Jika Memaafkan Itu Melegakan, Maka Mengikhlaskan Itu Menenangkan

Setiap manusia pasti memiliki kesalahan masing-masing. Entah kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Kesalahan yang disesali ataupun kesalahan yang dibanggakan. Kesalahan yang mampu membuat manusia berbenah ataupun kesalahan yang makin menjerumuskan manusia.

Kita sebagai manusia, yang terkadang malah menghakimi kesalahan orang lain, apakah pernah berkaca atas semua kesalahan-kesalahan kita sendiri? Terkadang kita memiliki pandangan bahwa, jika aku menjadi ia, aku takkan melakukan hal seperti itu, atau perkataan lain yang menjelaskan seolah-olah orang itu melakukan kesalahan karena tidak mampu untuk mengontrol dirinya, yang diharapkan untuk selalu berbuat kebaikan.

Ironisnya adalah ketika kita melakukan sebuah kesalahan, yang kita sadari dan diketahui orang lain, kita berharap bahwa orang lain akan mengerti dan paham atas dasar apa atau penyebab apa yang membuat kita melakukan kesalahan itu. Entah karena ketidaksengajaan kita, atau karena sebuah ‘keharusan’ kita untuk bertindak sedemikian rupa dengan berbagai alasan lainnya. Penuh harap agar orang lain tidak menilainya buruk atas kesalahan yang telah ia perbuat.


Menganggap bahwa ada hal-hal manusiawi yang terbesit yang dinilai sebagai suatu kesalahan di mata manusia adalah hal yang wajar dan patut di maklumi.


Lantas apa yang harus kita lakukan? Hanya sekedar mencoba memahami sifat dan sikap-sikap manusiawi pun sudah cukup. Mengerti bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan sebaik apapun perilaku ataupun pribadinya. Dengan sikap kita yang mencoba untuk memaklumi kesalahan orang lain, membuat kita semakin mudah belajar untuk memaafkan. Bukankah jika kita melakukan kesalahan kita ingin dimaafkan tanpa perlu meminta maaf? Memang, meminta maaf itu perlu dilakukan untuk memperbaiki hubungan antar manusia ataupun Tuhan-nya. Tapi bukankah akan lebih indah jika kita dimaafkan tanpa perlu meminta maaf dan semuanya berjalan sebaik yang diharapkan?

Begitupula yang terjadi pada orang lain, mereka ingin dimaafkan atas kesalahan-kesalahan mereka yang mungkin sebenarnya kesalahan itu dibuat tanpa unsur kesengajaan. Atau bahkan ia tak sadar telah berbuat sesuatu yang kita nilai sebagai suatu kesalahan yang menyakiti kita. Maka dengan banyak berprasangka baik dan memaklumi manusia lain atas perilaku, yang mungkin kita pun sering melakukannya, adalah cara paling baik dan menenangkan.

Lalu bagaimanakah jika ada sesama manusia dengan seriusnya menyakiti kita? Dengan tujuan tertentu ataupun pelampiasan emosi kepada kita? Berserahlah, dan maafkan atas segala kesalahannya. Ikhlaskan apa yang memang seharusnya terjadi dan memasrahkan semuanya pada Sang Kuasa. Dengan tersakitinya hati kita, yang kemudian membuat kita semakin melapangkan hati, akan menjadikan diri ini sebagai pribadi yang indah.


Karena tidak sembarangan orang mampu melakukan hal seperti itu, maka jadilah manusia yang tidak sembarangan itu.


Kehidupan manusia akan semakin indah dengan terciptanya perasaan saling memaafkan dalam diri manusia itu sendiri. Dengan menyadari bahwa kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dapat diperbaiki dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Ataupun atas kesalahan yang tidak di sengaja adalah memang bukti nyata bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan tetapi tidak melangit karena memang tidak seharusnya mengangkasa.

Percayalah dengan memaafkan setiap kesalahan sesama itu akan melapangkan hati, juga melegakan nyeri yang ada, belum lagi jika ditambah dengan perasaan untuk mengikhlaskan dan memasrahkan, itu semua akan membuat perasaan di hati akan semakin tenang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini