Viral Kiky Saputri Curhat Soal Mertua Berobat Ke Luar Negeri, Tuai Pro-Kontra!

Setiap orang pasti menginginkan pelayanan kesehatan terbaik. Bahkan, banyak yang rela berobat ke luar negeri demi mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai harapan. Hal ini juga dilakukan oleh keluarga komika kenamaan Kiky Saputri. Baru-baru ini curhatan Kiky Saputri soal mertuanya didiagnosis stroke telinga hingga berobat ke luar negeri menjadi sorotan publik.

Advertisement

Cuitan itu menuai beragam reaksi warganet, banyak yang ikut curhat pengalamat berobat yang kurang memuaskan di fasilitas kesehatan di Indonesia, hingga menuai kritik pedas dari dokter-dokter. Bahkan, Kiky Saputri sempat dituding memfitnah dokter karena dugaan salah diagnosis pada mertuanya. Hingga akhirnya Kiky Saputri angkat bicara mengenai hal tersebut.

Berawal dari menanggapi cuitan Presidet Jokowi, Kiky Saputri curhat soal diagnosis mertuanya

Ramainya pembahasan soal berobat ke luar negeri dan diagnosis stroke telinga dari cuitan Kiky Saputri sudah berlangsung sejak Selasa (7/3). Awalnya, Kiky merespons cuitan Presiden Jokowi yang membahas banyak masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri, hingga mengakibatkan kehilangan devisa ratusan triliun.

Advertisement

Dari cuitan tersebut, Kiky Saputri memberikan balasan sebuah curhatan tentang pengalaman mertuanya yang berobat ke suatu rumah sakit di Indonesia karena masalah pendengaran dan didiagnosis stroke telinga. Setelah mendapat beberapa kali tindakan berupa suntikan, kondisinya justru makin parah.

“Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya,” tulis Kiky melalui cuitannya pada Selasa (7/3).

Advertisement

Hingga akhirnya sang mertua dibawa berobat ke Singapura. Menariknya usai diperiksa, sang dokter justru menertawakan diagnosis awal. Hal itu karena gangguan pendengaran yang dialami mertua Kiky Saputri akibat flu, jadi bukan karena stroke telinga.

“Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh,” imbuh Kiky Saputri lewat cuitan tersebut.

Curhatan Kiky Saputri soal diagnosis stroke telinga dan berobat ke luar negeri itu mengundang beragam komentar dari sesama warganet. Banyak dari mereka yang ikut curhat soal pelayanan kesehatan di negeri ini. Namun, ada pula yang justri menilai Kiky Saputri memfitnah dokter Indonesia dan menurunkan kepercayaan masyarakat pada layanan kesehatan di negeri ini.

Curhatan Kiky Saputri dinilai memfitnah dokter

Kiky Saputri

Kiky Saputri buka suara soal pengobatan di SIngapura | Foto dari screenshot channel YouTube Kiky Saputri Official

Beragam komentar nyinyir soal curhatan Kiky Saputri itu memang nggak terelakan. Bahkan, komika yang terkenal dengan roasting itu dituding telah memfitnah profesi dokter. Berapa pihak beranggapan bahwa Kiky Saputri sok tahu soal medis. Hingga muncul banyak statmen soal penyakin stroke telinga itu benar adanya, bukan diagnosis yang mengada-ada.

Melihat perdebatan tersebut, Kiky Saputri pun buka suara dan memberikan klarifikasi lewat video di kanal YouTube Kiky Saputri Official yang diunggah pada hari Minggu, (12/3). Kiky Saputri menjelaskan soal istilah stroke telinga yang ia sebut dalam cuitannya. Ia mengatakan bahwa istilah stroke telinga bukanlah istilah yang keluar begitu saja dari mulutnya. Melainkan, istilah tersebut disebut sendiri oleh dokter yang memeriksa ibu mertuanya.

“Kata-kata stroke telinga keluar dari dokter tersebut. Bukan dari saya, bukan dari keluarga saya,” kata Kiky. Sementara keluarga kami dikasih tahu sama dokter yang kami berobat di rumah sakit Indonesia, di dua rumah sakit itu, nggak cuma satu ya, di dua rumah sakit, itu dibilang memang sebutannya stroke kuping,” tkata Kiky dalam video tersebut.

Kebingungan Kiky Saputri bertambah karena istilah stroke telinga ini nggak dikenal oleh seluruh dokter di Indonesia. Ada dokter yang tahu namun ada juga yang belum tahu istilah stroke telinga. Hal ini membuat Kiky berspekulasi bahwa belum ada kesepakatan di antara dokter Indonesia tentang istilah ini.

Kiky juga merasa heran karena dibilang sudah memfitnah dokter di Indonesia. Padahal, Kiky tidak ada niat untuk menjelek-jelekkan dokter di Indonesia. Kiky juga mengetahui istilah stroke telinga itu dari dokter yang memeriksa ibu mertuanya. Banyak yang beranggapan bahwa Kiky terlalu mendewakan dokter di Singapura. Perihal ini, Kiky membantahnya. Kiky tidak pernah mendewakan dokter di Singapura atau menyebutkan bahwa dokter di Indonesia tidak kompeten.

“Kok bisa dibilang fitnah, kita aja tahu istilah stroke telinga dari dokter itu yang ngomong. Nggak ada yang bilang dokter Singapura Dewa, saya nggak ada di Twitter bilang  dokter Singapura lebih baik, dokter Indonesia nggak kompeten, nggak ada,” lanjut Kiky.

Usai ramai soal cuitan Kiky Saputri soal penyakit stroke telinga itu, ada yang berpendapat bahwa Kiky Saputri nggak bisa memahami bahasa medis. Padahal penyakit stroke telinga itu benar-benar ada. Bagi Kiky masalah yang Ia sampaikan bukan soal penyakit stroke telinga, melainkan tentang kesalahan diagnosis.

“Jangan fokus ke stroke telinga, bukan itu fokusnya. Tapi bahayanya kalau sampai kemungkinan terjadi miss diagnosis yang bukan hanya saya yang alami, tapi juga banyak. Kebayang nggak kalau tiga kali suntik, amit-amit tuli permanen bagaimana? Kita minta tanggung jawab siapa?” keluh Kiky.

Kiky mengakui bahwa kualitas dokter di Indonesia nggak kalah hebatnya dengan negara lain. Fasilitas kesehatan di Indonesia pun semakin meningkat. Namun, terkadang ada saja kenyataan pahit yang harus diterima dari dunia medis di Indonesia.

“Kita mengakui kok Indonesia punya kualitas dokter yang bagus-bagus, rumah sakit yang bagus-bagus, tapi kita juga harus sadar melihat realita bahwa banyak orang yang mengeluh berarti ada noda di situ,” akunya.

Kementerian Kesehatan buka suara, singgung soal kasuistis yang dialami mertua Kiky Saputri

Ramainya soal keluhan Kiky Saputri mengenai pelayanan kesehatan dalam negeri membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ikut angkat bicara. Melansir dari DetikHealth, Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, menanggapi keluhan Kiky tersebut. Menurutnya, kasus yang dialami Kiky Saputri nggak bisa disamaratakan.

“Apa yang disampaikan Kiky itu kan kasuistis, ya. Kalau kasuistis itu tidak bisa digeneralisasi, tidak semua begitu,” kata dr. Syahril.

Istilah stroke merupakan istilah kedokteran yang sering digunakan di dunia kedokteran. Istilah tersebut digunakan untuk mempermudah masyarakat untuk memahami. Jadi istilah stroke tidak selalu berarti kelumpuhan.

“Ada stroke kuping, ada stroke mata, stroke wajah. Stroke itu nggak selalu lumpuh tangan, kaki, tergantung saraf yang kena. Stroke kuping itu berarti ya ada gangguan saraf di kupingnya,” terangnya dikutip dari DetikHealth.

Menanggapi Sumber Daya Manusia yang bekerja di dunia kesehatan, menurut dr. Syahril sangat nggak bijak untuk membanding-bandingkan dengan dokter di negara lain. Menurutnya, SDM di Indonesia tidak kalah bagus dengan negara lain. Karena dari segi kelimuan saja hampir sama rata dengan negara lain.

Maka dari itu, dr. Syahril mengimbau agar masyarakat tidak ragu dengan potensi dokter di Indonesia. Menurutnya, SDM dan rumah sakit di Indonesia sudah bagus. Untuk segala kekurangannya, perlahan akan diperbaiki termasuk pelayanan primer.

Sebagai tenaga kesehatan, memang sudah seharusnya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Menkes juga diberikan tugas oleh Presiden untuk menyempurnakan kekurangan yang ada. Melalui laman Detik, dr. Syahril berharap hal ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.

dr. Tirta mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran untuk tenaga kesehatan

Dokter Tirta

Tanggapan Dokter Tirta terkait Kiky Saputri | Foto dari Instagram @dr.tirta

Nggak hanya Kemenkes, dokter sekaligus influencer dr. Tirta mengambil sisi positif dari cuitan Kiky Saputri tersebut. Menurut dr. Tirta, keluhan Kiky dan masyarakat lain terhadap pelayanan dokter di Indonesia seharusnya dijadikan sebagai refleksi dan motivasi diri. Kritik dan saran merupakan suatu kepedulian pasien terhadap tenaga kesehatan.

“Jadi secara umum saya justru berterimakasih kepada mbak @kikysaputrii dan teman-teman sekalian. Karena kritik dari pasien adalah bentuk salah satu kepedulian agar saya bisa lebih maju nantinya sebagai dokter. Terima kasih,” tulisnya di akun Twitter @tirta_cipeng.

Dari sebuah postingan di IG Detik, dr. Tirta juga turut berkomentar. Keluhan yang disampaikan oleh Kiky seharusnya dijadikan sebagai autokritik. Hal tersebut justru bisa meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan.

“Justru apa yang disampaikan mbak Kiky ini harusnya kita jadikan ini sebagai autokritik (kritik kepada diri sendiri, termasuk saya sendiri) supaya saya tetap bisa menjaga kualitas komunikasi, edukasi, dan pelayanan,” kata dr. Tirta.

Menurut dr. Tirta, kritik dan saran tersebut nggak hanya ditujukan untuk bidang kesehatan saja, tetapi juga untuk semua bidang. Sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya bisa mendengarkan keluhan pasien. Jadi, nggak hanya berkutat pada jurnal kesehatan saja.

Polemik soal layanan kesehatan memang masih menjadi masalah dan PR besar di negeri ini. Apalagi terkait tekonologi dan persoalan pembiayaan. Sebagai masyarakat, Kiky Saputri memang bermaksud menyampaikan keluhan soal layanan kesehatan dengan harapan bisa membangun. Semoga, masalah ini bisa jadi pelajaran bagi banyak ya SoHip.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Introvert

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

CLOSE