Memiliki kulit glowing menjadi salah satu idaman banyak wanita, apalagi setelah bermunculan berbagai iklan dan paparan media yang sering menampilkan wajah putih, mulus, bersinar tanpa cela sebagai gambaran ideal kulit yang ‘bagus’. Istilah glowing tersebut membuat banyak perempuan berlomba untuk memiliki kulit bercahaya, kadang sampai rela melakukan segalanya tanpa mempertimbangkan risiko menyeramkan yang mungkin mengikuti di belakangnya.
Untuk menghindari risiko karena memilih perawatan wajah yang menjanjikan kulit glowing, ada baiknya kamu menambah pengetahuan mengenai hal ini. Hipwee ngobrol dengan dr. Listya Paramita (Mita) Sp. KK untuk meluruskan beberapa hal terkait kulit glowing.
Glowing skin ternyata bukan istilah yang dikenal oleh medis, kondisi ini cuma efek dari keadaan tertentu pada kulit
Glowing dan radiant skin merupakan istilah yang populer namun ternyata bukan istilah medis. Baik di jurnal ilmiah maupun di textbook, istilah ini belum pernah muncul sehingga tak ada tolok ukur untuk menyebut suatu kulit bisa dikatakan glowing. Alih-alih, menurut dr. Mita, kata-kata tersebut kerap digunakan untuk tujuan marketing semata. Meskipun demikian, dermatologis mengenal istilah healthy skin.
“Dokter kulit sendiri nggak tahu apa itu glowing skin karena nggak ada benchmark secara terminologi. Nggak pernah ada konsensus dari kami tentang kulit glowing. Kulit sehat, itu ada.”
Ketika kulit dalam keadaan sehat, tone kulit akan terpancar sehingga terlihat lebih radiant namun tetap sesuai dengan warna asli kulit kita. Warna kulit ini juga tidak bisa digunakan sebagai tolok ukur suatu kulit bisa dikatakan sehat atau tidak. Kulit sehat tak melulu harus berwarna putih maupun mengkilap.
Meskipun begitu, keadaan yang disebut glowing bisa jadi salah satu efek dari kulit yang sehat. Ketika kulit halus dan memiliki permukaan yang rata maka cahaya akan memantul dengan lebih baik dan menghasilkan efek bersinar tersebut.
Untuk mengidentifikasi apakah suatu kulit bisa dikatakan sehat, ada beberapa ciri-ciri kulit sehat yang bisa diperhatikan
Ternyata, untuk mengetahui apakah kulit kita sehat, kita bisa mengeceknya sendiri tanpa perlu ke dokter lo. Beberapa ciri berikut bisa mulai diperhatikan untuk mengetahuinya:
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!
- Memiliki tone yang rata
- Memiliki kelembapan yang bagus
- Tidak ada gangguan, misalnya jerawat
- Tidak terasa apapun misalnya seperti tertarik, gatal, cekit-cekit, terbakar, dsb.
Jika ada rasa yang berbeda terjadi di wajah maka kemungkinan terjadi sesuatu, seperti kurangnya hidrasi. Pun jika baru mengganti sabun, kulit kita mungkin saja tidak cocok dengan produk tersebut.
Untuk mendapatkan kulit yang bercahaya, banyak cara yang bisa ditempuh. Sayangnya, ternyata masih ada banyak salah kaprah dalam merawat kulit
- Penggunaan ‘bahan alami DIY’
Selama ini banyak yang mengira bahwa bahan-bahan alami seperti lemon hingga bawang putih selalu lebih baik untuk wajah. Hal ini tak sepenuhnya salah karena ada banyak produk skincare yang memanfaatkan kandungan seperti citric acid atau hydroxy acid pada lemon. Sayangnya, banyak yang salah mengartikan kalau air lemon boleh langsung diaplikasikan pada wajah. Padahal kita tidak tahu apa saja kandungan pada lemon yang boleh digunakan untuk menutrisi kulit dan berapa persentase yang boleh diekstrak. Hasilnya, banyak pasien yang datang ke dokter kulit karena iritasi setelah bereksperimen menggunakan bahan-bahan tersebut.
“Chemical skinburn? Banyak. Melepuh? Banyak. Kok saya nggak pernah lihat, Dok? Karena saya dokter, saya dikonsulin melulu setiap hari, hampir setiap hari ada.” Ungkap dr. Mita.
- High end vs drugstore skincare
Salah kaprah yang juga sering terdengar adalah perihal skincare mahal atau high end yang selama ini selalu dianggap lebih baik daripada skincare drugstore.
“Memang yang namanya lebih mahal pasti ada kenyamanan-kenyamanan yang dibeli, tapi kalau dibilang selalu (lebih baik), nggak juga.” dr. Mita menegaskan.
Kamu bisa saja mendapatkan kulit sehat dengan menggunakan skincare yang biasa saja kalau formulanya cocok dengan kulit dan kamu bisa merawat kulitmu dengan benar. Sebaliknya, semahal apapun skincare yang kamu gunakan, tapi tidak didukung dengan gaya hidup sehat misalnya tidak suka makan sayur, malas minum air putih dan terus-terusan begadang, besar kemungkinan kulitmu akan tetap bermasalah.
- Krim dokter bikin ketergantungan?
Sering mendengar cerita bahwa krim dokter bisa membuat ketergantungan? Kondisi ini kerap terjadi ketika seseorang berhenti menggunakan krim yang diresepkan oleh dokter kemudian tidak melanjutkan perawatan kulit dengan benar. Dengan kata lain, sebenarnya kulitmu akan baik-baik saja kok meski berhenti menggunakan krim dokter, selama kamu tetap merawat kulitmu dan menggunakan skincare pengganti yang tepat.
- Pakai krim murah yang penting ‘putih’
Banyak yang selama ini termakan rayuan endorse atau marketing word of mouth produk-produk pemutih karena harganya relatif murah padahal mengandung mercury dan hydroquinone. Ujung-ujungnya, kulit malah jadi iritasi dan bahkan rusak. Jika kamu menginginkan kulit yang sehat sebaiknya hindari penggunakan produk pemutih dan pilih skincare yang memiliki izin BPOM. Ingat, lagi-lagi kulit putih bukan jaminan kalau kulit tersebut sehat. Kalau secara genetik memang memiliki tone kulit tertentu maka tone tersebut tak akan bisa diubah, paling hanya bisa dicerahkan.
Sebelum memutuskan untuk membeli skincare sebagai investasi ke kulit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
Membeli skincare untuk kemudian mengaplikasikannya ke wajah adalah sebuah komitmen yang bisa jadi memiliki risiko. Makanya ada hal yang harus diikuti jika tidak ingin kulitmu menjadi bermasalah.
- Pastikan skincare yang kamu gunakan memiliki perizinan dari BPOM sehingga bisa dipertanggungjawabkan keamanannya.
- Sesuaikan dengan kebutuhan kulit, misalnya pemilik kulit normal bisa menggunakan skincare biasa yang memang diformulasikan untuk wajah. Untuk kulit berminyak, beli produk perawatan untuk kulit berminyak. Jika kulit berjerawat pilih produk perawatan yang dikhususkan untuk kulit berjerawat.
- Mencoba skincare baru adalah sebuah proses yang penuh dengan pertaruhan, bisa jadi kulit makin bagus atau justru sebaliknya. Sehingga jika memiliki kulit yang mudah bermasalah dan sudah menemukan skincare yang cocok sebaiknya gunakan terus skincare tersebut. Namun, jika tetap ingin mencoba produk lain, risiko yang mungkin ditimbulkan juga tetap harus dipertimbangkan.
- Jika masih bingung dan ingin ke dokter walaupun tak memiliki masalah, silakan saja. Nantinya, dokter kulit akan meresepkan ‘obat’ yang disesuaikan dengan kebutuhan kulit. Yang perlu dicatat adalah krim racikan dari dokter tidak bisa dijual sembarangan. Resep baru akan diberikan setelah pasien berkonsultasi sehingga jika kamu melihat krim racikan dokter yang dijual di pasaran, bisa dipastikan krim tersebut ilegal. Akan tetapi, berbeda kasus jika dokter tersebut sudah mematenkan formulasinya menjadi produk dan mendapatkan surat edar.
Kulit yang bersinar mungkin idaman sebagian besar perempuan, tapi jangan keliru mendefinisikannya ya. Kulit bagus artinya adalah kulit yang sehat dimana nantinya kulit ini akan terlihat cerah dan memantulkan cahaya yang akhirnya memberikan efek glowing. Warnanya tetap sesuai dengan tone masing-masing. Semua perempuan bisa tetap cantik kok dengan kulit yang dirawat tanpa harus berwarna putih, asal perawatannya juga dengan sungguh-sungguh dari luar maupun dalam.