7 Tanda Kamu Sudah Terlalu Keras Bekerja, dan Pantas Istirahat Sekarang Juga

Kerja keras itu kewajiban. Tanpanya, mustahil kamu bisa sampai di tempatmu yang sekarang. Nggak mungkin juga kamu bisa maju ke posisi yang lebih baik lagi di masa depan. Tapi mau gimana juga, bekerja keras itu tetap ada porsinya. Jangan sampai kamu bekerja terlalu keras hingga membuat tubuhmu menjadi nggak produktif karena terlalu lelah.

Advertisement

Jika kamu mulai menunjukkan tanda-tanda ini, maka artinya kamu sudah bekerja terlalu keras. Dan artinya, kamu layak mengistirahatkan diri sekarang juga.

1. Saat pulang kerja, badan kamu rasanya sangat lelah. Bahkan nggak kuat hanya buat ganti baju dan cuci muka.

Sampai ga bisa cuci muka

Sampai ga bisa cuci muka via HAOKOO.jp

Saat pulang bekerja, kamu seharusnya masih punya sisa tenaga untuk melakukan aktivitasmu yang lain di luar pekerjaan. Namun jika yang terjadi justru kebalikannya, maka kamu harus mulai berpikir ulang apa yang salah dengan pekerjaanmu atau caramu menyelesaikan pekerjaan. Bekerja bukan berarti kamu harus menghabiskan seluruh tenagamu. Kamu tak harus mendedikasikan seluruh hidupmu untuk bekerja.

2. Saat bangun tidur, eh kamu sering tiba-tiba nggak enak badan.

besoknya langsung demam tinggi

besoknya langsung demam tinggi via 36viewsofhogwarts.tumblr.com

Setelah bekerja seharian, kamu pasti beristirahat pada malam harinya. Esok paginya jika badanmu sudah kembali segar, maka artinya kamu sudah bekerja sesuai porsi yang seharusnya. Namun gimana ceritanya kalau bangun-bangun badan kamu malah sakit semua. Kamu harus mulai mikir lagi, mungkin hari sebelumnya kamu sudah bekerja terlalu keras. Kamu mungkin bisa nggak ngerasa capek, tapi kondisi badanmu nggak pernah bisa bohong.

Advertisement

3. Kalau badan udah nggak fit, produktivitas justru akan semakin menurun.

kerjaan malah keteteran

kerjaan malah keteteran via www.google.co.id

Kamu sudah memaksakan badanmu untuk bekerja terlalu keras, lalu bikin badan sakit. Kalau kamu tetap terus memaksakan bekerja, nanti kondisinya justru bisa makin berantakan. Bukannya kerjaanmu bisa selesai, malah bikin produktivitasmu dalam pekerjaanmu menurun. Di awal-awal mungkin kamu masih bisa mengatasi hal-hal seperti ini, tapi daya tahan tubuhmu juga ada batasnya. Kamu nggak akan kuat untuk bekerja terus-terusan dalam waktu yang lama.

Jadi jika ingin produktivitasmu dalam hal pekerjaan lebih meningkat, maka jangan pernah lewatkan waktu untuk istirahat. Kalau perlu gunakan waktu istirahat siangmu untuk tidur selama 30 menit. Hal ini bisa membantumu untuk mengembalikan konsentrasi.

4. Kamu jadi makin sulit menentukan prioritas pekerjaan. Rasa-rasanya pekerjaan kok nggak ada habisnya.

Advertisement
kapan pulangnya...

kapan pulangnya… via www.businessinsider.com

Bekerja keras tak berarti kamu harus menerima semua pekerjaan yang dibebankan padamu. Kamu juga harus punya daftar pekerjaan apa saja yang menjadi prioritas untuk kamu kerjakan terlebih dulu. Selebihnya, kamu juga harus menyeleksi apakah tugas itu menjadi tanggung jawabmu atau bukan. Jika bukan, kamu boleh menawarkan bantuan untuk menyelesaikan, tapi ingat harus sesuai dengan kemampuanmu. Dan jangan pernah memaksakan hanya untuk dibilang hebat.

Jika di kantor kamu terlalu banyak mendapat tugas, kamu berhak untuk berkata tidak. Kamu juga harus menyesuaikan antara upaya menyelesaikan pekerjaan dengan kemampuan dirimu sendiri. Kantormu tidak hanya menggaji satu karyawan saja, artinya kamu tidak punya tanggung jawab untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang ada di kantormu. Kamu adalah pekerja yang juga punya hak untuk dipenuhi, bukan pekerja rodi yang tidak boleh menolak pekerjaan.

5. Teman kerjamu mulai menganggap kamu sulit diajak kerja sama. Maklum, jatah kerja di kantor kamu yang babat semua.

Susah diajak kerja sama

Susah diajak kerja sama

Kamu seharusnya tak perlu menyelesaikan semua pekerjaan yang ada di kantor. Ada beberapa pekerjaan yang memang harus dikerjakan secara tim atau bekerja sama. Jika kamu terlalu ambisius menyelesaikan semua pekerjaan di kantor, maka siap-siap menjadi bahan pembicaraan antar teman kantormu. Alih-alih menilaimu sebagai pekerja keras, rekan sekantormu justru bisa menilaimu sebagai orang yang tidak bisa diajak kerja sama atau bahkan bisa dimanfaatkan dengan mudah untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Jika kamu tidak ingin terjebak dalam kondisi ini, maka mulai sekarang libatkan rekan sekantormu yang memang ditunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan yang sama denganmu. Dengan bekerja sama, kamu juga bisa mendapatkan banyak keuntungan. Salah satunya kamu bisa mereduksi tingkat stress saat bekerja, sebab beban yang berat bisa dibagi dengan orang lain.

6. Keluarga atau orang-orang terdekatmu sudah mulai protes kamu tidak ada waktu untuk mereka.

Mereka mulai kehilangan kamu

Mereka mulai kehilangan kamu via huffingtonpost.com

Keluarga dan orang terdekatmu adalah orang yang tak boleh diabaikan, meski sesibuk apapun kamu bekerja. Kamu tetap harus membagi perhatian kepada mereka. Karena suatu saat ketika kamu sudah tidak bekerja di perusahaanmu sekarang, keluarga dan orang terdekatmu akan menjadi pihak pertama yang kembali menerimamu. Jadi jangan pernah abaikan mereka hanya karena alasan sibuk bekerja ya..

7. Istirahatlah. Keberhasilan kerja dilihat dari kualitasnya, bukan dari waktu yang lama saat kamu mengerjakannya.

Istirahat, ya!

Istirahat, ya!

Pada umumnya atasanmu akan menilai hasil pekerjaan dari kualitas pekerjaan yang kamu kerjakan. Meski kamu menghabiskan banyak waktumu untuk menyelesaikan pekerjaan, belum tentu itu bisa membuat atasanmu berkesan. Jadi lebih baik kamu manfaatkan waktu sebaik mungkin agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal pula.

Untuk membuat atasanmu terkesan kamu tak perlu terus-terusan bekerja siang dan malam. Cukup buktikan bahwa kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan seefektif mungkin.

Kalau udah mulai capek, cepet istirahat yaaaa…

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang istri yang menanti kelahiran buah hati ❤

CLOSE