Jika Kamu Mencintai-Nya, Mengapa Tidak Mendekat pada-Nya?

Mengapa kamu masih maksiat di jalan-Nya? Dan mengapa kamu masih kufur atas nikmat-Nya?

Assalamu’alaikum sobat sholeh dan sholeha yang insha Allah selalu dalam kebaikan. Pernahkah terbesit dalam hatimu, jika kamu mencintai-Nya, mengapa tidak mendekat pada-Nya? Mengapa masih berprasangka buruk pada-Nya? Mengapa kamu masih maksiat di jalan-Nya? Dan mengapa kamu masih kufur atas nikmat-Nya? Bukankah dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran : 102 dijelaskan bahwa :

Advertisement

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam"

Allah swt tidak pernah tidur, tidak tuli dan tidak buta, bahkan Dia lebih tahu isi hatimu. Hijrah tidaklah mudah ibarat kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu, semuanya butuh proses dan pastinya butuh keyakinan hati. Namun jangan lupa untuk selalu mendekat pada-Nya, bukankah untuk mendapatkan tambatan hati harus ada PDKT terlebih dahulu? Begitupun jika kamu ingin mendapatkan rahman dan rahim dari Allah swt maka dekatilah Dia.

Advertisement

Dia selalu merindukanmu kala sepertiga malam. Tidakkah kamu rindu akan sejuknya air wudhu kala fajar shubuh? Tidakkah kamu rindu akan air mata taubatmu sendiri? Tidakkah kamu rindu akan lirik-lirik Al-Qur’an yang kau senandungkan? Dan tidakkah kamu rindu akan pelukan-Nya saat kamu benar-benar lemah? Sebagaimana saat Abu Umamah al-Bahili berkata kepada Rasulullah SAW,

"Apakah keselamatan itu?"

Advertisement

Beliau menjawab:

"Jagalah lidahmu, lapangkan rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu."

Untukmu yang masih ragu dalam berhijrah baik dalam hal pakaian, menghilangkan yang haram menuju halal contohnya pacaran ke taaruf, menjauhi riba, dan masih banyak lagi. Pelan-pelan laksanakan dan jangan lupa istiqamah karena yang paling sulit setelah hijrah adalah istiqamah. Kunci istiqamah ada di hatimu, jika hatimu sudah terpaut pada pemilik hati dan sudah jatuh pada pelukan-Nya, insha Allah hatimu selalu menomor satukan-Nya. Berpegang teguhlah pada kutipan di bawah ini :

قلبي لا يرى إلا حبيبا له

"Hati ini tidak akan melirik selain pada kekasih-Nya"

Setiap perubahan butuh keikhlasan yang amat besar. Ikhlas melepaskan dia yang sudah bertahun-tahun pacaran denganmu, ikhlas melepaskan pekerjaan yang tidak menerimamu jika harus memakai jilbab, ikhlas atas penolakan orang-orang terhadap proses hijrahmu dan masih banyak ikhlas-ikhlas yang harus dipupuk dan begitu beragam. Kembali lagi pada hatimu, jika kamu memang benar-benar mencintai-Nya harusnya kamu akan tetap tegar dengan apa yang terjadi pada saat proses hijrahmu.

Dan kamu akan dengan sukarela melepaskan semua kemaksiatan itu untuk mencapai keikhlasan yang sebenar-benarnya. Karena ikhlas itu murni dan bisa datang di akhir, mungkin awalnya sakit namun insha Allah akan berakhir dengan indah.

Sebagai insan yang tak luput dari salah dan dosa hanya bisa saling memantaskan diri, saling mengingatkan dan saling mengajak. Karena sejatinya dakwah bagi seorang muslim adalah suatu kewajiban. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Al-Qashash : 87 yang berbunyi,

ادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb"

Jika kamu tidak bisa berlomba-lomba dengan mereka dalam beribadah, setidaknya berlomba-lombalah dalam bertaubat kepada Allah swt. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk berhijrah, sebelum waktu membunuhmu sebelum berhijrah. Jangan menunggu hati yang berhijrah, tapi berhijrahlah saat ini untuk menggenapkan hati. Dia akan mengetuk pintu hatimu dengan lembut melalui hembusan udara yang bersemayam, membasahi hatimu yang kehausan. Insha Allah dengan mendekat pada-Nya hatimu akan damai, setenang embun yang bersembunyi dibalik dedaunan. Jiwamu akan kuat, setangguh Fatimah r.a. dalam memendam cintanya pada Ali bin Abi Thalib. Subhanallah.

Untukmu yang berhijrah, jangan berhenti melakukan perubahan menuju kebaikan. Jangan berhenti menyebarkan dan mengajak pada kebaikan, insha Allah jadi shadaqah jariyah. Jangan berputus asa meraih cinta-Nya karena surga itu mahal.

Semoga kita bisa dipertemukan dalam kebaikan dan berkumpul dengan kanjeng Nabi SAW di surga nanti. Berhijrahlah bukan karena tulisan ini, bukan pula karena orang lain melainkan karena Allah. Bisa jadi Allah swt telah berkali-kali mengetuk pintu hatimu untuk berhijrah pada jalan-Nya namun kau masih enggan membuka pintu hatimu untuk-Nya, Wallahu'alam.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

to be inspiring writer and teacher

CLOSE