Permata yang Hilang


Bicara tentang masa lampau tidak ada waktu, mereka telah menghapusnya. Hanya ada retakan kecil dari mana kau bisa meruntuhkan yang masih pasti. Apabila kau tidak mampu, terima dunia yang menolakmu, bersama aku atau ingatan tentang kita.


Cukup banyak hal yang meresahkan belakangan ini, seperti politik, kemanusiaan dan eksploitasi mewarnai laman-laman media. Satu dari banyak hal yang nampak menunjukkan ada banyak hal yang salah dari cara dunia ini bekerja, entah apapun itu, mungkin aku yang terlalu bodoh untuk mengerti atau memang segalanya terlampau kompleks, sulit terurai dan terlanjur kusut.

Aku mungkin masih bisa bernapas lega saat menemukan hasil yang diajarkan Ibu guru di papan tulis reyot lengkap dengan kapur wisuda kala itu, di ujung gang atau tempat tempat terpencil yang tidak tercemar arus perubahan. Mereka asli, orisinil, dan merepresentasikan selayaknya manusia hidup. Aku memang selalu dengar suara sumbang para pembela kemajuan zaman berkata omong kosong tentang eksploitasi. Mereka kaca buram yang mudah pecah, barang mewah yang takut ketinggian.

Sejujurnya mungkin memang sifat dasar kita untuk menjadi tamak dan kurang bersyukur, semua pemikiran mengarah bagaimana mempercepat produksi, mempersingkat waktu pengembangan, berlomba lomba mencari cara memperbesar nilai ekonomis tanpa pernah menganalisa dampak. Semua yang memikirkan dampak selalu disebut omong kosong dan yang mampu memperbesar nilai ekonomis disebut si inovatif. Mari saling menjaga bukan menyakiti, satu yang pasti tidak semua yang berbalas itu menyenangkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

saya manusia yang humanis mencintai segalanya dari sudut pandang yang berbeda. Quantity Surveying Engineer, Penikmat Perjalanan dan syair Sapardi Djoko Darmono -