Beberapa hari belakangan ini kita dibuat sedih dengan adanya kabar bahwa spesies badak putih utara punah. Kehebohan ini berawal dari sebuah kiriman di Instagram akun EarthPix yang menyatakan bahwa binatang yang mampu melewati zaman es, bertahan dari gempa bumi, menghadapi serangan meteor, dan berbagai peristiwa bersejarah lainnya ini sudah punah secara fungsional karena tak mampu menghadapi keserakahan manusia yang memburu mereka.
Meskipun begitu, lembaga konservasi Ol Pejeta meluruskan bahwa sebenarnya badak tersebut memang sudah punah secara fungsional beberapa tahun lalu, bukan kemarin. Selain itu, ada juga informasi lainnya yang memberikan kita harapan terkait keberlangsungan keturunan spesies ini.
ADVERTISEMENTS
Ol Pejeta menegaskan bahwa badak putih utara sebenarnya sudah punah sejak tahun 2018 lalu, ketika badak bernama Sudan mati
View this post on Instagram
Melalui akun Twitternya, lembaga konservasi Ol Pejeta menyatakan bahwa badak putih utara sebenarnya bukan baru saja punah melainkan sudah punah secara fungsional sejak tahun 2018 lalu. Hal ini ditandai dengan kematian badak jantan bernama Sudan yang mati karena usianya yang sudah tua. Mereka juga menambahkan pengertian punah itu sendiri yang bukan berarti benar-benar musnah semua spesiesnya.
Kepunahan berarti jumlah dari spesies sangat kecil dan tidak lagi menambil peran yang signifikan pada fungsi ekosistem atau populasinya tak dapat melanjutkan keberlangsungan hidup.
ADVERTISEMENTS
Meskipun badak jantan sudah mati namun ternyata masih ada dua ekor badak putih utara yang tersisa di dunia lo
View this post on Instagram
Setelah kematian Sudan, ternyata masih tersisa dua badak lagi yang dilindungi di pusat konservasi Ol Pejeta yang berada di Kenya. Dua-daunya merupakan betina yang bernama Najin yang berusia 31 tahun dan Fatu yang berusia 21 tahun bulan ini. “Mereka dalam kondisi kesehatan yang bagus, memakan rumput dan wortel sehari-hari.” Begitu pernyataan Ol Pejeta dikutip dari cuitan mereka pada 5 Juni 2021 lalu. Dilansir dari Kompas, badak-badak ini bahkan dilindungi oleh personel bersenjata lo.
ADVERTISEMENTS
Untuk menjaga spesies ini, banyak ilmuan yang melakukan langkah penyelamatan melalui pengembangbiakkan
View this post on Instagram
Meskipun Sudan sudah mati namun ternyata sperma dan DNA-nya sudah berhasil diambil untuk melakukan upaya penyelamatan badak ini. Reproduksi buatan ini ternyata sudah dilakukan pada tahun 2019 di mana berhasil menghasilkan 10 telur meskipun hanya sisa 3 telur yang dapat hidup dan disimpan sebelum ditanam pada rahim yang tepat. Jika tak bisa ditanam di rahim badak putih utara yang tersisa, maka pihak konservasi dan ilmuan berencana untuk menanamnya di badak putih selatan.
Para ilmuan berharap dengan upaya penyelamatan ini maka populasi badak putih utara dapat kembali berkembang dan nantinya bisa kembali hidup di alam sebagai bagian dari ekosistem. Hingga kini, upaya penyelamatan tersebut masih dilakukan dan beberapa embrio masih disimpan di dalam nitrogen cair.
Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan, badak putih utara bisa diselamatkan dan kembali hidup dengan tenang di alam liar ya. Selain itu, semoga tak ada lagi pemburuan akan binatang yang dilindungi hanya demi keuntungan diri sendiri.