Kalau ngomongin momen pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise, rasanya memang tidak ada habisnya, ya. Dari suasana sakral saat akad, hingga kemewahan resepsi yang dirayakan secara intim, sampai kedua bela pihak orangtua Al yang terlihat akur demi momen bahagia si anak. Semuanya sukses membuat publik terpesona. Tapi ada satu sosok yang kehadirannya diam-diam ikut menyita perhatian: Irwan Mussry, suami Maia Estianty.
Tanpa banyak bicara, Irwan terlihat hangat dan bersahabat di antara keluarga besar. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Ia tidak hanya mendampingi Maia, tapi benar-benar hadir sebagai suami siaga sekaligus figur ayah yang siap berdiri di samping anak sambungnya. Ketika Maia tampak begitu anggun memakai perhiasan biru mencolok, publik langsung heboh. Maia mengenakan satu set blue sapphire dari Bvlgari yang ditafsir seharga Rp10 miliar, yang kemudian dikaitkan sebagai hadiah khusus dari Irwan sang suami pujaan hati.
Tak heran jika banyak yang menyebut Maia seperti ratu yang didampingi raja. Dari caranya hadir, hingga detail perhiasan mewah yang dikenakan Maia, semuanya jadi bukti betapa Irwan adalah pria yang memuliakan istri.
Berikut lima fakta mengagumkan tentang Irwan Mussry yang bikin banyak orang berpikir: inikah doa yang akhirnya terkabul?
ADVERTISEMENTS
1. Irwan Mussry, Sosok Hangat yang Gemar Memberikan Pujian & Candaan Spontan serta Kerap Terekam Kamera.
Salah satu hal yang membuat publik jatuh hati pada Irwan Mussry adalah sikap humble yang tidak menunjukkan gesture ingin dihormati serta caranya memperlakukan Maia Estianty dengan penuh apresiasi dan kehangatan. Ia bukan tipe pria yang diam-diam menyimpan pujian dalam hati—melainkan gemar melontarkan pujian dan candaan spontan yang kerap tertangkap kamera dalam berbagai momen penting keluarga.
Baru-baru ini, dalam sebuah video yang viral dari kanal YouTube Maia, AlElDul TV,Irwan tampak memuji ibunda dari Maia Estianty seusai di makeup dengan berkata, “Loh ada mantennya,” sambil tersenyum sumringah. Ucapannya itu disambut tawa hangat dari kedua orangtua Maia.
Tak hanya itu, saat menawarkan baju dalaman kepada anak-anak sambungnya, Irwan pun melontarkan candaan jenaka seperti, “Ini dua ribu, ini empat ribu,” yang langsung mengundang gelak tawa dari orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENTS
2. Pendidikan dan Awal Mula Bisnis Terinspirasi dari Pengalaman Pribadi
Sejak muda, Irwan Mussry sudah terbiasa mandiri dan punya semangat kerja keras. Setelah menempuh pendidikan di California, ia kembali ke Indonesia di tahun 1983-an. Saat itu, sebuah pengalaman sederhana namun mengecewakan justru menjadi titik balik besar dalam hidupnya.
Ia pernah berniat membeli jam tangan Gucci di sebuah toko, namun pelayanan yang ia terima sangat tidak memuaskan. Alih-alih marah, Irwan justru melihat celah bisnis di balik pengalaman itu—bahwa brand mewah pun butuh pelayanan sekelasnya.
Dari situlah lahir ide untuk membangun PT Timerindo Perkasa International (kini dikenal sebagai Time International) pada tahun 1984. Bermula dari visi akan pelayanan dan pengalaman belanja kelas atas, Irwan perlahan membesarkan bisnisnya hingga kini mengelola lebih dari 100 butik jam tangan dan fashion luxury di Indonesia. Sebuah langkah besar yang berawal dari pengalaman kecil, tapi direspons dengan tekad luar biasa.
ADVERTISEMENTS
3. Bangun Kerajaan Mewah dari Nol, Kini Pimpin 100+ Butik Brand Internasional
Irwan Mussry memulai karier bisnisnya sejak usia 20-an dengan mendirikan Time International, perusahaan yang kini menaungi lebih dari 50 merek mewah dunia seperti Rolex, Cartier, Chanel, hingga Zegna. Berbekal visi tajam dan pendidikan bisnis dari luar negeri, ia mengubah toko jam kecil menjadi jaringan butik elite yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tak hanya sukses di dalam negeri, nama Irwan juga dikenal di level Asia. Ia pernah duduk sebagai penasihat Rolls-Royce Motor Cars untuk kawasan Asia-Pasifik—prestasi yang membuktikan bahwa Irwan bukan sekadar kaya, tapi juga berpengaruh secara global.
Lewat gaya kepemimpinan yang tenang namun strategis, Irwan menjadikan Time International sebagai wajah retail luxury Indonesia yang dihormati dunia.
ADVERTISEMENTS
4. Lahir dari Keluarga Wirausahawan, dan Pilih Pindah Keyakinan Sebelum Menikah dengan Maia
Irwan Mussry lahir pada 15 November 1962 di Surabaya dari pasangan Charles Mussry dan Djoedjoek. Sang ayah berdarah Yahudi Irak dan dikenal sebagai pebisnis di bidang otomotif dan servis jam tangan. Ibunya berasal dari keluarga Jawa dan menjadi sosok sentral dalam kehidupan Irwan sejak kecil.
Menariknya, sebelum menikah dengan Maia Estianty pada 2018, Irwan memutuskan pindah keyakinan dari Yahudi ke Islam. Pilihan itu ia ambil bukan karena tekanan, tapi sebagai bentuk komitmen dan kedewasaan spiritual. Langkah tersebut memperlihatkan bahwa bagi Irwan, nilai keluarga dan keutuhan hubungan adalah hal yang utama.
ADVERTISEMENTS
5. Tak Memiliki Anak Kandung, dan Sepakat Tidak Menambah Keturunan dengan Maia
Meski pernah menikah sebelumnya dengan Tri Hanurita, Irwan tidak memiliki anak kandung. Begitu pula setelah menikah dengan Maia Estianty, pasangan ini memilih untuk tidak menambah keturunan.
Dalam beberapa wawancara, Maia menyebut bahwa keputusan itu diambil bersama, karena mereka ingin fokus menikmati hidup berdua dan mendampingi ketiga anak Maia dari pernikahan sebelumnya: Al, El, dan Dul.
Justru di situlah Irwan menunjukkan kualitas sebagai ayah sambung yang hadir, hangat, dan tidak mengambil peran secara berlebihan. Ia ada ketika dibutuhkan, dan menjaga ruang yang nyaman bagi anak-anak Maia.
ADVERTISEMENTS
Irwan Mussry, Bukti Nyata Bahwa Doa yang Tulus Akan Menemukan Jalannya.
Melihat caranya hadir mendampingi Maia Estianty—baik sebagai suami yang suportif, ayah sambung yang penuh hormat, maupun pengusaha sukses yang rendah hati—Irwan Mussry memang layak disebut sebagai sosok pria sempurna versi kenyataan. Bukan karena glamornya saja, tapi karena konsistensinya membangun, mencintai, dan memuliakan orang-orang di sekitarnya.
Banyak yang bilang Maia akhirnya mendapatkan “the one” setelah melalui begitu banyak luka dan pembelajaran hidup. Dan Irwan bukan datang untuk menyelamatkan—ia datang untuk menyempurnakan.
Kisah ini mengingatkan bahwa kadang, doa terbaik memang tak langsung dikabulkan—tapi saat waktunya tepat, hasilnya bisa lebih indah dari yang pernah dibayangkan. Bagaimana menurutmu? Sudah siap menunggu seseorang yang datang di waktu yang paling pas?
