7 Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus di Berbagai Negara yang Jarang Diketahui Umat Kristen

Dari prosesi relik hingga pesta api, inilah ragam cara tak terduga umat Kristen merayakan Hari Kenaikan di berbagai penjuru dunia.

Jika sebelumnya kita membahas soal cara menghias telur Paskah yang unik dan kreatif, selanjutnya karena umat Kristen merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus yang akan jatuh pada tanggal 29 Mei 2025. Mari kita bahas soal Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus di berbagai negara yang tidak banyak diketahui, bahkan oleh orang kristen sendiri.

Hari Kenaikan, atau Ascension Day, diperingati 40 hari setelah Hari Paskah dan menandai momen ketika Yesus Kristus naik ke surga di hadapan para murid-Nya, seperti yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 1:9-11. Peristiwa ini merupakan bagian penting dari kalender liturgi Kristen dan dirayakan dengan berbagai cara oleh umat kristen di seluruh dunia.

Berikut adalah 7 Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus yang Jarang Diketahui Umat Kristen.

ADVERTISEMENTS

1. Prosesi Darah Kudus di Bruges, Belgia

Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus, prosesi darah kudus di Bruges

Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus Di kota Bruges, Belgia, tergolong unik. Dimana, setiap Hari Kenaikan dirayakan dengan “Procession of the Holy Blood ” atau Prosesi Darah Kudus. Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-13 tepatnya sejak tahun 1304. Lebih dari 1.700 peserta, termasuk anggota “Brotherhood of the Holy Blood mengenakan kostum abad pertengahan dan memerankan kisah-kisah dari Perjanjian Lama, kehidupan Yesus, serta sejarah Bruges. Puncaknya adalah pengangkatan relik yang diyakini sebagai darah Kristus, dibawa dalam prosesi yang diiringi musik dan doa dalam berbagai bahasa untuk menghormati penonton internasional. Prosesi ini bahkan telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

ADVERTISEMENTS

2. Blutritt: Prosesi Berkuda di Weingarten, Jerman

 Perayaan Bluttrit

Tradisi Ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus di Weingarten, Jerman adalah Blutritt atau “Perjalanan Darah”. Tradisi unik ini berlangsung setiap Jumat setelah Hari Kenaikan di Weingarten, sebuah kota kecil di Jerman selatan. Ribuan pria berkuda—mengenakan pakaian hitam dengan syal merah—mengelilingi kota sejauh kurang lebih 30 kilometer sambil membawa relik yang diyakini berisi darah Yesus Kristus. Tradisi ini berakar dari abad ke-11 ketika seorang adipati Bayern bernama Welf IV menerima relik darah suci dari Kaisar Heinrich IV dan membawanya ke Biara Weingarten. Meski reliknya sudah lama ada, prosesi besar seperti yang sekarang dikenal baru berkembang sejak abad ke-16.

Yang menjadikannya sangat istimewa adalah peran utama para penunggang kuda dalam suasana hening dan khidmat, dipimpin oleh seorang imam yang membawa relik suci dalam wadah berbentuk salib emas. Menariknya, hanya laki-laki yang boleh ikut menunggang dalam prosesi ini, dan banyak dari mereka telah melakukannya turun-temurun selama ratusan tahun.

Blutritt bukan hanya menjadi ziarah religius terbesar di dunia yang dilakukan dengan kuda, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya masyarakat Katolik di Jerman. Tradisi ini dianggap membawa berkah dan perlindungan bagi desa dan ladang yang dilalui, serta menjadi simbol komitmen iman yang langka dan luar biasa.

ADVERTISEMENTS

3. Anastenaria: Ritual Berjalan di Atas Api di Yunani dan Bulgaria

Anastenaria

Di beberapa desa kecil di Yunani utara dan bagian selatan Bulgaria, terdapat tradisi ajaib perayaan kenaikan Yesus Kristus yang tergolong kuno dan sangat unik bernama Anastenaria. Tradisi ini dilakukan bertepatan dengan perayaan Hari Kenaikan Yesus Kristus, meskipun akar ritualnya berasal dari kepercayaan pra-Kristen yang kemudian diintegrasikan ke dalam praktik Ortodoks.

Anastenaria melibatkan para peserta yang berjalan tanpa alas kaki di atas bara api yang menyala. Ritual ini bukan sekadar aksi berani, melainkan bagian dari devosi mendalam yang diiringi dengan nyanyian, musik, dan tarian spiritual. Peserta ritual sering kali membawa ikon-ikon suci, seperti gambar Santo Konstantinus dan Santa Helena, yang dipercaya memberikan perlindungan.

Ritual ini dilakukan dalam keadaan trance spiritual yang diyakini membantu peserta terhubung dengan kekuatan ilahi, sekaligus menjadi sarana penyembuhan dan pembaharuan iman. Keunikan dari Anastenaria adalah bagaimana tradisi ini mempertahankan elemen-elemen budaya kuno yang mengakar kuat, meskipun telah berbaur dengan iman Kristen.

Yang menarik, meskipun berbahaya dan jarang ditemukan di perayaan Kristen lain, Anastenaria tetap dilestarikan secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan terhadap Kenaikan Kristus dan manifestasi iman yang sangat khas di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENTS

4. Makan Daging Unggas di Swiss

Makan Daging Unggas di Swiss

Di beberapa daerah pedesaan di Swiss, perayaan Hari Kenaikan Yesus Kristus diwarnai dengan tradisi makan daging unggas, seperti ayam, burung puyuh, atau merpati. Tradisi ini unik karena daging unggas dianggap simbol dari kenaikan ke langit, menggambarkan burung yang terbang tinggi, sejalan dengan makna kenaikan Yesus ke surga.

Masyarakat lokal biasanya mengadakan jamuan makan bersama keluarga dan komunitas dengan hidangan unggas sebagai menu utama. Selain sebagai simbol religius, tradisi ini juga menunjukkan rasa syukur atas hasil panen dan keberkahan yang diterima. Dalam konteks budaya Swiss yang sangat menghargai alam dan hasil bumi, hidangan ini juga menjadi perayaan akan siklus alam yang terus berjalan.

Kebiasaan ini tidak ditemukan di semua wilayah Swiss, melainkan lebih khas di komunitas tertentu yang menjaga tradisi lama yang menggabungkan kepercayaan Kristen dengan kearifan lokal.

ADVERTISEMENTS

5. Festival dan Parade Lokal di Prancis

ADVERTISEMENTS

Festival dan Parade Lokal di Prancis

Di Prancis, perayaan Hari Kenaikan diwarnai dengan festival dan parade yang meriah di berbagai kota dan desa. Festival ini biasanya melibatkan musik tradisional, tarian, serta pasar rakyat yang menjual kerajinan tangan dan makanan khas setempat. Kegiatan ini mengundang partisipasi aktif warga dan wisatawan.

Parade yang digelar sering menampilkan kelompok-kelompok yang mengenakan kostum tradisional, termasuk juga penampilan drama singkat yang menggambarkan kisah kenaikan Yesus. Festival ini tidak hanya menjadi ajang religius tetapi juga perayaan budaya yang memperkuat identitas komunitas.

Salah satu aspek menarik adalah bagaimana parade dan festival ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam melestarikan tradisi dan sekaligus memperkenalkan sejarah keagamaan secara menyenangkan dan edukatif.

6.Vatertag di Jerman: Tradisi Unik di Hari Kenaikan

Vatertag

Di Jerman, Hari Kenaikan Yesus Kristus yang jatuh 40 hari setelah Paskah tidak hanya dirayakan secara religius, tetapi juga dikenal luas sebagai Vatertag, atau Hari Ayah. Tradisi ini termasuk salah satu yang paling unik karena memadukan unsur spiritual dan budaya populer.

Vatertag pertama kali muncul sekitar abad ke-16, dimulai sebagai prosesi doa dan syukur di alam terbuka, biasanya di ladang atau hutan, untuk memohon panen yang baik. Seiring waktu, tradisi ini berubah menjadi perayaan kaum pria, terutama sejak abad ke-18 di wilayah Berlin dan Brandenburg. Para pria akan berjalan bersama dalam kelompok, membawa kereta dorong kecil yang dikenal dengan sebutan bollerwagen. Kereta ini biasanya diisi dengan bir, schnapps, dan makanan ringan.

Perjalanan Vatertag ini sering kali dilakukan sambil menyusuri hutan, taman, atau pedesaan. Selain sebagai bentuk kebersamaan, kegiatan ini juga menjadi simbol kebebasan dari rutinitas harian. Banyak pria menjadikan hari ini sebagai momen istimewa untuk bersosialisasi, tertawa, dan berbagi cerita, sering kali disertai dengan nyanyian tradisional atau musik lokal.

Namun dalam dua dekade terakhir, beberapa kota mulai mengubah cara merayakan Vatertag. Misalnya di Lüneburg, ada gerakan untuk menjadikan Hari Ayah sebagai momen bersama keluarga. Alih-alih minum-minum, para ayah mengajak anak-anak mereka berjalan santai di taman, piknik, atau melakukan kegiatan edukatif bersama. Perubahan ini menunjukkan bahwa nilai keayahan di Jerman semakin berfokus pada kebersamaan keluarga dan peran aktif sebagai figur pendamping anak.

7. Makanan Musiman Di Perancis

Makanan Musiman Perancis

Di Prancis, Hari Kenaikan juga diwarnai dengan tradisi kuliner yang kaya akan makna dan simbolisme. Masyarakat lokal merayakan dengan menikmati hidangan musiman yang melambangkan kelahiran kembali dan kebaruan musim semi, seperti domba muda, asparagus segar, dan salad kentang baru.

Hidangan ini tidak hanya menjadi santapan, tetapi juga bagian penting dari perayaan yang mengikat komunitas dan keluarga bersama-sama. Domba muda, misalnya, dianggap mewakili korban yang suci dan juga melambangkan kebangkitan dan pengorbanan Yesus. Asparagus dan sayuran segar lainnya menandakan kesuburan dan harapan akan kehidupan baru yang dibawa oleh musim semi serta arti kenaikan Yesus ke surga.

Tradisi makan bersama ini berlangsung di rumah-rumah, restoran, dan acara komunitas, membuat Hari Kenaikan menjadi momen tidak hanya religius, tapi juga sosial dan budaya yang hangat. Makanan musiman ini menjadi cara yang unik bagi masyarakat Prancis untuk merayakan iman mereka sekaligus menghargai hasil bumi yang melimpah.

Setiap budaya membawa warna tersendiri dalam merayakan tradisi ajaib Hari Kenaikan Yesus Kristus. Tradisi-tradisi yang telah kita bahas tidak hanya menjadi simbol iman, tetapi juga mencerminkan cara umat Kristen menghayati momen transenden ini dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah kalian pernah mengikuti atau menyaksikan salah satu dari tradisi ajaib perayaan Hari Knaikan Yesus Kristus ini secara langsung? Atau mungkin ada kebiasaan lokal lain di tempat tinggal kalian yang belum banyak diketahui dunia? Sebarkan artikel ini agar semakin banyak umat mengenal kekayaan spiritual Di Hari Kenaikan Yesus!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini