Nggak Ada yang Spesial dari Sarwendah Pakai Daster; Ia Juga Manusia yang Cinta Kenyamanan

Daster Sarwendah

Terkadang, orang-orang terlalu melebih-lebihkan seolah Sarwendah harus memakai gaun berlapis emas setiap hari. Pokoknya, daster itu kostumnya orang miskin, kostumnya ibu-ibu minim perawatan, kostumnya emak-emak penjual gorengan di pinggir jalan. Sungguh, pola pikir yang (agak) dangkal.

Budak daster, penyuka diskonan

Demi alasan kenyamanan, Sarwendah kerap kali tertangkap kamera mengenakan daster saat di rumah. Jelas, daster berbahan katun dan dan sangat fleksibel untuk dipakai mengerjakan banyak hal

fleksibel parah! via www.instagram.com

Memang benar kalau Sarwendah merupakan figur publik yang cukup terkenal, belum lagi suaminya, Ruben Onsu, yang namanya sudah melambung tinggi sebagai presenter dan pengusaha handal. Jelas, setiap gerak-geriknya pasti jadi sorotan, terutama saat ia seringkali mengenakan daster di rumah saat mencuci, menyapu sampai menyuapi anaknya keliling komplek.

Seolah menjadi hal aneh, ketika sosok terkenal sepertinya mengenakan daster yang sudah diakui sebagai kostum ternyaman, terutama bagi para emak. Bahan katun yang adem, menjadi alasan utama kenapa daster kerap kali dipilih di banding piyama satin bertahtakan berlian. Please, jangan lebay menilai apa yang sudah diputuskan Sarwendah ini!

Nggak peduli apapun motifnya, harga daster yang dipakai Sarwendah pun nggak beda jauh dengan kita-kita yang makeup-nya masih beli di mini market. Jangan khawatir, bukan ini bukan fenomena langka

biasa ajaaa via www.instagram.com

Satu alasan lagi kenapa saat Sarwendah mengenakan daster bukanlah fenomena langka. Ya, ia juga memilih daster yang harganya nggak sampai jutaan meski kekayaannya cukup untuk menghidupi 7 turunan. Ia sama dengan kita, di mana selama namanya masih β€˜daster’, harga murah bukanlah jadi soal.

So, jangan diskriminatif. Saat Sarwendah saja dipuja-puja dengan dasternya, apa kabar kita-kita yang sudah memantapkan hati bahwa daster adalah kostum ternyaman?

jangan gitu ah! via www.instagram.com

Bukan haus akan kesetaraan, sedih rasanya ketika ada keraguan untuk kembali mengenakan daster karena ada anggapan kurang enak dari banyak orang. Ada yang bilang lusuh, kumal, jelek sampai nggak terawat saat kita sebagai orang biasa sudah terlanjur nyaman mengenakan daster. Hmmm, gimana tuh?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang makmum yang taat :)

Editor

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE