Harga Tiket Pesawat Mahal Bisa Bikin Wisata di Indonesia Sepi. Traveler Bakal Milih ke Luar Negeri!

Tiket Pesawat Mahal

Berita-berita media mainstream beberapa hari terakhir bikin traveler pusing tujuh keliling. Betapa tidak, tiket pesawat di dalam negeri naiknya cukup drastis beberapa minggu belakangan. Bahkan, warga yang tinggal di Aceh aja sampai harus bikin paspor karena tiket langsung ke Jakarta harganya nggak masuk akal. Mereka lebih memilih untuk transit di Kuala Lumpur alih-alih langsung menuju ke Jakarta meski transitnya cukup lama. Tapi dengan pengorbanan itu penumpang bisa mendapat tiket yang lebih murah 800 ribu sampai 1 juta.

Polemik ini bikin panik traveler yang sudah bikin daftar rencana liburan di tahun 2019 ini. Rencana liburan ke destinasi domestik bisa gagal total mengingat harga tiket pesawat yang kian nggak masuk akal. Bagaimana kalau harga tiket terus melambung nantinya? Pariwisata Indonesia bisa lesu dan orang akan memilih ke luar negeri.

Dari Aceh ke Jakarta tiket bisa mencapai 3 juta rupiah, sementara lewat KL bisa didapat kurang dari sejuta, malah bisa dapat 700 ribuan

tiket pesawat mahal via www.shutterstock.com

Sepekan belakangan, isu tiket pesawat mahal ini begitu meresahkan pengguna transportasi udara ini. Bagaimana tidak, tiket ke Aceh langsung Jakarta atau transit di Medan jauh lebih mahal ketimbang jika lewat Kuala Lumpur. Kalau langsung ke Jakarta dengan Lion dan Batik mencapai 3 jutaan sekali jalan. Sementara itu jika lewat Malaysia bisa dapat kurang dari sejuta. Hal ini tentu ironis, masa ke dalam negeri jauh lebih mahal ketimbang ke luar negeri. Maka tak heran kalau banyak orang Aceh bikin paspor, hanya demi bisa ke Jakarta atau kota lain di Indonesia.

Garuda Indonesia di tanggal yang sama, tiket ke Jayapura mencapai 6 juta sekali jalan, sementara ke Hongkong cuma 3 jutaan. Kalau ke Jepang cuma 4 jutaan. Waduh, mending ke luar negeri dong ya

raja ampat via www.youtube.com

Oke sekarang kita bicara tiket pesawat Garuda deh, yang merupakan maskapai kebanggaan Indonesia. Kita ambil contoh, tiket untuk ke Jayapura di bulan Mei seharga 6,1 juta rupiah. Kalau PP bisa langsung dapat motor baru nih. Hehehe. Sementara tiket Garuda ke Hongkong cuma 3,4 juta aja. Bahkan tiket ke Jepang yang menempuh perjalanan 7-8 jam cuma 4,2 juta. Ini ‘kan nggak masuk akal.

Dampak tiket yang melambung ini tentu sangat riskan untuk dunia pariwisata. Pariwisata lokal bisa terancam, bukan oleh pihak luar, melainkan oleh stakeholders di dalam negeri. Stakeholder tersebut adalah maskapai dan juga pemerintah selaku regulator. Harga yang nggak terkontrol ini bikin traveler meradang. Muncul petisi di Change.org hingga Menhub pun angkat bicara. Menhub akan bertemu dengan maskapai dan akan mengusahakan agar harga bisa turun namun tidak merugikan maskapai.

Penyebabnya bisa banyak hal, salah satunya adanya oligopoli di bidang penerbangan setelah Sriwijaya diakusisi Garuda. Kini maskapai cuma ada Lion Grup dan Garuda Grup sehingga perang harga kini telah berakhir

garuda indonesia via marketeers.com

Pasca operasional dan keuangan Sriwijaya dan NAM Air diambil alih Garuda Indonesia, persaingan harga kini sudah tak terlihat lagi. Muncul 2 raksasa penerbangan di Indonesia yakni Lion Grup (Lion, Batik, Wings) dan Garuda Grup (Garuda, Sriwijaya, NAM, dan Citilink). Untuk itu, perang harga kini sudah tidak terjadi. Lion dan Garuda tinggal kompromi, dan harga yang mereka tentukan bersama.

Target pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan pun jadi tidak realistis. Traveler akan lebih banyak lari ke luar negeri karena mereka tak sanggup membayar liburan di dalam negeri. Kembali lagi, wisata dalam negeri yang akan lesu karena traveler lebih memilih jauh-jauhan liburan ketimbang traveling ke Labuan Bajo, Sumba, ataupun Raja Ampat. Semoga pemerintah bisa memberi aturan ataupun desakan kepada maskapai untuk lebih menekan harga tiket pesawat. Apalagi banyak maskapai ramai-ramai menghilangkan fasilitas free baggage. Makin pusing lah traveler Indonesia jika kebijakan-kebijakan penerbangan tidak pro kepada mereka. Nggak cuma traveler, travel agent atau operator wisata bisa turun drastis omzetnya kalau harga tiket terus melambung.

Mudah-mudahan pemerintah bisa menyelesaikan persoalan ini sesegera mungkin agar tahun ini target traveling tetap lancar. Betul betul betul?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo