Akhir bulan lalu, muncul wacana dari Menko Kemaritiman untuk menjadikan kawasan wisata Taman Nasional Komodo jadi wisata eksklusif. Kelak jika mau datang ke pulau Komodo harus membayar tiket yang cukup mahal, yakni 1000 USD atau sekitar 14 juta rupiah. Hal ini disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan pada akhir September. Meski baru wacana, ide ini mendapatkan penolakan dari pelaku wisata.
Hipwee Travel datang langsung ke Pulau Komodo dengan sailing trip untuk bertemu dengan beberapa pelaku usaha termasuk petugas taman nasional Komodo. Hasilnya, kebanyakan dari mereka takut jika hal itu jadi diterapkan. Tentu wisatawan akan mikir dua kali untuk datang ke tampat wisata yang satu ini.
ADVERTISEMENTS
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan ingin menjadikan Pulau Komodo sebagai Jurassic Park. Nantinya tiket masuknya 14 juta namun ada fasilitas yang lengkap seperti safari di Afrika
“Itu kayak dinosaurus (Jurassic Park) di Komodo, mau dibikin research center. Kita mau atur supaya nggak semrawut. Jadi jangan khawatir enggak dapat kerjaan. Dengan adanya penataan begini, maka nanti penduduk setempat akan lebih sejahtera,” kata Luhut kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).
Wacana kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo menjadi 14 juta rupiah bikin pro kontra di masyarakat. Di satu sisi niatnya baik untuk menata pulau ini jadi wisata eksklusif dengan berbagai fasilitas yang ada. Namun di sisi lain, hal ini bisa bikin wisatawan asing enggan datang ke tempat tersebut. Hal ini dikhawatirkan para pelaku usaha wisata bakal mematikan usaha mereka. Bukan tanpa sebab, meski baru muncul wacana, sudah ada beberapa turis yang membatalkan kunjungannya ke Labuan Bajo tahun depan.
Menko Luhut ingin bikin Pulau Komodo serasa Jurassic Park. Untuk masuk ke sana butuh biaya mahal namun fasilitas lengkap dan penginapan nyaman. Ia berujar bahwa Pulau Komodo bisa jadi seperti wisata taman safari di Afrika.
ADVERTISEMENTS
Ketika Hipwee bertemu pelaku usaha, mereka justru menjawab dengan nada kesal. Sebagian dari mereka beranggapan pemerintah hanya berkepentingan mencari duit dan duit saja
Kapten kapal yang saya tumpangi, sebut saja Bang Akbar (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa ide ini hanya dilakukan pemerintah untuk cari uang. Padahal tempat wisatanya cuma gitu-gitu aja tanpa pembenahan yang berarti. Lebih baik ditata dulu fasilitas penunjangnya. Ia khawatir hal ini akan bikin wisatawan asing takut datang ke Labuan Bajo.
Bang Akbar pun menambahkan bahwa wacana ini bisa jadi strategi marketing agar di akhir tahun ini orang berbondong-bondong datang ke Pulau Komodo. Bisa jadi wisatawan mending datang di tahun ini ketika tiket masuknya masih berkisar 100 ribuan ketimbang 14 juta kan?
Senada dengan Bang Akbar, salah satu petugas Taman Nasional Komodo pun nggak mampu memahami wacana kenaikan tiket masuk. Ia menekankan bahwa SDM di sana, terutama ranger, kewalahan dengan tamu yang ada. Butuh upgrade kualitas SDM dan juga tingkatkan fasilitas. Ia menyayangkan pemerintah seolah cuma mau duit dan duit namun tidak menyiapkan infrastruktur yang bikin wisatawan nyaman berlibur ke sana. Ia memberikan tiket ke kami dengan raut wajah kesal mengingat obrolan kami tadi.
So, menurutmu gimana nih baiknya Taman Nasional Komodo?