Mengalahkan Musuh Terbesar dalam Hidup, Diri Sendiri

Musuh terbesar manusia bukanlah manusia lain, namun diri sendiri. Pikiran menghancurkan, perasaan mengkhianati. Demikian proses alami pertumbuhan manusia. Saya rasa, poin pentingnya adalah kita kudu mengenal diri kita sebaik mungkin. Apa yang benar-benar kita inginkan dan apa yang tidak. Faktanya, banyak sekali keinginan imitasi yang artinya menginginkan sesuatu karena ikut-ikutan, karena temannya sudah lebih dulu memiliki sesuatu dan kita langsung ingin juga memilikinya.

Lalu, apa yang perlu dikalahkan? Kebimbangan. Hanya itu kata yang muncul dalam pikiran saya saat ada seseorang yang bertanya demikian. Kebimbangan adalah sumber segala kegagalan, sumber segala kehancuran, saya pikir. Satu-satunya cara untuk menelaah keinginan tersebut berasal dari hati atau ikut-ikutan adalah rasa bimbang ini. Kebimbangan yang muncul dalam hati menurut saya adalah penanda bahwa kita tidak benar-benar menginginkan hal tersebut. Sebaliknya, jika hati kita merasa mantap dan yakin, maka itulah yang kita inginkan.

Saat kita sudah yakin betul dengan apa yang kita inginkan, otomatis kita berusaha untuk meraihnya. Dalam perjalanan, kebimbangan kembali muncul. "Kenapa susah sekali ya,", "Kenapa selalu gagal?", "Apa memang saya tidak pantas mendapatkannya?", "Bagaimana kalo ternyata keinginan saya ini bukan yang terbaik?", dan lain sebagainya. Pikiran seperti ini muncul terus-menerus dengan situasi kondisi yang berbeda pula. Poin pentingnya adalah bagaimana kita mengendalikan segenap pikiran agar tidak mau dikontaminasi kebimbangan.

Jika kita menyerahkan diri pada pemikiran-pemikiran tersebut, kita sama saja membiarkan diri kita mengalami kemunduran. Jangan sampai kita tidak tidak mendapatkan apa yang kita inginkan karena kebimbangan tak beralasan dari diri sendiri. Mengalahkan kebimbangan memang tidak mudah, kita merasa mengerti diri kita padahal tidak, atau sebaliknya. Kegagalan bukanlah penanda untuk menjadi bimbang dan kemudian menyerah, justru itu adalah penguji apakah kita benar-benar ingin mendapatkannya atau tidak.

Karena kalau kita benar-benar menginginkannya, pasti kita akan mencoba lagi dan lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini