Untukmu, Jiwa-Jiwa Hampa Sesudah Wisuda

Wisuda. Tahapan akhir yang diimpikan sebagian besar mahasiswa, ibaratnya wisuda itu nampak sebagai puncak gunung yang harus dicapai setelah berbagai rintangan yang dihadapi, penantian dosen yang tidak berujung, jungkir balik drama skripsi. Nyatanya sebagian besar mahasiswa lupa, jika wisuda bukan puncak tertinggi, setelahnya kamu akan dilepas di alam bebas, bersaing dengan ribuan sarjana untuk mendapat pekerjaan yang gajinya cukup untuk menghidupi dirimu dan keluarga kecilmu kelak.

Advertisement

Percayalah, euphoria wisuda hanya akan bertahan setelah sesi foto-foto dengan keluarga, kekasih dan teman teman, Haha hihi dengan kawan seperjuangan. Lalu sesudahnya, saat malam tiba sebelum tidur, akan ada hal yang terbersit dibenakmu, "Resmi sudah hari ini aku jadi beban negara, sesudah wisuda aku harus apa ya?".


Jreng jreng jreng, tidur mulai kurang nyenyak.


Wisuda itu seperti bekal terakhir yang diberikan oleh orang tua, sesudahnya maka kamu harus berkewajiban untuk mengolah bekal itu sebaik mungkin dan menjadi anak yang lebih bermanfaat bagi keluarga. Sayangnya, mencari kerja dengan persaingan yang luar biasa itu tak cukup mudah. Dua minggu pasca wisuda, mungkin masih tenang. Satu bulan pasca wisuda mulai sedikit risau dan tiga bulan pasca wisuda, mulai sedikit ganas setiap ada yang tanya "Sudah kerja dimana?".

Advertisement

Aku selalu percaya, jika setiap orang punya timeline-nya masing-masing. Ini tentu bukan suatu pembelaan untuk diriku sendiri, karena memang di usiaku yang sekarang aku memang masih dalam tahap merangkak ke puncak. Berhenti untuk bilang ke orang lain, "Dulu aku seusia kamu udah bisa gini, eh dia sekarang udah gini lho!". Oh please, nggak enak di telinga dengarnya.

Setiap orang mempunyai puncak yang berbeda-beda dan punya waktu yang berbeda pula. Enggak ada untungnya, lirik kanan kiri lalu sibuk mengutuk diri yang akhirnya bikin minder dan berhenti untuk merangkak ke puncak sendiri. Setiap jalan ke puncak juga berbeda-beda, ada yang jalannya mulus, tapi ada juga yang harus lewat tebing atau jurang, butuh banyak jungkir balik buat sampai di puncaknya.

Advertisement


Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Syukuri dulu apa yang sudah dicapai hingga saat ini.


Syukuri setiap masalah-masalah yang sudah terlewati dengan segala penyelesaian yang menguras kesabaran, pikiran dan tenaga. Kamu hebat bisa sampai di titik sekarang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

kadang suka manis, kadang romantis

CLOSE