Mengenal Psikosis Postpartum, Depresi Pasca Melahirkan yang Tak Boleh Dianggap Remeh

Depresi psikosis postpartum

Melahirkan menjadi proses yang tak terlupakan bagi setiap Moms. Bagaimana tidak, selain bahagia bertemu dengan buah hati yang telah dikandung selama kurang lebih 9 bulan, di momen ini juga segala perjuangan akan terasa terbayarkan usai melihat wajah si kecil hadir di dunia.

Advertisement

Meski demikian, dalam prosesnya tentu tak semudah yang diucapkan. Bahkan pasca melahirkan seorang ibu akan sangat rentan terserang rasa depresi. Tidak sedikit jika penanganannya tak tepat justru akan berimbas pada perkembangan buah hati. Untuk itu perlu banget Moms dan Dads mengenal macam depresi pasca melahirkan. Salah satunya ialah psikosis postpartum. Berikut ini detailnya, Hipwee YoungMom akan paparkan untuk Moms!

Beda dengan baby blues dan postpartum depression, psikosis postpartum termasuk gangguan kesehatan mental yang tergolong lebih berat

Depresi psikosis postpartum lebih berat | Credit: Ben White via unsplash.com

Postpartum psikosis merupakan salah satu ganguan mental serius yang biasanya terjadi beberapa minggu usai melahirkan. Meski jarang terjadi, depresi ini bisa muncul tiba-tiba dalam kurun waktu 3 sampai 4 bulan pasca melahirkan. Depresi ini mampu terjadi pada persalinan pertama dan bisa terulang lagi di anak kedua.

Pada dasarnya psikosis postpartum berarti kehilangan kemampuan untuk membedakan antara apa yang nyata dan tidak nyata. Kejadian ini bisa sangat menakutkan, terutama untuk Moms yang belum pernah mengalaminya. Umumnya perbedaan psikosis postpartum dengan baby blues terletak pada durasi yang lebih lama.

Advertisement

Lantas banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya apa penyebab dari rasa depresi psikosis postopartum ya? Nah, hal ini bisa menjadi indikasinya, Moms

Gejala psikosis postpartum | Credit: Yuris Alhumaydy via unsplash.com

Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab ibu mengalami psikosis postpartum, diantaranya:

  • Penurunan kadar estrogen atau progesteron secara drastis
  • Perubahan kadar kortisol dalam darah
  • Stres fisik yang ekstrem pasca melahirkan, terutama jika Moms mengalami kondisi medis lainnya
  • Perempuan degan riwayat keluarga yang pernah mengalami postpartum psikosis atau gangguan bipolar dengan risiko yang tinggi
  • Hingga kurang tidur dalam skala ekstrem pada periode awal usai kelahiran bayi.

Ada beberapa gejala yang menyertai gangguan psikosis postpartum, salah satunya insomnia parah hingga halusinasi

Halusinasi merupakan salah satu gejala | Credit: Megan te Boekhorst via unsplash.com

Insomnia parah, perubahan mood yang cepat, gelisah, delusi dan halusinasi menjadi gejala depresi psikosis postpartum. Selain itu Moms bisa merasa bingung dan linglung untuk mengidentifikasi diri, waktu dan sulit mengenali orang lain. Tindakan justru diperparah ketika Moms merasa tak dapat mengendalikan diri sendiri seperti biasanya, seolah ada orang lain yang mengendalikan tindakan dan pikiran. Ditambah muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan buah hati.

Advertisement

Jika sudah mengalami gejala di atas, jangan lantas didiamkan. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapat penanganan khusus

Segera periksakan ke dokter | Credit: Zach Vessels via unsplash.com

Perlu ditekankan bahwa psikosis postpartum merupakan gangguan psikologi yang darurat. Pengidapnya akan merasa berduka, takut hingga bingung sepanjang prosesnya. Apabila Moms merasakan gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan khusus, ya.

Umumnya dokter akan memberikan obat-obatan antipsikotik atau antidepresan. Tentu saja obat-obatan tersebut harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter atau psikiater. Selain obat-obatan, electro therapy (ECT) juga diperlukan agar pasien tetap bisa menyusui buah hati. Jika memag sudah parah dan diperlukan, pasien mungkin akan dirawat beberapa waktu di rumah sakit.

Dalam situasi seperti ini, orang terdekat sangat mempunyai peran penting untuk meredakan gelaja secara perlahan. Sebisa mungkin selalu berikan dukungan kepada Moms

Pentingnya dukungan dari keluarga | Credit: Jonathan Borba via unsplash.com

Selain memastikan Moms konsumsi obat sesuai resep dokter, angota keluarga juga harus sering memantau perkembangan dari pasien. Sebab itu penting untuk berkonsultasi juga dengan psikolog atau psikiater Moms mengenai bagaimana cara terbaik semoga situasinya segera pulih.

Seorang wanita perlu menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan dan tak memaksakan diri untuk menjadi ibu yang sempurna. Di samping dukungan dari pasangan dan keluarga. Orang sekitar pun bisa membantunya menghadapi perubahan yang akan terjadi setelah memiliki ank.

Itulah informasi mengenai psikosis postpartum yang perlu Moms ketahui. Apabila setelah melahirkan Moms mulai menglami gejala-gejala yang telah dipaparkan di atas, jangan ragu untuk segera bertanya dan mencari bantuan profesional. Semangat dan bahagia selalu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE