Curhat Para Pengantin di Masa Darurat Corona. Harus Ikhlas Kala Semua Tak Sesuai Rencana

Pernikahan ditunda karena corona

Sebuah virus yang tak kasat mata membuat segala hal pada tahun 2020 ini seakan-akan harus dipaksa berhenti sejenak, termasuk rencana pernikahan. Banyak pengantin yang harus legowo saat pernikahan yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari, mau tidak mau ditunda, diubah, atau bahkan dibatalkan karena adanya pandemi Corona. Demi keamanan bersama, persatuan dua insan pun harus menunggu persebaran virus mereda. Bukan cuma calon pengantin yang kelabakan, KUA sampai wedding organizer pun harus sigap menghadapi situasi darurat yang tak pernah terbayangkan ini.

Advertisement

Bagi beberapa pasangan, hal ini tentu merupakan ujian mengingat acara pernikahan yang sudah dipersiapkan jauh hari harus dirombak di sana-sini. Dari beberapa pasangan yang mesti berjuang, beberapa di antaranya curhat tentang kisah mereka. Semoga saja pandemi ini cepat berlalu ya, sehingga mereka yang ingin mengikat janji suci segera bisa bersatu dalam mahligai pernikahan~

Seorang Project Manager bernama Rista harus merelakan tanggal spesial yang sengaja dipilih karena virus Corona, padahal persiapannya sudah 75%

Pernikahan ditunda | Credit: Photo by Dmitry Zvolskiy from Pexels

Setelah tunangan setahun sebelumnya, Rista dan pasangan berencana menggelar Holy Matrimony dan resepsi tanggal 27 Juni 2020. Tanggal tersebut dipilih karena merupakan tanggal jadian, sekaligus hari ulang tahun Ayahnya. Persiapan yang dilakukan sudah 75% mulai dari venue, dekorasi, dokumentasi sampai MUA sudah lengkap. Bahkan undangan dan baju pengantin pria sudah jadi bulan lalu.

Pasangan ini hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melakukan ‘kanonik’ atau penyelidikan perkawinan bersama Romo/Pastor di gereja tempat menikah. Akan tetapi, karena pandemi Covid-19 belum berakhir sampai akhir bulan April (2020, red), maka pasangan ini memutuskan untuk mengundur pernikahan baik secara Gereja maupun resepsi.

Advertisement

“Kesulitannya adalah mencari tanggal yang tepat untuk diberitahukan ke vendor supaya nggak terkesan maju mundur. Selain itu ada juga kerugian, bukan dalam bentuk materi tapi waktu, tenaga, dan pikiran karena bagaimanapun kami harus menyusun plan kami dari awal lagi.”

Angga hanya tinggal duduk manis menunggu hari-H sebelum pandemi ini mengubah segala rencana, untungnya akad tetap bisa terlaksana

Menyesuaikan diri | Credit: Photo by Natasha Fernandez from Pexels

Seorang karyawan start-up bernama Angga berencana menggelar akad dan resepsi tanggal 11 April 2020 lalu. Karena persiapan sudah dimulai dari akhir tahun 2019, semua sudah selesai, mulai dari vendor venue dan makanan sampai dekorasi. Mulai dari jahit baju pengantin perempuan sampai cetak undangan. Intinya tinggal sebar undangan, duduk manis dan jalan acaranya. Akan tetapi, akhirnya resepsi ditunda, akad minta dimajukan di kantor KUA tempat mendaftar. Hal ini disebabkan selain karena alasan kesehatan, juga ada imbauan dari pemprov DKI ke vendor venue.

Advertisement

Kerugian yang dialami pasangan ini adalah waktu dan tenaga karena semua diurus sendiri dengan bantuan teman tanpa WO. Untungnya proses di KUA tidak terlalu ribet sehingga geser tanggal tidak masalah asal pas dengan jadwal  penghulu. Walau hanya akad namun ada protokol yang mesti dilaksanakan layaknya pakai sarung tangan, masker, dan membawa hand sanitizer sendiri, pun tak boleh lebih dari 10 orang di dalam ruangan.

“Syukurnya, pernikahannya jadi benar-benar intim karena hanya keluarga inti yang datang. Plus, nasi kotak, nggak wajib, tapi yah, ala kadarnya aja. Waktu itu belum puasa soalnya. Ha ha ha”

Jika ada yang bilang jarak hanya angka, mungkin cerita penundaan pernikahan Navira akan membuatnya berpikir dua kali

Sabar adalah koentji | Credit: Photo by Trung Nguyen from Pexels

Navira berencana menggelar pernikahan setelah Idulfitri tahun 2020 lalu. Walau perencanaan belum detail namun sudah ada beberapa vendor yang di-book seperti venue dan katering. Namun karena adanya Covid-19, semua harus rela diundur entah sampai kapan. Pilihan yang dipunya adalah menggelar akad setelah pandemi selesai. Namun, ternyata tetap ada saja kesulitan yang dihadapi.

Posisi hubungan jarak jauh menjadi penghalang nomor satu pada persiapan ini. Sementara Navira berada di Jawa Timur, pasangannya sedang bekerja di Jawa Tengah. Penerapan kebijakan PSBB di Jawa Timur kala itu menyebabkan jika dia mudik maka ia harus melakukan karantina selama 14 hari di Jawa Tengah dan saat kembali harus melakukan karantina kembali di Jawa Timur selama 14 hari. Total waktu untuk karantina sendiri adalah 28 hari padahal cuti yang diberikan hanya 12 hari selama satu tahun. Mau tidak mau pernikahan harus ditunda dan tidak tahu sampai kapan.

Banyak hal yang dikorbankan, banyak juga kerugian yang ditimbulkan. Mungkin calon pengantin bisa lebih semangat dengan romantisasi bahwa untuk bahagia yang paripurna membutuhkan perjuangan yang ekstra. Namun, perasaan sedih yang dirasakan wajar kok terjadi, baru setelahnya mungkin bisa pasrah dan merelakan. Apa pun yang mungkin saat ini sedang kamu hadapi, semoga dimudahkan semua dan tetap semangat ya :’)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE