Kisah Mistis Lasmi Si Kuntilanak Merah. Cerita Cinta Berbalut Kematian yang Tragis

Kisah horror lasmi

Cerita atau film berbau horror selalu punya daya tarik tersendiri. Apalagi kalau kisah menegangkan tersebut diceritakan secara personal oleh seseorang yang mengalami kejadiannya secara langsung. Berkat perkembangan zaman, kini kita punya pilihan untuk menikmati konten mistis di media sosial. Kita bisa menonton video di Youtube atau membaca kisah-kisah yang dituturkan langsung lewat utas di Twitter.

Baru-baru ini viral sebuah cerita horror yang dituturkan langsung oleh Falen Jacob melalui laman Twitter pribadinya @falenzaman. Falen menceritakan pengalamannya berinteraksi dan mendengar kisah hidup sosok kuntilanak merah yang selama ini ‘menjaga’ adiknya. Kuntilanak merah tersebut bernama Lasmi. Nggak cuman sarat nuansa horror, kisah ini amat menyentuh dan mengharukan. Penasaran? yuk simak selengkapnya di bawah ini!

Namanya Lasmi, seorang sinden di jaman penjajahan Belanda. Semasa hidup ia menikah dengan lelaki tampan bernama Asep, peniup seruling dari grup pengiringnya

Ilustrasi Asep dan Lasmi semasa hidup via twitter.com

Ehem, kita mulai dari awal. Cerita ini berasal dari ‘hantu Lasmi’ sendiri. Lasmi bercerita kepada Falen tentang dirinya dengan medium adiknya sendiri. Jadi begini ceritanya.

Sebelum bergentayangan seperti sekarang, 100 tahun yang lalu Lasmi adalah seorang perempuan cantik yang hidup saat zaman penjajahan Belanda. Lasmi berprofesi sebagai sinden. Pada umur 12 tahun Lasmi menemukan belahan hatinya, seorang pria bernama Asep. Mereka bertemu di kebun teh di daerah Lembang dan saling jatuh cinta. Lasmi menikah dengan Asep yang bekerja sebagai peniup suling yang jadi pengiring saat ia nyinden. Di zaman itu menikah di umur 12 tahun itu hal lumrah. Pernikahan Lasmi dan Asep bahagia. Mereka hidup dan bekerja bersama.

Setelah 5 tahun pernikahan, Asep dan Lasmi belum juga dikaruniai anak. Tetangga mereka mulai bergunjing. Bergosip kalau Lasmi mandul. Teman-teman Asep juga nggak kalah sengit dengan para ibu-ibu soal bergosip. Mengetahui hal ini, Lasmi merasa sedih sebab nggak mampu memberi Asep momongan. Bahkan Lasmi selalu mengusap-ngusap perut tetangganya yang sedang hamil dan berharap suatu saat ia dapat hamil jua.

Nggak sampai disitu, Lasmi pernah dirayu dan dilecehkan oleh Londo saat ia selesai pentas di acara orang-orang Belanda. Kejadian tersebut semakin membuatnya sedih dan merasa nggak pantas menjadi seorang ibu. Melihat sang istri yang bersedih hati, Asep meyakinkan Lasmi kalau ia nggak akan meninggalkanya meski mereka belum dikaruniai keturunan.

Di titik ini, Asep mulai sakit-sakitan. Ia memiliki penyakit gula turun-temurun dari keluarganya. Tepat saat usia pernikahan Asep dan Lasmi menginjak 10 tahun, doa dan harapan keluarga kecil tersebut terkabul. Lasmi hamil. Lasmi mengusap-ngusap perutnya dan mengatakan “Utun”. Gunjingan tetangga berhenti, semua berubah menjadi doa.

Suatu malam selepas pulang bekerja, sebuah mobil pengangkut tanpa lampu menerjang Lasmi yang sedang mengandung. Nyawa Lasmi nggak tertolong dan ia menghembuskan nafas terakhirnya

Ilustrasi jalan Wastukentjana via id.pinterest.com

Oiya, Menurut penuturan Falen, sosok kuntilanak merah ini tinggal di pohon mangga di jalan Wastukencana, Bandung. Nah mari kita lanjut ceritanya ya. Setelah mengetahui Lasmi hamil, Asep yang kala itu sakit gulanya semakin parah mulai menemukan semangatnya kembali. Asep tetap bekerja seperti biasa dan meminta Lasmi untuk tetap berada di rumah. Namun Lasmi tetap memaksa pergi nyinden meski cepat kelelahan. Saat hamil muda Lasmi merasa nggak betah diam di rumah dan nggak tega melihat suaminya bekerja sendirian.

Suatu hari, sebuah kejadian yang nggak diduga terjadi. Malam itu, selepas kerja, Lasmi berpamitan untuk pulang lebih dulu. Ia berjalan kaki sendirian menapaki jalan Wastukencana. Di zaman itu, jalan Wastukencana masih minim penerangan. Lasmi yang kala itu sedang mengandung 3 bulan berjalan pelan menahan kantuknya sebelum sebuah mobil pengangkut tanpa lampu menabraknya.

Tragedi berdarah tersebut berjalan sangat cepat. Tubuh Lasmi terseret dan wajahnya menghantam tanah berbatu sejauh 8 meter kedepan, merobek mulut sampai ke telinganya. Supir yang menyadari menabrak seorang perempuan sempat keluar dan melihat kondisi Lasmi.

Kedua orang yang mengendarai mobil sempat berdebat soal nasib Lasmi, namun mereka akhirnya memilih untuk meninggalkannya. Lasmi mendengar perdebatan tersebut samar-samar. Ia menahan rasa sakit yang ada di perutnya, nggak ingin kehilangan anaknya. Lasmi hanya bisa melihat mobil yang menabraknya pergi, ia mengenang seluruh masa hidupnya, ia mengenang harapannya membesarkan anak dari pernikahannya dengan Asep. Perlahan, roh Lasmi meninggalkan jasadnya yang tergeletak tragis.

Setelah tragedi berdarah itu, roh Lasmi berubah menjadi sosok kuntilanak merah pendendam yang selalu menemani suaminya yang kesepian meski dunia mereka berbeda

Sosok Lasmi berubah menjadi kuntilanak merah via twitter.com

Tepat pukul 5 pagi, jasad Lasmi ditemukan oleh sepasang suami istri yang sedang berjalan menyusuri jalan Wastukencana. Suami istri tersebut nggak menyangka akan melihat jasad di tempat tersebut. Mereka kalut dan memanggil warga. Seorang warga yang mengetahui Lasmi lantas membawa jasadnya menggunakan andong. Asep yang juga sedang khawatir istrinya belum juga pulang terpukul mendengar kematian sang istri.

Tangisan Asep pecah saat ia melihat jasad istrinya. Ia juga melihat kaki Lasmi yang dipenuhi darah. Ia telah kehilangan dua orang yang dicintainya dalam hidup. Lasmi yang melihat tangisan Asep ingin sekali memeluk sang suami. Di hari itu juga jasad Lasmi dimandikan. Rumah Asep yang biasanya sepi tiba-tiba dipenuhi orang yang berbela sungkawa. Sebelum dikuburkan, janin yang ada di perut Lasmi dikeluarkan. Asep begitu terpukul dan keluarganya mencoba menenangkan Asep dan memberi tahu Asep agar mengikhlaskan kepergian Lasmi dan calon anaknya.

Merasa bahwa kematiannya menyebabkan banyak kesedihan, Lasmi nggak terima dengan kematiannya tersebut. Ia dendam pada orang yang menabraknya. Dendam kesumat yang menyelimutinya membuat wujudnya berubah. Tatapan matanya yang sebelumnya teduh berubah menjadi sorotan berwarna merah darah. Wajahnya yang ramah berubah menyeramkan. Saat menyadari sosoknya berubah menjadi kuntilanak merah, ia berteriak dan tertawa melengking. Sebuah tawa yang menakutkan sekaligus memilukan.

Lasmi tetap datang menemani sang suami yang kesepian. Lasmi tahu usahanya sia-sia namun ia ingin tetap dekat dengan sang suami. Lasmi selalu menunggu di tempat dirinya meninggal. Menunggu mobil yang menabraknya melintas.

Boleh percaya atau tidak, semua dikembalikan ke kamu ya. Entah itu kerjaan Lasmi beneran atau cuma kerjaan jin untuk memperdaya manusia, semoga kamu bijaksana dalam menyikapinya ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Represent

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo