Bedanya Sampah Organik dan Anorganik, Plus Cara Mengelolanya. Yuk Kita Kenal Sampah Lebih Dekat~

Sampah organik anorganik

Sayang, banyak banget orang yang belum sadar betapa berbahayanya masalah sampah terhadap keberlangsungan linkungan kita. Mungkin juga bukan karena tidak sadar, tapi ada tindakan pengabaian dan denial. Kebanyakan orang menanggap pengelolaan sampah itu merupakan hal yang sangat sulit. Tapi sudah waktunya kita semua memberikan perhatian lebih terhadap sampah, paling tidak sampah masing-masing.

Tahukah kamu kalau masalah sampah ini menjadi tambah pelik selama pandemi? Dengan banyaknya orang melakukan segala kegiatan dari rumah, sampah rumah tangga seperti sisa makanan dan kardus paket atau bungkus kemasan delivery semakin menggunung. Jika kenaikan volume sampah ini tidak segera diimbangi dengan perubahan perilaku terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik, masa depan lingkungan jelas sangat terancam.

Nah, seperti kata pepatah nih. Cara paling bijak mengubah dunia adalah dengan mengubah diri sendiri. Perubahan sekecil apapun pasti punya dampak. Mari ubah kebiasaan mengelola sampah di rumah kita dengan lebih baik. Tapi sebelum melangkah jauh, pahami dulu tentang sampah organik dan segala hal tentangnya. Agar tidak ada pemahaman salah kaprah tentang sampah organik. Simak baik-baik, ya.

Banyak orang nggak tahu perbedaan sampah organik dan anorganik. Dibandingkan sampah anorganik, sampah organik mudah sekali busuk. Ini hanya salah satu perbedaan. Masih banyak perbedaan lainnya. Apa saja?

Sampah organik lebih mudah busuk ketimbang sampah anorganik | Photo by ginger juel via unsplash.com

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan yang mudah busuk. Umumnya berasal dari sisa mahluk hidup seperti hewan atau tumbuhan. Secara alami, sampah ini dapat terurai dengan mudah loh. Bahkan tanpa campur tangan manusia. 

Kebalikannya dengan sampah anorganik. Jenis sampah ini nggak mudah busuk karena berasal dari bahan-bahan yang nggak gampang hancur. Jadi, cara simpel membedakan keduanya: apakah mudah terurai atau tidak?

Sebelum membuang sampah, banyak orang disarankan untuk memilih dan memilah sampah terlebih dulu. Agar jumlah sampah di tempat pembuangan nggak menumpuk. Sampah anorganik dapat dipakai ulang. Sementara sampah organik perlu diolah agar punya nilai tambah. Lagipula kalau memang masih bisa dipakai ulang, ngapain dibuang?

Sederhananya, perbedaan sampah organik dan anorganik dapat dilihat dari sifat. Sampah organik cenderung mudah busuk, gampang terurai, dan tidak tahan lama. Sedangkan sampah anorganik tahan lama, terurai dalam waktu lama, perlu campur tangan manusia, dan tahan lama.

Ada dua jenis sampah organik. Beda jenisnya, beda cara mengolahnya. Jadi kelola  sampah organik nggak bisa sembarangan tanpa perhatikan jenisnya

Ranting pohon atau kayu tak terpakai adalah contoh sampah kering | Photo by Jon Sailer

Selain paham perbedaan sampah organik dan sampah anorganik, kamu wajib paham jenis sampah organik. Agar pengelolaan sampah organik tepat, kamu harus olah sesuai jenisnya. Sejauh ini ada dua jenis sampah organik: basah dan kering.

Sesuai dengan namanya, sampah organik basah mengandung banyak air. Karena kandungan air, sampah organik nggak pernah tahan lama. Bila dibiarkan dalam waktu lama, sampah organik basah membusuk dan menimbulkan bau tak sedap. Harus tutup hidung nih! Kamu harus olah sampah organik basah segera. Agar tidak menyebabkan polusi udara. Ada banyak cara mengolahnya. Paling sering diolah kembali menjadi pupuk atau makanan.

Kalau ada sampah organik basah, maka ada sampah yang kering. Jenis sampah organik ini sedikit kandungan air. Biasanya, sampah organik kering sulit diolah. Akhirnya jalan paling singkat dan nggak susah adalah dibakar. Tapi nggak jarang dibuat kerajinan.

Ada banyak contoh sampah organik, bertebaran di sekitar kita. Contohnya, sampah rumah tangga seperti sisa bahan masakan

Sisa bahan masakan tergolong sampah organik | Photo by Conscious Design via unsplash.com

Nggak susah menemukan sampah organik. Coba kamu pergi ke dapur, kamu pasti temukan contoh sampah organik di sana. Sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Nah, sampah rumah tangga yang tergolong sampah organik: sisa sayuran, buah-buahan, tulang ikan, kepala ikan, sampai kulit bumbu dapur. Bayangkan bila contoh sampah organik itu dibiarkan begitu saja di tong sampah. Dalam beberapa hari, sampah itu akan mengeluarkan bau busuk.

Kotorannya hewan peliharaan juga termasuk contoh sampah organik loh. Ranting-ranting pohon yang jatuh, dedaunan, semua itu contoh sampah organik juga.

Biar nggak cuma teronggok dan jadi sumber polusi udara, maka sampah itu harus diolah. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk atau bahkan makanan lain

Sampah organik bisa diolah jadi makan juga. Contohnya kulit pisang diolah jadi masakan | Photo by william f. santos via unsplash.com

Jika tahu cara pengelolaan yang baik, sampah-sampah organik bisa memiliki banyak manfaat baru. Salah satu pemanfaatan yang paling simpel adalah dengan mengubah sampah-sampah organik menjadi pupuk. Banyak cara yang bisa kamu gunakan, dari cara rumit menumpuk lapisan sampah-sampah tertentu sampai sesederhana menimbunnya dengan tanah. Tidak hanya itu, banyak juga sisa makanan yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan jadi makanan lain seperti tulang ikan atau ayam jadi kaldu atau keripik kulit pisang.

Seperti peribahasa tak kenal maka tak sayang, sudah waktunya kita semua mengenal dan mengelola sampah-sampah kita dengan lebih baik. Kita tidak bisa berhenti di ‘membuang sampah pada tempatnya saja’, karena ternyata sampah-sampah itu masih menumpuk sampai berpuluh-puluh tahun di tempat lain….

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day