Kesalahan Fatal Mantan Mahasiswa Setelah Wisuda adalah Mencari Pekerjaan!

Wisuda, impian setiap mahasiswa yang kuliah. Sebagian dari mereka beranggapan wisuda adalah pencapaian tertinggi yang tidak bisa ditawar oleh apapun dan berapa pun nilainya. Bisa saya katakan seperti itu karena hingga saat ini saya belum pernah menemukan ada mahasiswa bersedia tidak lulus sekalipun diberi uang dengan jumlah banyak.

Dan, begitu prosesi wisuda berlangsung, tawa merekah di setiap wajah calon mantan mahasiswa itu terlihat. Para sanak keluarga datang ikut menyaksikan pengukuhan wisuda. Tapi, ada sebuah kesalahan yang biasa dipilih oleh para lulusan (baca: mantan mahasiswa) setelah wisuda.

Apakah kesalahan itu? Kesalahan itu ialah mencari kerja!

Apakah di antara kalian ada yang bertanya-tanya apa salahnya mencari kerja? Ya, mencari kerja itu ialah kesalahan. Bisa saya katakan seperti itu karena kerja adalah tekanan. Ketika mantan mahasiswa itu memutuskan untuk mencari pekerjaan, di situlah ia memutuskan bersedia menjadi ‘mesin’ yang aktivitasnya berada di bawah tekanan.

Berbagi dari pengalaman hidup, teman saya, sebut saja Batang, yang telah menjadi mantan mahasiswa tersiar kabar mendapat pekerjaan setelah wisuda. Ia begitu bahagia memperoleh pekerjaan. Semua teman yang ia temui selalu diperdengarkan tentang pekerjaannya dengan tawa yang mengiringi. Ya, tawa yang ceria. Senang bisa melihat dia tertawa, karena beberapa bulan sebelumnya, ia sering merengut mengadu akibat skripsi yang tak kunjung ‘direstui’ dosen.

Belum sampai di situ saja, ia bekerja di sebuah perusahaan dengan upah yang sangat tinggi. Terbayangkan kenapa dia tersenyum begitu bahagia? Tapi, eits…! tunggu dulu! Dapat pekerjaan dan digaji tinggi? Apakah itu kebahagiaan?

Hal berbeda saya temui beberapa bulan kemudian. Saya kaget menemui Si Batang telah tidak bekerja lagi di perusahaan yang pernah menggajinya dengan nilai tinggi. Usut punya usut, ternyata ia tidak betah bekerja di perusahaan itu akibat tekanan yang ia dera.

Kerjanya sangat berat. Hari-hari yang terlewati seperti berjalan di tepian neraka, salah sedikit maka akan gosong dilibas si jago merah. Penuh ketakuatan! Ia pun tak nyaman dan memutuskan hengkang. Gaji tinggi pun melayang… mengudara… Tinggi, tinggi sekali… tanpa pernah bisa diraih kembali.

Si Batang lantas memutuskan untuk mencari pekerjaan baru. Hemat cerita, Batang mendapat pekerjaan baru. Tapi pengalaman serupa terjadi kembali, ia keluar dari pekerjaan barunya akibat pengalaman serupa juga.

Pada akhirnya, rute karirnya pun hanya berputar pada: mencari pekerjaan lalu dapat tekanan lalu merasa ketakutan lalu keluar lalu mencari pekerjaan lagi. Ya hanya di situ-situ saja!

Dari pengalaman itu, saya berani mengatakan bahwa cara mantan mahasiswa mencari pekerjaan setelah wisuda adalah langkah yang salah. Kesalahan terbesar dan terfatal! Kesalahan terbesar mantan mahasiswa setelah wisuda adalah mencari pekerjaan!

Saya pun tidak punya jawaban yang benar. Saya hanya punya jawaban yang sesuai saja. Bagi saya, setelah wisuda, saatnya kita bermain! Bukan mencari pekerjaan! Ya, bermain!

Telah lelah kita berjuang hingga wisuda. Banyak tenaga dan waktu yang terbunuh. Banyak biaya yang bocor. Begitu lulus, cukuplah sudah menjalani kesengsaraan. Bermainlah! Ayo bermain!

Bermain itu intinya adalah senang. Seberat apapun aktivitas yang kita lakukan, jika dibarengi dengan rasa senang, rasa-rasanya tak tada tekanan yang melanda di kepala. Dan, bak permainan anak kecil, bermain selalu begitu ceria. Rasa-rasanya tidak ingin berhenti dari permainan. Menangislah kalau ada orang yang menyuruh kita berhenti bermain di atas tanah yang kita pijak ini.

Kita hidup di bawah matahari yang sama. Di atas Bumi yang sama. Dunia ini tidak selebar daun kelor. Dunia ini luas! Beragam warna! Dunia ini adalah tempat bermain yang asyik. Maka bermainlah seperti apa yang kamu inginkan.

Menjelajahlah ke penjuru tempat. Datanglah ke tampat-tempat tertinggi. menyelamlah di tempat yang dalam. datanglah ke tempat yang sangat ramai. Teriaklah di tempat yang sangat sepi. Terbanglah bersama Elang! Berlarilah bersama hewan-hewan buas! Saksikan sunrise dan sunset di pantai dan gunung! Dunia tempat bermain yang asyik! Sangat asyik! Lupakan mencari pekerjaan!

Dalam permainan itu pula, maka muncul pertanyaa: apakah kamu ingin bermain menjadi seorang guru yang bercengkrama dengan para murid? Wiraswasta yang berdialog dengan para pedagang? Militer yang gagah dan tangguh mengabdi kepada negara? Peneliti yang menghabiskan waktu di hutan bersama kaca pembesarnya atau seorang penulis yang bercerita tentang isi hatinya lewat pena yang menari?

Pilihlah! Pilihan itu ada di hatimu. Hati kecilmu. Pilih sesuai apa yang kamu inginkan. Temukan passionmu di sana.Tanpa kamu sadari, hati kecilmu tak pernah berbohong barang sekata pun. Ia selalu menjelaskan apa yang kamu rasa dan inginkan.

So, kamu ingin bermain apa? Singkirkan dulu sejanak berapa uang yang akan didapat. Yang terpenting, kamu senang dahulu. Toh, pada akhirnya, uang itu juga akan mengikuti karir permainanmu baik sebagai guru, wirausaha, militer atau seorang penulis?

Seperti kisah Si Batang di atas tadi, dia bak seorang anak kecil yang ingin main kelereng tapi malah menyelam di sungai dalam belakang rumahnya. Tempat bermain yang keliru. Ia hanya berupaya berenang agar tidak tenggelam. Kelerengnya pun hilang entah ke mana.

Jangan kau cari pekerjaan yang hanya membuatmu stress. Carilah permainan yang membuatmu bahagia. So, kita bermain, kita senang, dibayar pula! Jadi, sebelum benar-benar diwisuda, kamu ingin bermain apa dan di mana?

Selamat bermain! Sukses untuk kalian! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

196 Comments

  1. D'Silver Fangs berkata:

    Waduuh ini maksud penulisnya bukan bermain2 nghamburin duiit,,, bermainlah agar kita mendapat inspirasi sampai kita menemukan jati diri, (MAU JADI APA)

  2. Hmm saya justru melihat si Batang yang sedang bermain, dia berani mencoba “wahana-wahana” permainannya sampai ketemu yang favorit. Bukankah cara bermain seperti ini juga bagian dari pencarian passion?

  3. Muh Dian berkata:

    Parahh.. Yang namanya bekerja bukan tekanan tapi kewajiban dan tanggung jawab, dan ini sudah di setujui oleh semua pekerja sebelum dia bekerja saat interview. Yang tidak setuju berarti ngga jadi kerja. kuliah hanya penambah wawasan dan ilmu sedangkan bermain adalah refreshing dan termasuk kebutuhan semua orang.

  4. Januari Siahaan berkata:

    ini buat anak yang memiliki ekonomi menengah keatas, ada berapa mantan mahasiswa yang bisa bermain begini ? ingat, bermain yang anda katakan itu butuh dompet tebal dan aku gak yakin mantan mahasiswa punya dompet tebal !!! sorry mantan mahasiswa yang punya orang tua memiliki dompet tebal !!! #thinkagain

  5. Dewi Mozza F berkata:

    Intinya, lulus kuliah mau jungkir balik juga bebas…selama ga nyusahin orang tua dan lingkungan sekitar

  6. David Kiantzz berkata:

    Harus pandai berpikir aja kalo gitu mah… good article

  7. inspiratif menurut saya.. basic/kemampuan kita dimana ,,?? trs cara mengembangkan basic itu ,, dan manfaat apa yang bisa di ambil dari basic kita tersebut..? pekerjaan akan di anggap berharga apabila ada orang yang membutuhkan keahlian … jadi bagimana apakah kita harus menjadi seorang pekerja atau kita yang di pekerjakan/dibutuhkan orang,, maka dari itu mulailah melangkah mendalami keahlian yang anda miliki,,, uang bukan segalanya untuk memulai sesuatu… anda punya skill,, anda akan di bayar,,, brapapun yang anda minta,.. bukan anda malah mengeluarkan modal,,,

  8. Yang salah mah bukan mahasiswa lulus langsung cari kerja, yg salah tuh si batangnya, masa di tekan dikit keluar, ga ampe hitungan tahunan lagi. Malah bikin cv jelek aja kerja d perusahaan cuma beberapa bulan.
    Dari awal sebelum menerima kerja kan pasti perusahaan saling tawar menawar gaji berapa, kalau gaji besar ya berarti perusahaan punya ekspektasi tinggi, kalo kamu terima berarti harus siap menjalankan semuanya, jangan jadi mental cetek kena tekanan aja keluar.
    Jadi harusnya di pikir dulu tuh, pas sebelum tanda tangan letter of offernya, sekalian tanya ke orang hrd nya, saya gaji segini apa yang saya lakukan, biar sebelum masuk kerja udah siap tu mental.

  9. Angg berkata:

    yang tulis kan cowo, jelas beda lah. cowo itu kadang sukanya bermain saja. hahaha.

    mungkin si penulis sedang mengungkapkan isi hatinya dalam bentuk artikel ini. hehe

  10. AKADUSYIFA berkata:

    walaupun tekanan ya memang harus dihadapi nanti lama2 juga terbiasa tapi seandainya gak betah dengan lingkungan kerja dan memutuskan untuk keluar kita untung bisa punya pengalaman kerja. kalau cuma main dan gak kerja ya dapat duit dari mana???saran saya sih mending buka usaha sendiri lebih bebas dan gak dapat tekanan,