UMKM Mulai Bangkit Kala Pasca Pandemi

Coronavirus disease 2019 (Covid 19) membawa banyak perubahan dari berbagai macam aspek. Salah satu aspek yang terdampak adalah bidang perekonomian, hal tersebut pun berdampak pada kelangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Apalagi Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi UMKM selama pandemi terbagi menjadi tiga yaitu, segi pasokan (distribusi terhambat, kesulitan bahan baku), masalah cashflow (penurunan penjualan, permodalan), dan anjloknya permintaan (produksi menurun dan PHK buruh).

Advertisement

KADIN (Kamar Dagang dan Industri) menyebut hampir 30 juta UMKM tutup akibat pandemi. Survey ADB (Asian Development Bank) pada bulan Juli 2020 disebutkan bahwa terdapat 48,6% UMKM menutup usahanya, 30% mengalami gangguan permintaan domestik, hampir 20% mengalami gangguan produksi, dan 14,1% mengalami pembatalan kontrak. Dalam data Kementerian Ketenagakerjaan, sebanyak 2,8 juta kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) telah dilaporkan selama masa pandemic. Sedangkan, berdasarkan pendapat KADIN bidang UMKM, diperkirakan sebanyak 15 juta pekerja UMKM menjadi korban, baik yang dilaporkan maupun yang tidak.

Pemerintah pun telah mengakui UMKM sebagai sektor terpenting dan strategis bagi pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah mengambil tindakan-tindakan untuk memperbaiki perekonomian dan membantu UMKM dengan meningkatkan transformasi di bidang digital. Contohnya yaitu membuat aplikasi Warung Pangan (dalam hal ini adalah warung) di masa pandemi dalam bentuk aplikasi mobile digunakan oleh warung UMKM untuk membeli sembako dengan harga murah dari perusahaan BUMN milik negara.

Advertisement

Para pelaku UMKM saat ini sudah beradaptasi dengan eksositem digital, yang membawa pengaruh signifikan dalam income mereka. Berdasarkan hal tersebut, potensi peningkatan nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 8 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, mencapai Rp 4.531 triliun pada tahun 2030.

Berita tersebut dapat dibilang cukup baik karena UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomu, tetapi juga mendorong inklusi sosial dan kesetaraan peluang. Berbagai tantangan pun dapat hadir bagi para mitra UMKM, tetapi banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Dengan mendorong pertumbuhan UMKM dan memberi dukungan yang tepat, pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat memperkuat kontribusi UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini