Dianggap Nakal, Bocah 9 Tahun Tewas di Tangan Dukun. Begini Menyikapi ‘Kenakalan’ Anak dengan Bijak!

Cara menghadapi anak 'nakal'

Baru-baru ini viral kasus Aisyah, anak berusia 7 tahun yang meninggal karena dirukyah oleh tetangganya. Mirisnya, orangtua Aisyah sendiri yang meminta anaknya dirukyah karena sangat nakal dan diduga kerasukan genderuwo. Jasad Aisyah ditemukan berbaring di dalam kamarnya dengan kondisi seperti mummy, tinggal tersisa kulit dan tulang. Menurut penuturan orangtuanya, Aisyah sudah terbujur kaku selama 4 bulan menjalani rukyah dan akan bangun setelah prosesnya selesai. Kasus Aisyah ini ramai dibicarakan publik. Pasalnya Aisyah ditenggelamkan di dalam bak hingga meninggal dunia untuk menjalani proses rukyah tersebut.

Advertisement

Dari kasus Aisyah, adakah pelajaran berharga yang bisa Moms dan Dads ambil? Bagaimana pun, momok anak ‘nakal’ selalu menghantui para orang tua. Nah, sudahkah Moms memahami kondisi di balik anak ‘nakal’? Apakah ada anak yang nakal? Atau jangan-jangan orang tua yang kurang sabar dan nggak bisa memahami kondisi anak! Yuk Moms, kita jadikan kasus Aisyah sebagai pelajaran berharga dengan lebih memahami kondisi anak dan mengetahui cara menghadapi anak yang katanya ‘nakal’!

Sebelum mengecap anak ‘nakal’ pahami dulu, apakah kebutuhan dasar seperti pangan, kasih sayang, stimulasi dan kesejahteraan psikologisnya terpenuhi?

Cek kebutuhan dasar anak! | Photo by Alex Green via www.pexels.com

Memastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi adalah kewajiban setiap orangtua. Jika kebutuhan dasar nggak terpenuhi,  anak akan kewalahan dalam melalui tahap perkembangannya. Dilansir dari Psychology Today , setidaknya ada beberapa penyebab anak terlihat nakal yang disebabkan kurangnya perhatian orangtua terhadap kebutuhan dasarnya. Misalnya, kelelahan luar biasa atau marah karena lapar. Hal ini sering menyebabkan anak rewel bahkan tantrum tanpa mengenal tempat.

Kebutuhan stimulasi perkembangan misalnya bimbingan, pendampingan dan perhatian orangtua, juga penting untuk membentuk karakter anak . Jika hal ini nggak bisa dipenuhi jangan salahkan anak yang bertigkah semaunya karena ingin diperhatikan orangtua. Selain itu, kebutuhan kesejahteraan psikologis juga penting. Anak butuh rasa aman, kasih sayang, pengakuan, pujian, nasihat dan perhatian orang tua untuk membantu perkembangan mentalnya dengan baik.

Advertisement

Di balik perilaku anak yang dicap ‘nakal’, sebenarnya anak sedang belajar mengeksplorasi keinginannya, mengasah kreativitas dan menuruti rasa ingin tahu yang dalam

Bukan nakal, hanya saja imajinasinya banyak, rasa ingin tahunya tinggi | Photo by jonas Mohamadi via www.pexels.com

Dilansir dari Detik Health , dr Ahmad Suryawan dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr, Soetomo Surabaya, mengatakan bahwa anak memiliki tahap perkembangan di mana otak depannya mengalami perkembangan pesat. Dalam tahap ini, anak memiliki imajinasi yang tinggi, diikuti dengan rasa ingin tahu dan kretaivitas yang tinggi pula. Nah, ketika Moms menganggap anak nakal, berarti sebenarnya dia sedang dalam tahap perkembangan yang normal.

Jika mendapati kondisi anak yang sulit diatur atau semaunya sendiri, Moms perlu tahu alasan anak bersikap demikian. Coba Moms tanyakan pada anak apa keinginannya dan bicarakan dengan baik jika keinginan anak dirasa nggak masuk akal atau membahayakan. Sebab, kadang anak memang kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya, jadi Moms harus sabar dan bijak untuk menanyakan kondisi anak. Memarahi, mengecap anak nakal, bahkan memukul justru membuat anak semakin sulit mengungkapkan keinginan atau alasan dibalik sikapnya.

Moms perlu memahami gangguan psikologis tertentu yang bisa melatarbelakangi anak dicap ‘nakal’ karena kesulitan mengendalikan dirinya sendiri

Advertisement

Gangguan psikologis | Photo by Victoria Borodinova via www.pexels.com

Dilansir dari Pop Mama , Psikolog Alexandra Grabriella, M.Psi menuturkan bahwa perilaku anak yang dicap nakal sebenarnya perilaku yang wajar karena sesuai dengan tahap perkembangannya. Namun, ada kondisi psikologis tertentu yang bisa memicu perilaku nakal pada anak. Kondisi ini merupakan kondisi spesial yang nggak terjadi pada setiap anak.

Perlu diketahui bahwa anak dengan gangguan psikologis seperti Attention Defixit Hyperactivity Disorder (ADHD) sangat kesulitan memusatkan perhatian, sangat aktif dan nggak memiliki rasa lelah. Selain itu ada Autistic Spectrum Disorder (ASD), Sensory Processing Disorder (SPD), Separation Anxiety Disorder (SAD), dan Gifted Child (GC). Kelima kondisi ini, perlu Moms pahami dari gejala dan perilaku yang muncul, sehingga bisa memberikan penangan yang tepat.

Setelah memahami kondisi anak dengan baik, Moms juga perlu memahami bagaimana cara menghadapi anak yang dianggap ‘nakal’

Sabar ya Moms, maklum anak-anak~ | Photo by Didesain via id.depositphotos.com

  • Jangan melabeli atau mengecap “anak nakal” di depan anak. Hal ini bisa membuat anak merasa gagal dalam usaha ekplorasinya. Daripada mengecap anak nakal, lebih baik Moms mendampingin anak untuk mengarahkannya jika anak melakukan kesalahan.
  • Jangan menyindir, membentak, bahkan memukul anak jika melakukan kesalahan. Hal ini akan melukai mental anak. Lebih baik Moms, menasihati dan memberi pengertian dengan cara perlahan supaya lebih mudah dipahami anak
  • Terapkan aturan yang tegas dan tetap menghagai hak anak. Aturan ini bisa dibuat berdasarkan kesepakatan dengan anak.
  • Beri sanksi yang mendidik jika anak melakukan kesalahan. Beri apresiasi jika anak melakukan pencapaian
  • Beri contoh perilaku yang baik pada anak, sebelum menyuruh anak untuk berperilaku baik

Nah, setelah memahami alasan-alasan dibalik perilaku anak yang sering dianggap nakal, semoga kita para orangtua bisa lebih sabar dalam menghadapi kejutan-kejutan dari tingkah anak, ya! Semoga kasus Aisyah nggak terulang lagi pada anak-anak yang lain.

Ada pendapat bahwa nggak ada anak yang nakal, adanya anak yang aktif tapi kurang perhatian dan orangtuanya yang kurang sabar. Apakah Moms setuju?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE