Pendakian, Perjalanan Menuju Kedewasaan??

Perihal berperjalanan, kurang lebih 5 tahun sudah aku berkecimpung aktif dan mendalaminya, bermula dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga ke ranah kuliah. Kini berkegiatan di alam bebas bukanlah perkara yang susah, di dorong dengan bertebaranya informasi di dunia maya. Di sesi ini mungkin aku akan lebih masuk ke bagian kependakian, dimana aku cukup mengerti akan resiko dan segala keriuhannya.

Advertisement

Sesuai judul yang ku usung di atas, apakah benar pendakian adalah perjalanan menuju kedewasaan?
​Bagiku, ini cukup menyedihkan jika hanya dijawab dengan perkataan dan tanpa berdasar relaita yang tercipta karenanya.
​Gunung adalah Guru, aku mempercayainya semenjak wujud asliku terungkap di Lawu, pendakian pertamaku pada tahun 2013, benar kata orang-orang terdahulu bahwasanya "jika kau ingin mengetahui watak sejati dari kaanmu, ajaklah ia mendaki gunung", tapi gunung tak sesepi dulu, tak seindah beberapa tahun yang lalu. Tak ada lagi gunung yang masih sepi,terkhusus di pulau jawa. Semua orang bisa menggapainya asal mau dan memiliki biaya.

Tak jarang orang-orang yang mendaki adalah mereka yang berkesibukan di kota, karena penat akan segala kekejaman kota, akhirnya mereka memilih memutuskan untuk mengehening di gunung, berharap semua beban yang di tanggungnya lepas meski hanya sejenak.

Berangkat dari keadaan yang semakin menggila ini, dimana gunung-gunung kian ramai dijejali tiap harinya, terlebih ketika akhir pekan tiba. Akan banyak berdampak positif jika kita menyiapkan segalanya dengan sebaik mungkin, mulai dari fisik, perlengkapan, dan pengetahuan tentang tempat atau karakter gunung yang akan kita datangi. Selanjutnya kita dituntut bahwasanya Indonesia ini Bhineka Tunggal Ika, beragam suku, agama, budaya tapi masih tetap satu bangsa.

Advertisement

Merujuk ke lokasi yang akan didatangi, semuanya memiliki ciri khasnya masing-masing, juga kearifan lokal yang tak bisa kita ganggu gugat, hargai saja dan mulailah membaur dengan orang-orang didalamnya, agar kita tidak terlalu lama dalam beradaptasi, sehingga memudahkan kita dalam berkomunikasi. Kemanapun kita pergi, selaiknya mempedulikan hal-hal tersebut.

Serta setelah semuanya dirasa cukup baik dari segi persiapan, ketahuilah kode etik ketika berada di alam raya "Dilarang mengambil apapun kecuali gambar" , "Dilarang membunuh apapun kecuali waktu" dan "Dilarang meninggalkan apapun selain jejak" yang sangat kental dengan pecinta alam, dimana kita akan berkegiatan di alam yang menjadi sumber kehidupan. Yang terakhir dengarkan nuranimu, karena ia adalah satu selain malaikat yang selalu melekat pada jiwa dan ragamu.

Selamat berperjalanan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang anak yang terdampar di belantara kehidupan sejak 19 Oktober 1997

CLOSE