Siapa yang Bersalah Terhadap Moral Generasi Muda?

Moral Generasi Muda

Kemajuan teknologi yang ada sekarang ibarat dari dua mata pisau yang memiliki manfaat namun menimbulkan kerugian pula. Bermanfaat apabila dapat digunakan dengan baik dan membuat luka jika kita lalai dalam memanfaatkannya. Begitulah kemajuan teknologi, banyak orang yang mendapat manfaatnya tapi tak sedikit yang mendapatkan pengaruh buruknya.

Advertisement


Pengaruh buruk teknologi ini yang membuat mental dan moral anak bangsa menjadi lemah. Mengapa demikian?


Bagaimana tidak, jika anak-anak bangsa dapat bebas berselancar di dunia maya atau bermain game online bahkan mengeksplor internet tanpa adanya pengawasan dari kedua orangtuanya. Banyak kasus yang telah dijumpai akibat kemajuan teknologi ini. Orangtua mengambil peran penting dalam membentuk mental anak-anak, tetapi terkadang orangtua memberikan gadget untuk anak-anak mereka agar anak-anak tersebut tidak rewel. Sehingga anak-anak menjadi semakin pandai dan bebas untuk melihat atau memainkan hal-hal yang seharusnya tidak dimainkan atau dilihatnya.

Dahulu, sebelum teknologi berkembang pesat. Anak-anak hanya bermain dengan teman-temannya dengan permainan sederhana tetapi banyak manfaatnya. Mereka dapat bersosialissasi dengan teman-temannya, mampu membuat mainan yang kreatif, menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, dan juga membantu orangtua mereka. Kegiatan mereka hanyalah bermain, membantu orangtua dan belajar.

Advertisement

Berbeda dengan istilah sekarang yaitu kids jaman now, akibat kemajuan teknologi yang ada, mereka cenderung untuk memainkan gadget terus-menerus, sehingga mempengaruhi pergaulannya. Mungkin permainan yang ada di gadget lebih canggih dan lebih mengandalkan pola pikir anak-anak. Tetapi dengan gadget yang ada di tangan, mereka hanya melakukan olahraga tangan, tidak semua anggota tubuh mereka bergerak. Ini juga salah satu hal yang berbahaya, anak-anak menjadi malas bergerak karena hanya memandang gadget, pergaulan mereka menjadi terganggu, dan yang lebih berbahaya adalah mereka akan menjadi kecanduan terhadap gadget.

Nah, di sinilah peran orangtua sangat mempengaruhi perkembangan mental dan moral anak. Orangtua harus mampu mengarahkan anak-anaknya dalam mengarahkan penggunaan gadget dan media online agar menjadi lebih bermanfaat. Mendampingi anak-anak dalam memainkan gadget dan pembatasan waktu dirasa cukup efektif untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk media sosial.

Advertisement

Selain itu, mengajak anak-anak berlibur ke tempat yang menyediakan paket lengkap dengan bermain sambil belajar. Hal ini akan membuat anak-anak menjadi lebih santai dan mampu bersosialisasi dengan orang yang baru. Membiarkan anak-anak bermain bersama teman-temannya dengan tetap melakukan pengawasan. Anak-anak akan menjadi lebih aktif dan lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Banyak ditemukan berita-berita buruk yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi. Pada tahun 2017, seorang pria asal Tiongkok berusia 20 tahun yang menamakan dirinya 'Lonely King', dilaporkan meninggal dunia. Ia diduga kelelahan karena kurang tidur dan memaksa dirinya terjaga hampir tiap malam selama sembilan jam penuh dari tengah malam hingga sembilan pagi, sejak bulan Juli hingga awal November. Ini bukan kali pertama game online memakan korban.

Agustus lalu, media Tiongkok melaporkan bahwa remaja 17 tahun asal Guangdong menderita sejenis stroke setelah bermain game selama 40 jam nonstop (CNNIndonesia,2017). Selain kabar meninggalnya seorang pria akibat kelelahan bermain game, ada berita tentang video anak balita menonton video porno. Video tersebut viral dan banyak beredar di grup percakapan. Di dalam video, balita itu tampak memegang sebuah ponsel sambil duduk. Dia memperhatikan video yang berada di ponsel itu. Setelah tayangan diperbesar beberapa kali, ternyata konten yang tengah ditonton adalah video porno, yang tak sepatutnya disaksikan anak balita (detik.com,).

Adanya berita-berita di atas seharusnya membuat keluarga terutama orangtua lebih mengawasi interaksi anak-anak dengan gadget agar berita tersebut tidak terulang kembali. Orangtua harus diedukasi tentang cara mendidik anak-anak tanpa mengesampingkan kecanggihan yang ada. Selain itu, anak-anak juga perlu dibekali dengan pendidikan pancasila baik di sekolah maupun di rumah. Orangtua juga diharuskan memberi contoh yang baik dalam penggunaan kecanggihan teknologi, tidak hanya melarang tetapi juga ikut melakukan.

Pendidikan dan ajaran yang baik akan mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki mental dan moral yang baik.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumya, bahwa kemajuan teknologi dapat membuat anak-anak menjadi antisosial, menutup diri dari orang-orang sekitarnya. Nah, hal tersebut membuat anak-anak cenderung memiliki moral yang buruk terutama kepada orang yang lebih tua, terkadang karena terlalu asik bermain gadget anak-anak jadi tidak suka diperintah tetapi sebaliknya, mereka cenderung memerintah orangtuanya.

Selain itu, sikapnya cenderung acuh-tak acuh, tidak memiliki tanggungjawab, dan egois.

Tidak ada orangtua yang menginginkan anak-anaknya memiliki moral yang buruk. Lagi-lagi peran orangtua sangatlah penting karena keluarga adalah pendidikan pertama moral anak. Pendidikan pancasila dalam keluarga perlu untuk lebih ditekankan kembali karena pancasila meliputi segala aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apabila di dalam keluarga pendidikan pancasilanya lemah, maka robohlah moral anak tersebut. Sebaliknya jika pendidikan pancasila yang diterapkan di keluarganya kuat maka moral yang terbentuk akan semakin baik.

Sejatinya, setiap yang ada di dunia ini memiliki dua sisi yaitu bermanfaat dan menimbulkan kerugian. Pendidikan sangatlah penting terutama di dalam keluarga sebagai penentu mental dan moral generasi penerus bangsa yang akan melindungi peninggalan sejarah bangsa ini.


Jangan sampai negara Indonesia yang sudah terkenal dengan keramahannya dan suka membantu (bergotong royong) menjadi luntur akibat dari kemajuan teknologi yang semakin canggih.


Masyarakat dan pemerintah harus mampu bekerjasama untuk menyelesaikan masalah tentang kemajuan teknologi yang cukup pesat. Misalnya pemerintah berusaha menghapus situs pornografi dan mengedukasi masyarakat tentang cara mendidik anak-anak tanpa mengesampingkan teknologi. Masyarakat menerapkan apa yang telah dibekali oleh pemerintah dan mendampingi serta membatasi penggunaan teknologi seperti gadget maupun program acara TV.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi di Universitas Brawijaya angkatan 2018

CLOSE