Tidakkah Kau Bangga Indonesia Punya Pencak Silat?

Bersamaan dengan rilisnya film "Headshot (2016)" yang diperankan oleh Iko Uwais, pencak silat semakin Go International! Ditengah huforia menunggu "The Raid 3" rilis (kabarnya akan rilis 2018 mendatang), Iko Uwais berhasil mengangkat popularitas film "Headshot" dan menyusul kesuksesan dua film sebelumnya "The Raid: Redemption (2011)" dan "The Raid 2: Berandal (2014)". Gaya streetfighter Iko Uwais saat berlaga di film adalah menggunakan teknik dasar bertarung Pencak Silat, baik tangan kosong, maupun bersenjata. Melalui 3 film bela diri silat ini, masyarakat dunia semakin tertarik dan ingin tahu tentang apa yang membuat teknik-teknik silat ini sangat berani dan mematikan.

Advertisement

Teknik dasar pencak silat mempunyai gerakan-gerakan yang tegas dan kokoh. Kemudian, jika seseorang bisa menguasai teknik tenaga dalam silat, maka gerakan-gerakan yang dihasilkan bisa jadi sangat mematikan. Teknik tenaga dalam adalah suatu hal yang jauh berbeda dengan ilmu hitam/sihir. Masyarakat sering kali menganggap bahwa tenaga dalam memiliki sumber kekuatan yang sama seperti ilmu sihir, yaitu jin atau makhluk ghaib. Padahal fakta sebenarnya adalah tenaga dalam berasal dari dalam tubuh manusia dan alam semesta tidak ada satupun unsur makhluk ghaib. Potensi kekuatan tenaga dalam sudah tersimpan dan terdapat di alam bawah sadar setiap manusia, tetapi memang membutuhkan latihan khusus untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut. Hal inilah yang membuat dunia tertarik dengan pencak silat.

Komunitas bela diri pencak silat di luar negeri sudah banyak berdiri. Yang paling terkenal adalah Merpati Putih, salah satu perguruan pencak silat besar di Indonesia, saat ini sudah menjangkau hingga ke mancanegara. MPUSA (Merpati Putih United States of America) adalah cabang komunitas yang ada di Amerika, kemudian MPJapan di Jepang dan MP Netherland di Belanda. Kemudian USF (United States Silat Federation)-Amerika, APSF (Asian Pencak Silat Federation) ikatan persatuan pencak silat seluruh negara Asia, EPSF (European Pencak Silat Federation) ikatan persatuan pencak silat seluruh negara Eropa, PERSISI di singapura, PERSAKA di Malaysia, GPSF (German Pencak Silat Federation), PSFUK (Pencak Silat Federation United Kingdom) di Inggris, dan masih banyak lagi.

Perguruan pencak silat manca negara sudah banyak mencetak atlet-atlet yang tidak kalah dengan atlet lokal. Terbukti dengan berlangsungnya turnamen pencak silat tingkat internasional. Seperti Pencak Silat World Championship yang merupakan tournamen pencak silat tahunan. Terakhir diadakan di GOR Lila Bhuana Ngurah Rai Bali, Indonesia "17th Pencak Silat World Championship & Festival 2016", berlangsung dari tanggal 3 sampai 8 Desember 2016. Pada turnamen ini, lebih dari 40 Negara ikut berpartisipasi. Kemudian "Dutch Open 2016" diadakan di Roermond, Netherland. Lalu turnamen yang paling familiar yaitu "Sea Games", terakhir diadakan di Singapura pada tahun 2015.

Advertisement

"17th Pencak Silat World Championship 2016", sebanyak 553 atlet dan official yang turun ke gelanggang pertandingan sudah terlatih dengan profesional, memperebutkan medali emas untuk bisa dibawa pulang ke negaranya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pelatih-pelatih pencak silat Indonesia. Melihat skill yang terus meningkat dan jumlah atlet terus bertambah, seakan berbanding terbalik dengan Indonesia. Kurangnya kesadaran, kepedulian dan pelestarian pencak silat adalah sebagian dari berbagai faktor yang ada.

Kita, sebagai masyarakat pribumi, seharusnya merasa bangga akan pencak silat, bela diri asli asal Indonesia yang diakui dunia dan mendunia. Pencak silat juga termasuk salah satu budaya Indonesia yang perlu dilestarikan lho! dan berbanggalah kalian! karena Indonesia berhasil meraih 12 medali emas di ajang turnamen "17th Pencak Silat World Championship 2016". So, selamat untuk Indonesia! Because you deserve to win! Nothing can compare to you! Pencak Silat belongs to Indonesia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir di Pekalongan, 13 Maret 1998. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi STIKOM LSPR (London School of Public Relations) Jakarta, Batch 19 jurusan Public Relations.

CLOSE