Raih Medali Perak di Ajang Paralimpiade, Widiasih Ingat Pesan Ayah: Kamu Tidak Berbeda, Kamu Spesial

Prestasi Widiasih Paralimpiade Tokyo 2020

Kabar bahagia tengah menyelimuti seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Setelah beberapa waktu lalu Indonesia berhasil memenangkan sejumlah medali di ajang Olimpiade Tokyo 2020, kali ini Indonesia berhasil mendapatkan medali perak untuk cabang olahraga angkat besi putri yang dimenangkan oleh Ni Nengah Widiasih di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Ini adalah medali pertama bagi Indonesia di ajang tersebut.

Paralimpiade sendiri merupakan salah satu ajang pertandingan olahraga terbesar di dunia untuk para atlet penyandang disabilitas atau difabel. Widia berhasil membawa pulang medali perak pertama setelah pertandingan yang digelar pada hari Kamis (26/8) lalu.

ADVERTISEMENTS

Atlet angkat besi Ni Nengah Widiasih berhasil meraih medali perak untuk Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020

Pada hari Kamis (26/8), atlet angkat besi asal Bali, Ni Nengah Widiasih berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang medali perak untuk Indonesia. Medali perak dari Widia juga menjadi medali perak pertama untuk Indonesia sejak 33 tahun terakhir. Melansir dari laman CNN , Widia bersaing dengan sembilan powerlifter lain di kelas 41kg putri. Ia meraih medali peraknya setelah berhasil mengalahkan atlet angkat beban asal Venezuela.

Pada putaran pertama, Widia mendaftarkan beban seberat 96kg dan melakukannya dengan baik. Putaran kedua, ia mendaftarkan beban 98kg tapi ternyata ia belum mampu melakukannya. Mencobanya satu kali lagi, pada putaran ketiga, Widia berhasil mengangkat beban seberat 98kg yang sekaligus menjadi kemenangannya. Dalam unggahan Instagram, ia menuliskan, “Terima kasih Tuhan, terima kasih untuk semua dukungan dan doanya untuk Indonesia. Terima kasih NPC, terima kasih pemerintah Indonesia, terima kasih semua pelatih, keluarga, sahabat, dan semua masyarakat Indonesia yang sudah mendukung, mendoakan tanpa lelah.”

Selanjutnya, ia juga menuliskan, “Ucapan terima kasih ini mungkin tidak akan cukup, dan saya juga tidak bisa ucapkan terima kasih satu persatu. Kalian semua adalah kekuatan saya hari ini untuk membuat bendera merah putih berkibar” tulisnya. Nggak sampai di situ, Widia juga mendapatkan ucapan selamat dari akun Instagram resmi milik Para Powerlifting.

ADVERTISEMENTS

Widiasih mulai mengenal olahraga angkat besi dari sang kakak sejak duduk di bangku SMP

Kepada Kompas , sang kakak, Gede Suantaka mengungkapkan kebanggaannya karena sang adik sudah bisa mengharumkan nama Indonesia. Suantaka mengatakan bahwa Widia memang anak yang semangat dan pekerja keras. Widia sendiri didiagnosa mengidap polio sejak umur tiga tahun sehingga kedua kakinya tak berfungsi normal dan memerlukan bantuan kursi roda. Widia pernah merantau ke Yogyakarta dan tinggal di Yayasan khusus difabel. Di sana, ia belajar beragam keterampilan supaya tetap bisa mandiri dan berdaya.

Dua tahun kemudian, ia kembali ke Bali dan tinggal di asrama Yayasan Pendidikan Anak Cacat atau YPAC dan bersekolah di Sekolah Luar Biasa atau SLB. Awal mula Widia mengenal olahraga angkat beban melalui sang kakak, ternyata Widia juga merasa tertarik dan melanjutkannya hingga berhasil bertanding di ajang internasional. Keluarga pun turut memberikan dukungan penuh untuk Widia supaya tetap bisa bersosialisi dengan orang lain. Widia juga selalu mengingat pesan dari sang ayah yang mengatakan, “kamu tidak berbeda, kamu spesial.”

Melalui Widia, kita jadi mengerti bahwa keterbatasan seharusnya tak menjadi halangan bagi setiap orang untuk terus berkarya dan mengukir prestasi. Terima kasih dan selamat untuk Widiasih, semoga bisa terus berkarya dan mengukir prestasi untuk Indonesia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung