Sensasi Menginap di Negeri Dongeng Wae Rebo, Flores. Begini Panduan Berlibur ke Sana!

Desa Wae Rebo Flores, Nusa Tenggara Timur

Sudah tahu cerita tentang kebakaran yang menimpa Desa Adat Gurusina di Flores? Akibat kebakaran tersebut dari 33 rumah adat hanya tersisa 7 rumah adat yang selamat. Sedih. Perlu kamu ketahui, selain Gurusina yang terbakar Indonesia masih punya banyak desa adat lain yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya adalah Desa Wae Rebo di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Wae Rebo disebut sebagai salah satu desa terindah di dunia. Banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Wae Rebo untuk merasakan sensasi menginap di desa yang berada pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut tersebut. Wae Rebo seakan nampak seperti negeri dongeng yang terlindung kabut putih. Syahdu. Desa cantik ini dikelilingi dengan pegunungan hijau. Saat malam, kamu bisa melihat ribuan bintang di langit Wae Rebo yang cerah.

Wae Rebo, desa adat di Flores yang dibangun di perbukitan yang letaknya di dalam hutan. Berkunjung ke desa ini seperti datang ke negeri dongeng

Desa Wae Rebo dilihat dari atas bukit via www.dinilint.com

Sekitar beberapa ratus tahun yang lalu nenek moyang orang Wae Rebo naik gunung dan masuk ke dalam hutan untuk membangun desa di sebidang tanah lapang di dalam hutan. Desa itu adalah Wae Rebo. Apabila kamu berkunjung ke Wae Rebo kamu akan merasakan sensasi seperti masuk ke dalam negeri dongeng. Dari kejauhan kamu akan melihat rumah-rumah berbentuk kerucut berwarna gelap yang ditata melingkar dengan rapi.

Sebelum beraktivitas di Desa Wae Rebo kamu wajib ikut upacara adat. Kamu pun sah diterima sebagai saudara bagi masyarakat Wae Rebo.

Mbaru Niang adalah rumah adat Wae Rebo yang berbentuk kerucut via www.dinilint.com

Hal pertama yang wajib kamu lakukan di Wae Rebo adalah mendatangi rumah kepala suku dan minta ijin untuk berkunjung ke Wae Rebo.

Saat memasuki rumah adat terbesar di Wae Rebo yang merupakan rumah kepala suku, kamu akan disambut dengan musik yang berasal dari pukulan gendang. Saat semua tamu sudah duduk melingkar dengan rapi di dalam Mbaru Niang, rumah adat Wae Rebo, kepala suku akan membacakan sebuah kalimat dalam bahasa Manggarai. Upacara adat ini dilaksanakan untuk memohon ijin pada leluhur untuk menerima para tamu menjadi bagian dari masyarakat Wae Rebo.

Apabila kamu sudah ikut dalam upacara adat di Wae Rebo, artinya kamu diterima dan dianggap sebagai saudara oleh masyarakat Wae Rebo. Kamu bebas melakukan berbagai aktivitas di Wae Rebo seperti main bola bersama anak laki-laki, berkunjung ke Taman Baca dan melahap berbagai macam koleksi buku di sana, dan minum kopi Wae Rebo sepuasnya. Kamu perlu tahu bahwa kopi Wae Rebo terkenal sebagai salah satu kopi paling enak di dunia, dan hanya ada di Wae Rebo.

Makan makanan sederhana khas Wae Rebo yang dimasak penuh cinta oleh mama-mama dari Wae Rebo.

Makanan lokal Wae Rebo via www.dinilint.com

Seperti layaknya saudara yang datang dari jauh, mama-mama Desa Wae Rebo siap sedia memasak makanan enak untuk setiap saudara yang datang ke sana. Kamu bisa makan makanan sederhana khas Wae Rebo yang terdiri nasi jagung, sayur labu, dan lauk seperti telur dan ayam. Sesungguhnya bahan-bahan makanan ini dibawa dengan berjalan kaki naik ke bukit oleh masyarakat Wae Rebo. Mereka memanggul bahan-bahan makanan tersebut dari Desa Combo. Desa Combo adalah desa terdekat dari Desa Wae Rebo yang terletak di bawah bukit dan terjangkau oleh kendaraan. Masyarakat Desa Wae Rebo hanya berkebun kopi dan sayuran, sedangkan nasi dan lauk-pauk diangkut dari Desa Combo.

Merasakan tidur di salah satu rumah adat tertua di Indonesia bernama Mbaru Niang adalah pengalaman yang luar biasa yang belum tentu kamu dapatkan di tempat lain

Pagi dan kabut di Wae Rebo via www.dinilint.com

Mbaru Niang adalah rumah adat yang berusia ratusan tahun. Rumah ini dibuat dengan satu kayu besar sebagai penyangga di tengah rumah. Atapnya terbuat dari jenis ilalang kering yang ditata sedemikian rupa sehingga membentuk kerucut. Mbaru Niang mempunyai kontruksi mirip rumah panggung. Satu Mbaru Niang bisa menampung sekitar 35 orang untuk tidur di dalam.

Untuk menginap di Mbaru Niang kamu hanya perlu membawa diri, baju hangat, dan hati yang gembira. Semua peralatan tidur seperti matras, bantal, dan selimut tebal yang bersih sudah tersedia. Kamu juga bisa mandi, bab, dan bak di toilet bersih yang tertutup saat menginap di Wae Rebo. Toilet dan kamar mandi dibangun terpisah dari Mbaru Niang dan terletak di bagian belakang Mbaru Niang. Desa Wae Rebo sudah punya energi listrik yang didapat dari panel tenaga surya. Untuk menginap semalam di Wae Rebo kamu hanya perlu mempersiapkan budget sebesar Rp 325,000.

Banyak pilihan menuju Desa Wae Rebo. Kamu bisa menyewa mobil, berkendara naik motor, atau naik kendaraan umum dari Labuan Bajo.

Angkot dari Ruteng menuju Desa Dintor via www.dinilint.com

Untuk menuju Wae Rebo kamu bisa menggunakan kendaraan umum, yaitu travel dari Labuan Bajo menuju Ruteng kemudian dilanjutkan dengan naik oto (semacam truk yang sudah dimodifikasi dengan menaruh bangku panjang di bak belakang) Ruteng menuju Desa Dintor. Apabila menggunakan travel dan oto kamu harus memastikan jam keberangkatannya. Kurang lebih diperlukan waktu seharian untuk menuju Desa Dintor dari Labuan Bajo. Kalau kamu tidak ingin berlama-lama di perjalanan sebaiknya kamu menyewa mobil lengkap dengan sopirnya untuk mengantarmu menuju Desa Dintor. Kamu memerlukan waktu sekitar 6 jam bermobil dari Labuan Bajo menuju Desa Dintor.

Pilihan lain adalah dengan menyewa motor dan mengendarainya untuk menuju Desa Dintor. Hanya dibutuhkan sekitar 4 jam berkendara dari Labuan Bajo. Dari Desa Dintor kamu tidak punya pilihan lain selain jalan kaki untuk menuju Desa Wae Rebo. Kamu akan melewati jalan setapak yang menanjak di tengah hutan. Tapi apabila sudah sampai di Desa Wae Rebo, semua capek perjalanan akan terbayar karena desa terindah di dunia sudah di depan mata.

Merasakan menginap di Wae Rebo, tidur di dalam rumah adat berusia ratusan tahun, dan berinteraksi dengan warga lokal adalah pengalaman yang tak terlupakan. Banyak orang dari seluruh penjuru dunia sudah datang dan menikmati kehidupan negeri dongeng di desa tercantik di dunia ini. Kamu kapan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis