Sepucuk Suara Hati untuk Imamku

Dear Imamku, entah di dunia ataupun di surga kita bertemu


Rinduku ibarat pagi tanpa mentari, hanya embun yang terbias tanpa cahaya. Entah kenapa putri pagi masih malu-malu untuk menampakkan pesonanya. Kenapa juga langit begitu haru padahal waktu sudah menyongsong begitu cepat.


Advertisement

Mungkin karena hujan tadi malam atau karena awan berkabut? Hingga putri pagi masih bersembunyi dalam singgasananya. Sempat kecewa tak melihat keceriaan putri pagi namun kebahagiaan selalu datang dalam segi apapun itu.

Embun membisu, menyimpan rindu, dalam kabut haru, menyisakan lagu, lagu masa lalu. Akankah rindu ini akan selalu terpendam? Semakin dalam merindu, semakin tenggelam mencintai, selalu memuncak setiap malam, tak pernah terbalas dan selalu sulit tuk melepas, wahai rindu tak berparas.


Aku percaya akan janji-Nya, meski tak tersirat dan tak bersyarat namun suatu saat akan terikat oleh-Nya dalam hubungan taat.


Advertisement

Karena buat apa aku menanggung rindu ini sendiri, sudah pasti tidak kuat, biarlah bersama-Nya aku kuat memendam rindu ini. Karena-Nya cinta tak pernah salah, cinta tak pernah memilih dan bersatu dalam naungan-Nya demi menjaga cinta yang fitrah hingga menjadi suatu hubungan yang penuh anugerah.


Karena sekuat-kuatnya mencintai akan lebih kuat jika mencintai dalam taat, seindah-indahnya mencintai akan lebih indah mencintai karena Allah, dan sehebat-hebatnya mencintai akan lebih hebat jika mencintai dalam hubungan terikat.


Advertisement

Kini aku sudah terbiasa merindu dalam haru, mencintai dalam diam. Aku pun tahu memendam itu tidak baik akan tetapi terkadang mengungkapkan itu lebih menyakitkan. Karena aku tahu berharap pada manusia itu sangatlah bodoh. Maka ku meminta pada-Nya melalui karunia-Nya menitipkan sebingkis doa rinduku padanya dan akankah takdir memihak padaku?

Tuhan ada begitu banyak mimpi-mimpiku yang tercipta bersamanya. Inginku suatu saat bisa melihat senja dalam pelukannya, merasakan sejuknya air hujan dalam genggamannya, menatap heningnya lembaran biru dalam rangkulannya, berjalan menapaki biru laut pantai bersama dalam sejuknya angin sepoi-sepoi, mendengar nada Al-Qur'an darinya yang menghangatkan jiwa, melihat malaikat kecil tersenyum bahagia saat berada dalam gendongannya, bersama dan selalu bersama dan masih banyak mimpi-mimpi kecil nan sederhana yang ingin kuciptakan bersamanya suatu saat nanti.


Meski aku tahu entah di dunia ataupun di surga kita akan bertemu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

to be inspiring writer and teacher

CLOSE