Untuk Bapak, yang Selalu Berada di Garis Terdepan Hidupku

Sebagai anak pertama perempuan, saya juga punya cerita romantis dengan Bapak layaknya daddy daughter goals di masa kecil, iya hanya di masa kecil saja. Kalau boleh jujur sebenarnya saya juga tidak dapat banyak hal di masa kecil dari Bapak, karena saya punya adik perempuan yang selisih dua tahun yang membuat kami tentu saja selalu bertengkar dalam segala hal.

Advertisement

Bapak sejak kecil terlihat lebih menyayangi adik di kacamataku, sedangkan di kacamata adikku aku adalah seorang yang galak, dan bisa segalanya yang tidak butuh perhatian bapak. Sebagai anak pertama juga saya sedikit lebih cepat dewasa karena dituntut bisa mengerjakan semua termasuk belajar dan mengajari mereka.

Banyak hal yang dilakukan anak pertama merupakan keputusannya sendiri tanpa bertanya ke orangtua yang membuat saya menjadi terlihat egois dan memikirkan kepentingan saya sendiri. Tetapi kalian semua harus maklum, karena dari kecil saya dituntut cepat buat keputusan tidak soal itu merugikan orang lain atau tidak yang penting masalah itu cepat selesai.

Mari bercerita tentang hal menarik tentang saya dan bapak khususnya di masa kecil. Saat saya menempuh pendidikan taman kanak-kanak tidak seperti anak lainnya yang ditunggu orangtuanya, saya hanya diantar jemput karena bapak menjaga bengkel dan mama harus bekerja untuk menopang keluarga kami.

Advertisement

Pernah suatu hari bapak terlambat menjemput sampai 1-2 jam kondisi sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa guru tetapi saya masih ketakutan dan menangis di kursi ruang tunggu. Akhirnya bapak datang dan minta maaf karena tidak lekas menjemput, itu karena adik saya tidak bisa ditinggal dan memaksa untuk tetap bermain dengan boneka anehnya di bengkel.

Sejak itulah saya begitu membenci adik saya, karena bapak selalu mengutamakan dia. Padahal wajar saja umur adikku masih 3 tahun. Banyak lagi hal yang menunjukkan bapak lebih menyayangi adikku yang membuat saya merasa tidak akan ada yang menyayangi saya di dunia ini.

Advertisement

Pernah suatu masa mungkin disaat saya kelas tiga SD, di masa kesulitan ekonomi yang luar biasa bapak pulang larut sekali, tetapi kami menunggu karena bapak pasti bawa makanan yang enak yaitu pecal lele, saat kecil itu adalah makan kesukaan saya, sejak SMP saya tidak mau lagi karena suatu alasan. Seberapa nikmat pecal lele itu di masa itu? rasanya nikmat sekali karena saat memakannya kami sambil mengobrol dan tertawa bersama bapak.

Bapak adalah orang yang humoris yang suka kasih hadiah untuk saya. Dia juga orang pertama yang dengan bahagianya mengetahui saya bisa membaca dan berhitung sebelum lima tahun. Dulu saya belum bisa berpikir bahwa apapun keputusan dan kemampuan yang saya punya dalam hidup saya sebenarnya bapak adalah orang di garis terdepan yang bangga pada saya. 

Sekarang setelah dewasa kami senang mengobrol tentang hal lucu di sekeliling kami, meski hanya lewat telepon tetapi itu sangat berarti. Kadang saya merasa gagal sekali dalam hidup ini karena tidak bisa tempuh pendidikan tinggi seperti mimpinya dulu dan malah harus bekerja apa adanya demi menopang keluarga.

Dalam hati saya benar-benar minta maaf pada bapak dan berjanji suatu hari saya akan membuat bapak bangga lagi kepada saya seperti di masa sekolah dulu. Tapi kehidupan setelah sekolah tidak semudah itu jadi biarkan saya berusaha dulu dalam dunia yang mau saya pilih agar saya bahagia lalu bisa membahagiakan bapak dan keluarga kita ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pengangguran premium

CLOSE