Cermin dan Hati, Suatu Perpaduan untuk Refleksi Diri

Berkaca pada sebuah cermin yang retak, kau tak akan bisa melihat bayanganmu secara sempurna. Yang terlihat hanya retakan dan bayanganmu yang tak beraturan. Demikian pula ketika hatimu dipenuhi dengan kebencian dan penyakit hati lainnya. Kau tak akan bisa melihat kebaikan yang telah orang lain berikan. Sebaliknya yang tampak oleh pandanganmu adalah keburukannya. Sekalipun dia pernah berbuat baik padamu, tapi tetap saja kau memberi nilai buruk kepadanya.

Cermin yang retak tidak bisa diperbaiki kecuali dengan memberinya selotip untuk menutupi retakan-retakan itu. Tapi coba amatilah, jika cermin itu terlalu banyak selotip apakah ia masih bisa kau gunakan untuk bercermin? Tentu kau akan mengalami kesulitan. Dan yang harus kau lakukan adalah menggantinya dengan cermin yang baru. Yang bisa memperlihatkan seluruh bayangan dirimu ketika kau mengahadapnya.

Seperti itu pula ketika hati sudah dipenuhi dengan berbagai macam penyakit hati. Hati yang sakit memang ada obatnya. Salah satunya adalah dengan berdzikir mengingat-Nya. Jika ia lalai dari mengingat Rabb-nya maka lama-kelamaan hati itu akan mati karena pemiliknya jauh dari Rabb-nya.

Cara mengganti hati yang usang dengan hati yang baru rasanya tak mudah. Tapi tak berarti sulit pula. Hati yang baru akan didapatkan ketika pemiliknya senantiasa bermuhasabah. Bermesraan dengan Rabb-nya dan meminta petunjuk serta bimbingan agar senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Hati yang baru tidak bisa didapat begitu saja. Ada perjuangan yang harus dilakukan untuk meyakinkan Allah SWT agar dirinya bisa kembali dekat dengan-Nya.

Hati itu bagai cermin. Tempat untuk berkaca diri; seberapa pantas diri kita ini untuk bertemu dengan-Nya. Seberapa layakkah diri kita ini untuk tinggal di jannah-Nya. Jika kita tak bisa bercermin ke dalam hati kita sendiri, maka selamanya kita akan menjadi orang yang buruk karena tak bisa mengetahui letak keburukan yang ada dalam diri kita. Jika sudah begitu kita akan kesulitan untuk memperbaiki diri dan terus menganggap diri kita lebih baik dari orang lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Itulah bentuk dari kesuksesan yang sesungguhnya.