Merasa Asyik dan Nyaman, Prilly Latuconsina Ingin Gunakan Bahasa Baku dalam Pergaulan

Bahasa gaul saat ini memang banyak dipilih anak muda dalam berbahasa sehari-hari. Apalagi bahasa campuran, misalnya Indonesia-Inggris jadi hal yang cukup lumrah. Nggak heran bila anak muda saat ini kesulitan saat harus berbahasa baku atau bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar.

Advertisement

Namun, hal berbeda dirasakan oleh aktris muda berbakat Prilly Latuconsina yang justru bisa menemukan sisi kenyamanan saat berbahasa Indonesia yang baku, loh. Meski awalnya cukup canggung, tapi akhirnya Prilly merasa asyik, bahkan ingin menerapkan bahasa baku dalam pergaulan.

Prilly Latuconsina merasa bahasa baku lebih romantis daripada bahasa gaul

Prilly pakai bahasa baku

Potret Prilly | Foto dari Instagram Prilly

Berawal dari sebuah tuntutan peran di film terbarunya Gita Cinta SMA, perlahan Prilly belajar menerapkan bahasa Indonesia baku dalam kesehariannya. Diketahui film tersebut memang diadaptasi dari film lawas era 1970-an, sehingga masih menggunakan bahasa baku.

Prilly dan lawan mainnya Yesaya Abraham merupakan pemeran utama dalam film tersebut di mana keduanya dikisahkan menjalin sebuah hubungan romantis. Menariknya, Prilly justru merasa bahasa baku membuat pendekatan jadi lebih romantis.

Advertisement

“Saya menemukan satu hal yang menurut saya bahasa baku ternyata jauh lebih romantis, karena ketika saya coba PDKT pakai bahasa baku, rasanya lebih ‘nyes’ gitu,” kata Prilly saat perilisan poster filam Gita Cinta SMA, dinukil dari Fimela.

Menurut Prilly ada sensasi tersendiri saat bicara dengan orang yang disukai menggunakan bahasa baku. Menurutnya, bahasa baku membuat kalimat jadi lebih terstruktus, sehingga perasaan yang diungkapkan pun lebih jelas dan mudah dipahami, daripada bahasa gaul yang kadang menggunakan bahasa campuran.

“Karena rasanya tuh beda banget, apalagi ngomong sama orang kita suka ya. Gombal pakai bakasa baku tuh kayaknya kalau bahasanya lebih terstruktur tuh perasaannya jadi lebih jelas, bahasanya jadi lebih jelas,” kata Prilly.

Advertisement

Berawal dari tuntutan peran kini Prilly merasa lebih nyaman dan keterusan pakai bahasa baku di kesehariannya

Prilly pakai bahasa baku

Potret Prilly | Foto dari Instagram Prilly

Awal-awal membiasakan bahasa baku demi peran yang akan ia mainkan, membuat Prilly sempat merasa canggung, karena terkesan kaku. Namun, demi pendalaman peran akhirnya Prilly mencoba menikmatinya, hingga akhirnya ia berhasil menemukan kenyamanan tersendiri saat berkomunikasi menggunakan bahasa baku dalam kesehariannya.

Tentunya hal itu karena Prilly sudah terbiasa menggunakan bahasa gaul, sehingga ia bisa membandingkan ketika menggunakan bahasa baku. Bahkan, nggak disangka Prilly secara nggak sadar justru menerapkan bahasa baku untuk berkomunikasi dengan banyak orang di luar kepentingan film yang sedang digarapnya itu. Nggak jarang Prilly dianggap aneh oleh orang-orang terdekatnya, karena dulunya menggunakan bahasa gaul seperti ‘gue, lo’ jadi ‘saya, kamu’.

“Saya jadi kebawa, karena jadinya ngoming sama teman-teman tuh, pakai bahasa baku. Sampai ada satu ketika, saya teleponan gitu sama seseorang, saya pakai bahasa baku. Jadinya saya dianggap aneh sama dia, dia teman dekat saya gitu. Kita debat biasa ya. Biasanya elo, gue, elo, jado saya kamu, saya, kamu,” kata Prilly.

Lama kelamaan, perempuan 26 tahun itu mengaku mendapat kenikmatan tersendiri ketika menggunakan bahasa baku untuk beinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Meski sesekali membuat orang-orang heran, tapi Prilly nggak memedulikannya. Ia justru jadi ingin mengajak banyak orang untuk berbahasa baku.

Prilly ingin ajak masyarakat terutama anak muda untuk berbahasa baku

Prilly pakai bahasa baku

Potret Prilly | Foto dari Instagram Prilly

Saat merasa nyaman, dan menikmati penggunaan bahasa baku dalam kesehariannya, bintang film My Husband My Lecture itu mengaku merasakan hal berbeda yang berdampak positif pada hubungan dengan orang-orang terdekatnya. Hal itu nggak lepas dari bahasa baku yang lebih terstruktur sehingga pesan dan perasaan yang ingin disampaikan jadi lebih jelas.

Prilly pun memutuskan untuk tetap menggunakan bahasa baku dalam lingkungan pergaulannya. Ia juga mengungkap keinginnya untuk bisa lebih mengenalkan bahasa baku pada masyarakat, terutama anak muda, di tengah maraknya penggunaan bahasa gaul.

“Saya gunakan bahasa baku untuk sehari-hari. Saya juga pengin mengenalkan lagi (bahasa baku) gitu ya ke Gen Z yang sekarang ngomongnya mungkin campur-campur (bahasa Indonesia dan Inggris) sebagai bahasa gaul,” ungkap Prilly.

Nggak bisa dimungkiri saat ini bahasa baku di kalangan anak muda memang sangat jarang digunakan. Bahasa baku dikenal sebagai bahasa yang kaku, nggak fleksibel, dan nggak bisa dibawa santai sehingga dianggap lebih cocok untuk hal-hal formal.

Hal ini membuat anak muda jadi kurang familier. Padahal, bahasa baku ini bisa dibilang ‘bahasa ibu’, loh. Alias induknya bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nggak heran bila Prilly merasakan efek positif dalam hubungannya dengan orang-orang terdekat ketikan berkomunikasi menggunakan bahasa baku. Gimana, apakah kamu tertarik juga menggunakan bahasa baku, SoHip?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE