun hal lain yang berdampak besar bagi mereka. Seperti yang kita ketahui dari waktu ke waktu telah banyak perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut membawa berbagai dampak baik negatif maupun positif bagi seluruh peserta didik di Indonesia.Walaupun perubahan tersebut sebenarnya diciptakan akibat dari hasil evaluasi kebijakan sebelumnya yang dirasa kurang tepat. Alasan lain dari perubahan tersebut juga dengan harapan agar sistem pendidikan dapat lebih baik lagi dan terus berorientasi maju.

Advertisement

Perubahan-perubahan tersebut membuat peserta didik harus kembali beradaptasi. Adaptasi ini tergolong proses yang penting agar mereka dapat mengkuti serangkaian kegiatan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tidak hanya peserta didik, tenaga pendidik tentunya juga membutuhkan proses adaptasi terkait aturan baru yang telah ditetapkan.

Diantara banyaknya perubahan dalam dunia pendidikan entah itu perubahan kurikulum pembelajaran yang akhir-akhir ini juga sedang menjadi topik hangat di masyarakat. Ada juga perubahan yang tak kalah mengejutkan yaitu sistem seleksi masuk perguruan tinggi yang awalnya bernama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri  (SBMPTN) kini berganti menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Tes seleksi masuk PTN juga sudah tidak lagi dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). proses seleksi penerimaan mahasiswa baru PTN ini nantinya berada di bawah Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP).

Bukan hanya perubahan nama dan lembaga penyelenggara, namun juga perubahan proses dan aturan yang ada di dalamnya. Pada jalur SNMPTN hanya diambil nilai dari beberapa mata pelajaran sesuai jurusan SMA/SMK nya. Dalam hal ini menteri pendidikan berpendapat bahwa hal tersebut menmbulkan beberapa permasalahan seperti anak kurang dapat mengeksplorasi kemampuannya. Sehingga dalam SNBP dilakukan pemeringkatan berdasarkan dua komponen. Komponen yang pertama berbobot 50% diambil dari nilai raport seluruh mata pelajaran.sedangkan komponen kedua yang juga berbobot 50% diambil dari 2 nilai raport pendukung program studi yang akan dituju dan hasil prestasi juga portofolio pendukung.

Advertisement

Begitu halnya dalam SNBT yang awalnya bernama SBMPTN. Dalam pelaksanaan SBMPTN terdapat 2 tipe tes yang diujikan yaitu TPS dan TKA.diamana TKA adalah tes yang memuat mata pelajaran dari jurusan masing-masing. Sedangkan dalam SNBT tahun ini telah resmi ditetapkan oleh kemendikbud bahwa TKA telah dihapus dan hanya tersisa TPS. Hal ini disampaikan secara langsung oleh menteri pendidikan kita yakni bapak Nadiem Makarim dalam Peluncuran Merdeka Belajar. "Tidak ada lagi tes mata pelajaran dan hanya ada satu tes yang tidak berhubungan dengan penghafalan tapi lebih ke kemampuan bernalar, problem solving, potensi kognitif melalui tes skolastik,"

Hal ini sudah pasti ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya ialah membuka peluang bagi siswa untuk memperdalam minat jurusan kuliah sesuai keinginan tanpa terhalang  jurusan SMA, selain itu penghapusan TKA ini didasarkan pada alasan agar siswa tidak terbebani oleh banyaknya hafalan dan tidak banyak bergantung pada lembaga bimbingan belajar. Namun negatifnya ialah memungkinkan siswa yang masuk ke perguruan tinggi perlu belajar dari awal materi yang tidak diajarkan ketika SMA. Karena pada nyatanya pelajaran saat SMA masih cukup banyak digunakan saat kuliah terutama pada semester awal.

Advertisement

Berdasarkan dampak yang ada tentu saja penghapusan TKA menimbulkan pro dan kontra dalam dunia pendidikan baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik. Banyak yang berpendapat bahwa tes masuk perguruan tinggi tahun ini akan lebih mudah dibandingkan dengan tes masuk perguruan tinggi tahun sebelumnya. Tentu saja dilihat dari garis besar karena tes tahun ini hanya menyisakan TPS tanpa ada TKA.Namun, yang menjadi pertanyaan, yakin akan jadi lebih mudah? Mengingat dalam TPS justru dibutuhkan penalaran khusus yang tentunya membutuhkan banyak latihan soal agar dapat terbiasa menghadapi permasalahan kompleks dalam soal tersebut.

Tidak ada yang bisa dianggap remeh.Dalam hal ini tentunya semua sudah memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan masing-masing. Seperti yang telah diketahui bahwa TPS tidak diajarkan sebagai materi sehari-hari di sekolah, dan membutuhkan pemahaman yang cukup dalam. Apabila peserta didik kurang dapat memahami maksud dari soal yang ditanyakan maka hal tersebut tentu dapat menajdi boomerang bagi hasil tes nantinya.

Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa saingan SNBT akan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Tidak hanya berasal dari angkatan 2023 namunSNBT dapat diikuti mulai dari 3 angkatan terhitung dari angkatan 2021. Karena sainganyang lebih banyak, hal ini tentu membuat peluang diterima pada jalur SNBT semakin kecil. Sehingga peserta didik juga harus mempersiapkan ujian mandiri yang nantinya akan diadakan oleh masing-masing kampus tujuan.

Diantara beberapa pendapat yang mengangap seleksi masuk perguruan tinggi tahun ini akan lebih mudah, namun banyak juga yang takut dengan sistem SNBT pada tahun ini. Banyak juga yang kecewa terkait penghapusan TKA karena mereka sudah belajar dan mempersiapkannya jauh-jauh hari agar dapat masuk kampus serta proram studi impian. Sebagai angkatan pertama yang menggunakan sistem SNBT tentunya peserta didik memiliki rasa takut sebagai angkatan percobaan.

Kesimpulnnya semua keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan pastinya sudah dipkirkan secara matang. Terbukti dari keputusan tersebut yang telah resmi dan disetujui. Adanya pro dan kontra tekait perubahan kebijakan memanglah hal yang sudah biasa dan wajar terjadi. Hal tersebut sebagai bentuk respon dari masyarakat terkait perubahan kebijakan yang nantinya juga berdampak pada kehidupan mereka.

Semua perubahan yang terjadi adalah bentuk evaluasi dari kebijakan sebelumnya yang dirasa kurang tepat.. Pastinya perubahan ini dibuat juga untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Baik dari segi kualitas pendidikan maupun kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Semakin baik kualitas pendidikan di Indonesia maka akan meghasilkan kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Mengingat generasi muda adalah pihak yang memperoleh pendidikan tersebut.  Sehigga diharapkan tujuan yang telah dipersiapkan untukkebaikan bersama dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak dan menjadi semangat demi Indonesia yang lebih baik lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini