Ketika Mars Perindo Ditayangkan Setiap Hari di Televisi, Bagaimana dengan Lagu Indonesia Raya-mu?

Mars Perindo ibarat aungan singa yang sedang lapar dan membutuhkan mangsa. Aungannya melengking hingga kepelosok nusantara. Suaranya menggema, dan memekikkan telinga bagi yang tak suka mendengarnya. Namun sayang, ia telah berhasil menghipnotis anak-anak bangsa, hingga mereka selalu menari-nari saat mendengarkan lantunan lagu tersebut. Indonesia seperti kesurupan dibuat olehnya. Ibu pertiwi hanya manggut-manggut dibuat olehnya.

Advertisement

***

Sontak anak-anak yang masih kecil yang belum tahu betul akan arah timur dan barat begitu hafal dengan mars Perindo. Hingga lagu Indonesia Rayapun hampir ditelan bumi olehnya. Inilah potret bumi pertiwi saat ini. Terimakasih televisi atas jasa-jasamu merongrong jiwa dan raga bangsa ini. Terimakasih!

***

Advertisement

Dari sabang sampai merauke, dari ujung timur hingga ujung barat, dari kota hingga ke pelosok nusantara yang belum terjamahi oleh kaki, lantunan mars Perindo menelanjangi bulat-bulat wajah indonesia. Ia ibarat singa, memakan segala mangsa yang ada di depannya lamat-lamat, tanpa pikir panjang. Mars Perindo telah berhasil menjelma sebagai singa buas, yang telah berhasil memakan mentah-mentah kondisi bangsa indonesia.

Ibarat suara azan, ia menggelegar setiap saat di sela-sela acara televisi kesayangan masyarakat. Tak kenal waktu, dimana waktu itu dirasa banyak penonton, disitulah ia merambat keluar memberikan kejutan kepada penonton. Penonton di rumah tak mampu berbuat apa-apa, mereka seperti tak berdaya, risiko karena sudah terlanjur cinta dengan acara yang sudah disuguhkan, sehingga sungkan rasanya untuk ganti channel, lantas iklan Perindopun dibiarkan saja beralalu lalang, seperi tikus yang tak tahu melalu mondar-mandir mencuri satu demi satu masakan di dapur. Penonton dibuat pasrah olehnya. Pasrah sepasrahnya.

Advertisement

Waktu demi waktu telah terlewati.

Semakin banyak hari yang telah kita lewati, semakin banyak pula frekuensi iklan tersebut sudah kita konsumsi. Iklan tersebut akhirnya menang, ia berhasil masuk secara diam-diam ke hati para penonton, yang bahkan penonton yang masih berusia anak-anak. Hal ini sebenarnya yang sungguh lucu namun sangat disayangkan.

Iklan yang menayangkan mars Perindo tersebut, kini sudah tak asing lagi bagi telinga adik-adik kita di rumah, bahkan hari demi hari mereka menghafalkan mars tersebut, mereka masih polos, namun sayang otak mereka harus tercuci dengan iklan tersebut. Masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, adik-adik kita, mengalami kesurupuan massal akan mars tersebut. Mereka sacara membabi buta melantunkan mars tersebut seolah-olah sedang dalam keadaan tak sadarkan diri. Astaga, kasihan adik-adik di rumah.

Jika tak percaya, cobalah buka situs video youtube. Ketiklah Mars Perindo.

Maka akan muncul puluhan video anak-anak Indonesia yang sedang demam lagu mars perindo. Dengan sangat bangga mereka rekam kemampuan bernyanyi mereka. Sungguh, mereka sangat lucu, namun sayang , di satu pihak perasaan miris tak mampu untuk digubris. Yang lebih lucu lagi, ada seorang anak balita, yang sungguh dengan polosnya menangis apabila orang tuanya mengganti stasiun tv yang sedang memutar mars perindo tersebut, ia menangis seperti di apit oleh 2 mentari siang bolong. Meronta-ronta bagai kuda lumping yang kesurupan. Miris keadaan negeri ini.

Disaat masih kecil mereka seharusnya mulai diperkenalkan lagu Indonesia Raya agar dapat meningkatkan rasa nasionalisme mereka, namun sayang, televisi telah terlebih dahulu merenggut masa depan mereka. Mereka menjadi boneka tuyul, yang siap dipermainkan oleh televisi. Kasihan adik-adik kita.

**

Lantas sampai kapankah pemerintah indonesia akan membiarkan itu semua terjadi? Hingga kapan Mars tersebut akan tetap menghantui layar televisi kita?

Hingga kapan anak-anak di negeri ini kesurupan? Apakah akan berlangsung secara berkepanjangan? Haruskah pemerintah bergerak setelah lagu kebangsaan sendiri telah tertelan bumi dan hanya menyisakan bekas? Tak boleh ini semua terjadi. Sudah terlalu banyak masalah di negeri ini. Jangan biarkan saudara menjadi lawan dalam negeri sendiri.

Semoga pemerintah kita dapat segera bertindak tegas terhadap pemilik stasiun televisi tersebut. Semoga pemerintah tak terbuai oleh rupiah-rupiah tebal yang menggelapkan mata. Generasi muda harus segera diselamatkan, jika tidak ia sendiri yang akan merusak bangsanya sendiri secara perlahan-lahan dari dalam.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist

CLOSE