Lampion Perpisahan dari Dieng Culture Festival 2019. Tanpa Lampion, Akahkah DCF Tetap Syahdu?

Lampion Terakhir di Dieng Culture Festival

Tahun ini Dieng Culture Festival memasuki edisi ke 10. Selama satu dekade sudah event ini jadi favorit traveler untuk datang ke Dieng. Salah satu alasan orang datang ke Dieng Culture Festival mayoritas karena 2 hal, pentas musik Jazz Atas Awan dan pelepasan lampion. Tanpa dua hal tersebut, rasanya Dieng Culture Festival jadi acara budaya yang tidak terlalu spesial bagi traveler untuk datang ke sana.

Advertisement

Nah, usai perhelatan Dieng Culture Festival pada Minggu, 4 Agustus lalu, ada kabar kurang menggembirakan buat kamu yang mau ikutan tahun depan. Panitia DCF memutuskan bahwa mulai tahun depan lampion tidak akan ada lagi di event tahunan tersebut. Wah, nyesel banget sih yang nggak datang ke sana tahun ini.

Tahun ini adalah tahun ke sepuluh Dieng Culture Festival. Sayangnya jadi edisi pamungkas lampion di event romantis tersebut

dieng culture festival via www.instagram.com

“Terima kasih Indonesia, ini adalah tahun terakhir Dieng Culture Festival dengan lampion, tahun depan kita tidak akan menggunakan lampion lagi. Terima kasih yang telah mendukung kami kalian yang terbaik sampai jumpa di jazzatasawan 2020,” tulis @festivaldieng di halaman instastory.

Informasi tersebut juga disampaikan oleh MC Dieng Culture Festival saat menutup acara Senandung di Atas Awan pada Sabtu malam (3/8). Penonton yang saat itu hadir di sana juga cukup terkejut dengan pengumuman tersebut. Hal ini dikarenakan mayoritas pengunjung datang ke DCF karena ada prosesi pelepasan lampion yang tampak magis sekaligus syahdu. Bagaimana bisa ikon acara yang justru dinanti-nantikan masyarakat malah dihilangkan tahun depan?

Advertisement

Apa gerangan sebabnya panitia menghilangkan lampion di acara Dieng Culture Festival?

dieng festival via www.instagram.com

“Kami punya petugas dan relawan. Intinya kami sudah melakukan langkah antisipatif terkait hal-hal tersebut. Kami sudah melakukan SOP baik sebelum persiapan, pelepasan, dan setelah itu,” kata Alif Faozi ketua Panitia DCF.

Ditiadakannya lampion dalam Dieng Culture Festival karena muncul banyak tanggapan negatif dari netizen. Banyak yang beranggapan lampion bisa berdampak buruk buat lingkungan, contohnya kebakaran dan menciptakan sampah. Bisa jadi benar, jika dilakukan di tempat lain. Berbeda dengan Dieng, lampion dalam acara tersebut tidak menimbulkan kerusakan apapun, setidaknya sejak 7 tahun terakhir sejak diadakan pada tahun 2013.

Advertisement

“Lampion akan mati dan kembali turun setelah sekitar satu menit diterbangkan. Bahkan turunnya tidak mencapai radius tiga kilometer,” tambah Alif.

Beda dengan tempat lain, lampion di Dieng hanya akan terbang sebentar lalu jatuh kembali ke tanah, sebagian besar di ladang pertanian warga. Itupun rata-rata hanya 1 menit terbang. Jarak tempuh lampion bahkan tidak mencapai radius 3 km dari venue Dieng Culture Festival. Petugas pun ditempatkan di beberapa lokasi untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran akibat lampion. Toh selama ini bisa diantisipasi dengan baik. Lalu bagaimana dengan sampah? Ada relawan Aksi Dieng Bersih yang selalu membersihkan sampah, termasuk peserta sendiri. Buktinya pagi hari saat ritual rambut gimbal tidak ditemukan sampah lampion. Bersih.

Dieng Culture Festival telah memutar roda perekonomian di Dieng. Total 177 ribu orang datang ke sana dan puncaknya saat malam pelepasan lampion. Bagaimana jika acara ini ditiadakan?

jazz atas awan via travel.trubus.id

Belum diketahui secara pasti seberapa besar penurunan minat pada event Dieng Culture Festival 2020 yang akan diadakan tanpa pelepasan lampion. Hal ini tentu jadi pertaruhan panitia DCF mengingat tiap tahun ada ratusan ribu pengunjung datang ke acara ini. Perputaran ekonomi masyarakat yang terjadi setahun sekali ini tentu sangat disayangkan apabila merosot akibat hal tersebut. Semoga saja masih ada inovasi dari panitia  agar acara Dieng Culture Festival tetap menarik untuk pengunjung. Jangan sampai karena persoalan ini, Dieng Culture Festival jadi meredup dan sepi wisatawan.

Tahun depan ke sana lagi yuk. Tapi janji ya kali ini bawa pasangan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE