Nggak Cuma Indonesia, Kontingen dari 4 Negara Ini Juga Merasa Dirugikan di Ajang SEA Games 2017

Meski belum ada seminggu dihelat, pelaksanaan SEA Games 2017 terus menjadi sorotan semenjak insiden bendera Indonesia terbalik kemarin mendapat kritikan pedas. Malaysia selaku tuan rumah pesta olahraga dua tahunan tersebut dinilai belum siap karena banyaknya kesalahan yang dilakukan. Kejadian salah bendera yang bikin heboh kemarin, ternyata nggak hanya dialami Indonesia saja tapi juga Brunei dan Thailand.

Advertisement

Saat laga renang indah nomor Duet Technical Routine di Aquatic Centre, Bukit Jalil kemarin, Brunei harus menerima fakta bahwa panitia salah memasang bendera negaranya pada papan skor digital. Bendera yang terpampang justru bendera angkatan bersenjata kesultanan Brunei. Memang, sekilas tampak mirip, tapi kesalahan itu tetap dinilai fatal.

Kesalahan bendera ternyata tidak hanya dialami Indonesia via Hipwee

Thailand juga merasakan hal yang sama. Pada buku suvenir cinderamata kontroversial itu juga memuat kesalahan di bendera Thailand yang tertukar dengan bendera Indonesia, tepatnya di halaman yang memuat juara SEA Games dari waktu ke waktu. Disana tertulis Indonesia sebagai juara I SEA Games 2011, tapi dengan bendera Thailand. Begitupun sebaliknya, Thailand di posisi II dengan bendera Indonesia yang terpampang.

Bendera yang tertukar… via says.com

Setelah ditelisik, nyatanya masalah yang muncul nggak cuma soal bendera. Sederet insiden ini dinilai lebih buruk dan bisa berdampak langsung pada konsentrasi dan mental para pemain. Simak deh ulasan Hipwee News & Feature kali ini!

Advertisement

Myanmar juga turut merasa dirugikan dengan kinerja panitia pelaksana SEA Games 2017. Salah satunya karena tidak tersedianya sopir seusai pertandingan

Tim Myanmar terlantar via www.channelnewsasia.com

Insiden ini dialami tim sepak bola wanita Myanmar seusai menaklukkan si tuan rumah Malaysia dengan skor 5-o, pada 4 hari lalu. Setelah pertandingan selesai, rombongan tim Myanmar justru nggak bisa menemukan sopir yang membawa bus mereka. Kabarnya saat pertandingan masih berlangsung, si sopir ditangkap polisi karena kasus pencurian. Ironisnya, nggak ada yang meneruskan kabar tersebut pada perwakilan tim. Akibatnya mereka harus menunggu selama lebih dari 2 jam, tanpa kepastian. Padahal kondisi mereka saat itu sudah lelah dan lapar.

Nggak cuma itu, usut punya usut, ternyata sopir mereka nggak punya SIM! Jelas sebuah pertanyaan besar muncul, kenapa bisa panitia SEA Games merekrut sopir para atlet yang jelas-jelas nggak punya surat izin mengemudi?

Kekecewaan Myanmar nggak cuma sampai di situ. Saat laga sepak bola melawan Laos, pendukung Myanmar hanya disediakan 500 tiket! Padahal kapasitas stadion mencapai 6000 kursi

Advertisement

Para fans nggak bisa masuk via m.malaysiakini.com

Kali ini kemarahan datang dari para pendukung tim sepak bola Myanmar. Mereka harus mengalami kejadian mengecewakan saat akan menonton pertandingan tim nasionalnya sendiri melawan Laos di Stadion UiTM, Shah Alam. Bukannya memberikan slot kursi lebih untuk pendukung Myanmar, pihak panitia justru membatasinya dengan hanya menjual 500 tiket!

Ini jelas nggak adil, mengingat kapasitas stadion itu mencapai 6000 kursi. Ini membuat kursi-kursi penonton banyak yang kosong. Lebih sedihnya lagi, di luar stadion pun nggak disediakan LCD atau layar besar. Alhasil, para pendukung terpaksa berada di luar stadion dan menunggu update-nya dari penonton yang beruntung bisa masuk ke dalam. Kabarnya, mereka baru boleh masuk ketika waktu pertandingan tersisa 10 menit!

Tim futsal Thailand ikut merugi karena nggak ada bus yang mengangkut mereka ke lokasi latihan

Nggak ada bus tersedia via www.hipwee.com

Bagi setiap panitia perhelatan olahraga, sudah jadi kewajiban buat mereka untuk menyediakan transportasi untuk para atlet yang ikut berlaga. Tapi hal ini nyatanya nggak bisa terpenuhi saat tim futsal Thailand akan berangkat menuju lokasi latihan. Nggak ada bus yang bisa membawa mereka ke venue. Pada akhirnya, rombongan tim harus naik taksi dengan uang pribadi. Nggak sampai di situ saja, ternyata venue yang mereka gunakan juga salah!

Giliran Vietnam. Sebelum pertandingan, penjaga gawang tim sepak bola putri Vietnam harus nyasar dulu karena polisi Malaysia salah mengantarnya

Penjaga gawang tim sepak bola putri Vietnam via tuoitrenews.vn

Kejadian ini dialami penjaga gawang dari tim sepak bola putri Vietnam sebelum menghadapi pertandingan melawan Filipina. Saat itu dirinya meminta pihak kepolisian Malaysia untuk mengantarnya ke stadion tempat berlangsungnya laga tersebut. Tapi nahas, polisi itu justru mengantarnya ke hotel! Kesalahan ini membuat penjaga gawang itu sampai di lokasi tepat 15 menit sebelum pertandingan dimulai. Dirinya bahkan sampai nggak sempat pemanasan! Bisa dibayangkan gimana panik dan down-nya mental pemain itu…

Banyak media Malaysia yang dinilai ‘pelit’ karena beberapa kali terlambat update hasil pertandingan. Sebaliknya, media akan gercep kalau memberitakan timnya yang menang medali

Media yang meliput pertandingan via www.photorepetto.com

Bagi pecinta olahraga yang kebetulan berada di luar Malaysia, seperti halnya Indonesia, perkembangan mengenai skor atau apapun soal pertandingan jadi hal yang penting. Media-media di Malaysia seharusnya mampu menjadi medium bagi mereka agar tetap update berita soal tim kesayangannya. Tapi nyatanya banyak media dari negeri Jiran itu yang dinilai lambat dalam menyajikan informasi aktual soal SEA Games 2017. Sebaliknya, media-media dari negara lain seperti Myanmar, Vietnam, dan Indonesia harus datang untuk liputan secara langsung.

Kalau diperhatikan, nggak sedikit orang yang kemudian menyimpulkan bahwa Malaysia memang ‘dendam’ sama Indonesia setelah beberapa insiden yang mengecewakan pihak Indonesia kemarin. Tapi kalau lihat beberapa kasus serupa di atas, mungkin bisa dikatakan bahwa memang panitia SEA Games 2017 kali ini belum benar-benar siap..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE